Aba Putera Adonara Alumni STIKOM Bali Lulus CPNS Nasional

0
1103

Marselus Abdullah Lamablawa, S.Kom atau akrab dipanggil Aba patut bersyukur sekaligus bangga. Betapa tidak, dia adalah satu-satunya pelamar yang dinyatakan lulus menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada kantor Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan NTT. Pasalnya, para pelamar mencapai 10.000 lebih. “Tentu saya sangat bersyukur sekaligus bangga,” ujarnya. Berikut penuturan Aba.

Kita tidak pernah tahu kapan kesempatan untuk kita itu datang. Ambil semua kesempatan yang ada dan jangan pernah biarkan satu kesempatan pun berlalu begitu saja.  Karena mungkin salah satu dari sekian banyak kesempatan yang ada itu  adalah milik Anda.

Awal tahun 2015 ada pembukaan tes CPNS di semua kementerian, lembaga dan badan pemerintahan baik di pusat maupun pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Waktu itu saya sudah bekerja selama dua tahun di Darmawan Silver Bali, sebuah perusahaan kerajinan perak untuk pasar luar negeri.

BKKBN, salah satu badan pemerintahan yang ikut dalam bursa pengadaan  CPNS  waktu itu. Ada formasi satu (1) orang untuk pranata komputer  dengan pilihan penempatan di kantor  BKKBN Perwakilan NTT. Saya melengkapi semua persyaratan dan mendaftar secara online.

Tahap pertama yaitu tahap seleksi administrasi. Dari sekitar 10.000-an pelamar yang datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, hanya 5.000-an pelamar yang lolos seleksi administrasi.

Tahap kedua tes kemampuan dasar (TKD) yang diadakan di Kantor Regional II BKN Jl.Letjen S. Parman 6 Surabaya. Dari 5.000-an pelamar tadi, yang dinyatakan lulus TKD hanya 1.500-an pelamar.

Tahap ketiga atau tahap terakhir adalah tes kemampuan bidang (TKB) dan wawancara. Yang diadakan di BKKBN Perwakilan Provinsi NTT Jl.S.K. Lerik, Kelapa Lima, Kupang.  Hasilnya, hanya 168 orang diterima dan dinyatakan sebagai CPNS di lingkungan BKKBN. Saya adalah satu-satunya peserta yang dinyatakan lulus untuk formasi pranata komputer pada kantor BKKBN Perwakilan NTT. Tentunya saya bersyukur bercampur bangga. Lebih membanggakan lagi, saya adalah salah seorang alumni STIKOM Bali yang mampu memenangkan persaingan di tingkat nasional”.

*****

Aba bergabung dengan STIKOM Bali mengambil program studi Sistem Komputer setelah lulus dari program Diploma-2 pada Lembaga Pendidikan Bali Asia (LPBA) Denpasar-STIKOM Bali Group-tahun 2009.

Hebatnya lagi, meski belum tamat, tahun 2011 dia mendapat tawaran bekerja pada NK Jewerly sebagai grapich design. Meski sibuk bekerja  tak menggangu studinya. Terbukti, tahun 2012 dia tamat dari STIKOM Bali.

Lalu berbekal ijazah sarjana komputer plus kemampuan presentasi dan komunikasi,  aplikasi dan program komputer (Microsoft Office, Adobe PhotoShop dan Corel Draw),  kemampuan berinternet (browshing, blogging dan web developing) dan fotografi, Aba mendapat tawaran pekerjaan pada Darmawan Silver sebagai grapich design, tahun 20012 – 2015.

Meski memiliki penghasilan lumayan besar,   tidak membuatnya puas diri.  Karena itu begitu  informasi di internet ada test CPNS  BKKBN, dia ikut melamar.  Hasilnya, seperti cerita di atas.

Ada cerita menarik ketika dia mengikuti test di Surabaya. Sebelum berangkat mengikuti test, Aba mengirim pesan pendek kepada pamannya, menggunakan bahasa daerah Lamaholot. “Nana go koon ata mai tubak belo kae na”. Kurang lebih artinya begini: “paman, saya berangkat berperang sekarang”.

Jawaban sang paman makin menguatkan mentalnya. “Pana…., nenek moyang moen pia tobo mete rian kotek,” balas pamannya. Artinya, ”jalanlah…, nenek moyangmu di sini sedang duduk menunggu kamu pulang bawa potongan kepala musuh”.

Bagi masyarakat Lamaholot,  komunikasi melalui short message system antara  Aba dengan pamannya tadi memiliki makna yang sangat dalam karena mengandung nilai magis.

Seperti halnya dalam budaya Lamaholot manakala mereka turun di  medan pertempuran dalam arti sesungguhnya, yakni perang. Dan kemenangan  bukan sekedar cerita melainkan dengan bukti fisik, yakni membawa potongan kepala musuh masuk ke dalam rumah adat.

Putra tunggal dari pasangan Agustinus Ulumado Lamablawa dan Agnes Tena Pulo ini sadar, mengikuti test di Surabaya dengan peserta ribuan orang yang datang dari seluruh Indonesia bukanlah perkara gampang. Meski secara akademik, IPK-nya mencapai 3,2 dia tetap membutuhkan kekuatan leluhurnya saat turun di medan laga alias mengikuti tes yang sangat menentukan masa depannya.

“Saya pantas  berterima kasih kepada STIKOM Bali dan LPBA yang telah mendidik saya hingga seperti sekarang ini,” kata lelaki berkulit hitam kelahiran Sumba Barat Daya, 30 Oktober 1987, yang baru saja mempersunting Natalina Rosita di Kupang, 8 Februari 2016. (Rahman Sabon Nama)

====

Foto: Aba bersama istrinya, Natalina Rosita

Komentar ANDA?