NTTsatu.com – BAJAWA – Para pedagang di Pasar Bobou kelurahan Fao Bata, Kecamatan Bajawa, kabupaten Ngada mengeluhkan kondisi pasar yang sepih dari pembeli. Penghasilan mereka jauh berkurang sejak dipindahkan secara paksa dari pasar di Kota Bajawa setahun silam.
Fabianus Laja seorang pedagang mengeluhkan kondisi ini ketika calon Wakil gubernur NTT, Josef Nae Soi mengunjungi pasar Bobou, Selasa, 17 April 2018 pagi.
“Pasar ini sangat sepih sejak beberapa bulan lalu. Penghasilan kami sangat berkurang jika dibandingkan ketika kami masih di pasar Inpres Bajawa,” kata Fabianus Laja.
Laja menjelaskan, banyak pedagang sudah meninggalkan pasar ini karena sepih dari pengunjung. Para penjual terutama dari luar Bajawa seperti dari Jawa, Padang dan Makasar sudah keluar dan tinggalkan los-los pasar yang mereka tempati selama ini.
Menurutnya, pasar ini hanya ramai tidak lebih dari tiga bulan disaat pemerintah mengoperasikan kendaraan ke pasar ini, setelah itu sepih hingga saat ini.
“Masa hanya untuk datang beli sayur seharga Rp 5000 orang harus keluarkan biaya ojek sebesar Rp 10.000, PP. Inikan namanya menyusahkan rakyat,” kata Laja dan dibenarkan sejumlah pedagang lainnya.
Terhadap keluhan para pedagang ini, cawagub NTT, Yosef Nae Soi menegaskan masalah ini menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten Ngada. Karena itu masalah ini akan disampaikannya kepada Wakil Bupati Ngada yang kini menjadi Pejabat Sementara Bupati Ngada pasca bupati terjerat masalah hukum dengan KPK.
“Masalah ini menjadi urusan pemkab Ngada. Saya akan sampaikan masalah ibu kepada wakil bupati Ngada agar secepatnya mencari solusi terbaik. Kondisi ini harus segera diatasi secepatnya, ” kata Nae Soi.
Pantauan media ini, pasar ini memang sangat sepih. Banyak los pasar tertutup karena ditinggalkan pemiliknya. Pasar nampak sangat sepih, hanya ada beberapa pembeli yang datang menggunakan kendaraan pribadi sementara tukang ojek hanya duduk-duduk saja di atas kendaraan mereka. (bp)
Foto: Kondisi pasar Bobou di kelurahan Fao Bata kecamatan Bajawa yang sepih.
