238 WNI Dijemput Komisi IX di Bandara Halim

0
691
NTTsatu.com – KUPANG — Pemulangan 238 WNI dari Wuhan, China lantaran virus corona melanda negeri itu terlaksana. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena bersama anggota komisi menjemput langsung dari tangga pesawat di Halim Perdana Kusuma Jakarta Minggu (16/2/2020).
Sebelumnya para WNI tersebut ini jemput dari Wuhan oleh tim dan menjaiani masa observasi selama 14 hari di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Sebelumnya, Kamis 13 Februari Melki bersama 11 anggota komisi lainnya berkunjung dan nginap di Natuna untuk memastikan penanganan 238 WNI eks Wuhan dan tim penjemput dilakukan sesuai aturan dan protokol WHO.

“ Kemarin saya bersama teman – teman anggota Komisi IX juga perwakilan Pemda dan keluarga dari masing – masing WNI eks Wuhan termasuk Gubernur Kalimantan Timur Pak Isran Noor, pejabat pemda lainnya serta pejabat TNI Polri, kami jemput mereka di tangga pesawat,” ujar Melki Laka Lena yang dihubungi dari Kupang Minggu (16/2/2020).

Ketua Partai Golkar NTT ini menggambarkan, suasana riang gembira, juga wajah berseri, para WNI eks Wuhan tidak sabar lagi untuk bertemu keluarganya.

“ Kami jabatan tangan dan pelukan dengan mereka dengan suka cita,” ujar Melki.

Rombongan Komisi IX yang ikut ke Halim kemarin Sri Rahayu, Kurniasih, Nur Yasin, Darul Siska, Meliyana, Aliyah, lanjutnya.

Menurutnya, Menteri Kesehatan dokter Terawan dan perwakilan WHO di Indonesia dokter Navaratnasamy berada pada rombongan pertama bersama para WNI eks Wuhan di Natuna dengan menggunakan pesawat Boeing milik TNI Angkatan Udara.

Kementerian Kesehatan melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Achmad Yurianto, mengatakan observasi WNI dari Wuhan yang di Natuna, berakhir pada tanggal 15 Februari 2020 pukul 12.00 setelah itu akan dibawa ke Jakarta selanjutnya dipulangkan ke keluarganya masing – masing.

” Sesuai jadwal jam 7 pagi dari Jakarta menuju Natuna akan berangkat 3 pesawat TNI AU, terdiri dari 2 boeing 737 dan 1 Hercules. Ini adalah sejumlah pesawat yang sama pada waktu menjemput mereka dari Batam ke Natuna,” katanya.

Warga yang diobservasi sebagian besar adalah mahasiswa dari 30 provinsi yang terdiri dari 158 orang, Laki-laki 80 orang perempuan dengan usia termuda 5 tahun dan usia tertua 64 tahun, beserta tim KBRI 5 orang, Tim penjemput 24 orang, dan crew Batik Air 18 orang.

” Data yang kami miliki saudara-saudara kita yang sebagian besar mahasiswa itu berasal dari 30 provinsi sebarannya paling banyak adalah Jawa Timur 68 orang, Lampung 1 orang, Jakarta 12 orang, Aceh 13 orang, Papua 8 orang, Papua Barat 6 orang, dan seterusnya,” ucap dr. Yuri.

Pemerintah juga akan menyerahkan cru PT Lion yang menjemput WNI ke Wuhan dan menjalani masa observasi selama 14 hari.

” Ini yang akan dilakukan dalam mengakhiri masa observasi. Selanjutnya hanggar yang digunakan sebagai tempat observasi akan dilakukan desinfeksi,” ujar Yuri.

Melki Laka Lena berpesan semua pihak khususnya keluarga dan masyarakat sekitar bisa menerima kembali semua saudara – saudari kita yang selesai observasi di Natuna karena mereka semua dipastikan sehat dan siap kembali menjalani kehidupan normal seperti sediakala.

Untuk proses kembalinya mereka ke Wuhan tentu masih perhitungkan situasi di Wuhan dan pemerintah pusat melalui Menko PMK sudah berkomitmen membantu mahasiswa mahasiswi yang akan kembali berkuliah ke Wuhan setelah situasi di Wuhan sudah pulih kembali.

Kebersamaan dan sinergi berbagai pihak dalam penanganan penularan virus Covid 19 menunjukkan kemampuan bangsa Indonesia di mata internasional.

Gerak cepat dan terukur Deplu melalui Kedubes RI di China, Kemenkes, TNI Polri, BNPB, Pemda dan berbagai kelompok di Natuna serta berbagai pihak lainnya berhasil mencegah dan mendeteksi penularan virus Covid 19 melalui masa observasi benar benar tidak terjadi.

” Sampai saat ini berbagai kasus dugaan se Indonesia juga dipastikan negatif oleh serangkaian uji oleh Kemenkes. Kedepan pengalaman ini menjadi contoh yang baik untuk penanganan kasus sejenis,” ujar Melki.(*/bp/tim)

Komentar ANDA?