Belajar Bahasa Semakin Mudah

0
1187

Oleh: Hanna Suteja, S. Pd., M. Hum.

 

DI ERA globalisasi terdapat jarak di antara benua dan negara yang dahulu dirasa sangat jauh dan terbentang luas, bahkan tidak terjangkau, saat ini sudah tidak menjadi masalah lagi. Dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat, manusia bepergian dari satu negara ke negara lainnya dalam hitungan jam.

Bukan hanya itu saja. Kini kita dapat bertegur sapa dan berdiskusi dengan bertatap muka dengan teman dan saudara kita yang tinggal jauh di benua dan negara lain; rekan bisnis misalnya, dapat mengadakan rapat secara langsung; para akademisi atau ilmuwan dapat bertukar gagasan melalui berbagai sarana online.

Hal seperti ini, tentu tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Perubahan ini mau tidak mau harus diterima dan dimanfaatkan untuk kemajuan kehidupan manusia.
Berhadapan dengan digitalisasi dan berbagai media online yang semakin berkembang, hampir semua orang dapat terhubung satu sama lain dengan mudah pada saat yang sama.

Media online juga sudah masuk ke berbagai ranah kehidupan masyarakat Indonesia. Di era media baru atau revolusi industri 4.0 banyak bisnis dijalankan secara online; masyarakat dapat mengakses transportasi, memesan makanan dan membeli kebutuhan lainnya secara online. Teknologi digitalisasi yang semakin berkembang dengan mengubah tulisan cetak dan audio/video dalam bentuk digital sehingga lebih mudah dan cepat diakses dari manapun dan oleh siapa pun.

Generasi milenial khususnya lebih suka mencari informasi, belajar, bekerja, dan berekreasi dengan media digital dan aplikasi online yang saat ini makin marak dan berkembang. Sedangkan generasi tua yang tergolong dalam imigran digital mau tidak mau perlu mengubah pola pikir mereka agar mampu mengikuti perkembangan dan dapat menarik manfaat dari apa yang tersedia di berbagai media online.

Bagaimana dengan pembelajaran bahasa, secara khusus bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia? Kita tidak dapat memungkiri peranan penguasaan bahasa Inggris bagi khalayak luas seperti para pelajar, mahasiswa, akademisi dan pelaku bisnis serta pemerintah, sangatlah krusial. Dengan adanya globalisasi dan perkembangan di media online, kemampuan berbahasa Inggris yang baik diperlukan untuk dapat saling berkomunikasi dengan bahasa yang bisa dimengerti secara luas.

Dalam hal ini, bahasa Inggris masih menjadi bahasa internasional yang sampai saat ini digunakan di banyak tempat di dunia, sehingga dengan penguasaan bahasa Inggris yang baik, kita dapat berkomunikasi secara global. Mengingat kebutuhan tersebut, banyak orang ingin belajar bahasa Inggris namun pertanyaan yang sering terlontar adalah bagaimana belajar bahasa Inggris dengan cepat dan efektif? Buku atau sarana apa yang harus digunakan?

Bagaimana dengan mereka yang tinggal di daerah dan memiliki keterbatasan akses dan dana untuk mendapatkan buku-buku, audio atau video pembelajaran bahasa Inggris yang bermutu? Dengan kemajuan teknologi digital, aplikasi dan media online, jika semua sarana ini dapat digunakan secara baik dan efektif, seluruh masalah keterbatasan akses dan dana pun bisa disiasati dan dapat diatasi dengan pemanfaatannya secara baik dan efektif, Merujuk pada https://kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-digital-asia/0/sorotan_media; Saat ini semakin banyak orang memiliki telepon seluler.

Menurut Lembaga riset digital marketing Emarkerter tersebut, jumlah pengguna smartphone pada 2018 mencapai angka seratus juta dan menduduki urutan keempat di dunia setelah Cina, India dan Amerika. Dibandingkan komputer smartphone jauh lebih praktis untuk digunakan dan menjadi kebutuhan yang tidak hanya untuk berkomunikasi dan bertukar informasi tetapi juga mengakses media sosial dan kebutuhan lainnya. Namun berapa banyak dari mereka yang menggunakannya untuk kepentingan pembelajaran?

Saat ini makin banyak para akademisi yang mengadakan riset dan mempraktekkan pembelajaran dengan menggunakan smartphone. Demikian pula para guru tidak jarang memanfaatkan telepon pintar menjadi sarana pengajaran dan pembelajaran, bukan hanya di kelas tetapi juga di luar kelas. Jadi mengapa kita tidak mencoba mengubah persepsi masyarakat tentang pembelajaran bahasa Inggris menggunakan smartphone yang begitu dekat dalam genggaman kita.

Apalagi Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan Palapa Ring atau “Tol Langit” pada 14 Oktober yang lalu. Dengan dibangunnya jaringan serat optik sepanjang 36 ribu km Menteri Komunikasi dan informatika pada regim Jokowi jilid 1, bapak Rudiantara menjanjikan peningkatan kecepatan internet di 514 kabupaten di Indonesia; untuk bagian ini lihat secara jelas dalam https://www.cnbcindonesia.com 14 Oktober 2019.

Hal ini tentu sangat menggembirakan karena kita dapat melakukan berbagai kegiatan termasuk belajar bahasa Inggris dengan akses internet yang lebih stabil dan cepat di manapun kita berada. Mereka yang tinggal di daerah terpencil pun tetap bisa mengakses intenet, jika mereka benar-benar ingin belajar bahasa Inggris secara mandiri.

Dengan adanya internet, siapa saja dan di mana saja dimungkinkan untuk mengakses materi pembelajaran bahkan pengajaran bahasa Inggris baik secara gratis maupun berbayar. Chan (2006) memperkenalkan seamless learning yang dijabarkan oleh Ching, et. Al (2016: 170) sebagai pembelajaran dengan menggunakan teknologi telepon pintar yang dapat diakses sepanjang waktu .

Pembelajar dapat memanfaatkan semua artefak digital seperti dokumen, foto, audio, video, presentasi, dan lain-lain dengan saling berbagi maupun mengkritisi satu sama lain atau mengkonstruksi sesuatu dari semuanya itu. Semua artefak digital tersebut adalah materi autentik yang sangat berharga sebagai sarana belajar.

Interaksi yang terjadi memberikan pengalaman belajar yang unik. Hal ini sebenarnya sangat menunjang untuk pembelajaran bahasa karena fungsi pokok bahasa adalah untuk berkomunikasi. Interaksi tidak hanya terbatas untuk kepentingan pembelajaran saja, tetapi juga untuk berekreasi. Kini orang dari belahan dunia lainnya dapat bermain satu game bersama dan berkomunikasi dengan bahasa yang mereka mengerti misalnya bahasa Inggris.

Hal seperti ini, tidak terbayangkan sebelumnya dan hal ini pun bisa memberikan pengalaman komunikasi yang unik dan menyenangkan. Jadi pembelajaran secara kolaboratif lewat media online sangat mungkin dapat dimanfaatkan untuk menunjang pengajaran di kelas maupun di luar kelas.

Kemajuan teknologi telepon pintar sangat memungkinkan orang belajar secara mandiri. Usia pembelajarpun tidak menjadi masalah karena saat ini materi pembelajaran sangatlah beragam untuk berbagai usia baik yang berbayar maupun gratis. Materi pembelajaran bahasa Inggris khususnya tersedia begitu banyak di berbagai situs, blog yang begitu komunikatif memberikan materi belajar yang bisa dibilang cukup lengkap dalam bentuk dokumen, audio, dan video dengan tingkat kesulitan dari pemula sampai mahir.

Demikian juga tersedia latihan-latihan bahasa yang bisa dikerjakan secara online dan sesudahnya diberikan umpan balik jawaban yang benar dan kadang-kadang beserta penjelasannya. Dengan adanya hal tersebut di atas, sangat terbuka kemungkinan bagi setiap orang belajar bahasa secara mandiri. Yang harus kita lakukan adalah: Pandai-pandai memilih materi yang sesuai dengan kebutuhan kita.

Ketersediaan sarana belajar belum tentu dibarengi dengan kemauan belajar yang kuat. Perkembangan pesat teknologi telepon pintar yang menyediakan beragam fitur serta berbagai aplikasi online yang menunjang pembelajaran mandiri akan mubazir jika tidak ada niatan untuk menggunakannya sebagai sarana belajar. Untuk membangun diri, kita perlu bertanggung jawab atas pembelajaran kita sendiri. Kita jangan hanya tergantung pada guru, sekolah, maupun buku teks di sekolah.

Kini sudah saatnya kita menjadi pembelajar aktif yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dengan akses internet melalui gawai kita. Dengan diresmikannya Palapa Ring pada tahun ini, Presiden Jokowi, berpesan agar masyarakat tidak menyalahgunakan kecepatan internet untuk hal-hal negatif tetapi lebih digunakan untuk meningkatkan berbagai sektor yaitu ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pemerintahan (https://www.voaindonesia.com., 15 Oktober 2019). Semuanya ada di tangan kita pengguna gawai pintar. Kita dapat menggunakannya untuk kebaikan bersama sebagai sarana belajar atau menggunakannya untuk kesenangan semata.

****

*) Dosen Bahasa Inggris Universitas Pelita Harapan, Jakarta

Komentar ANDA?