Besok, BBKSDA Gelar Festival Menipo di Lippo

0
782

NTTsatu.com – KUPANG – Festival Menipo menjadi sebuah kawasan konservasi alam dengan berbagai panorama indah di desa Enorain, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) selaku pengelola kawasan itu mendesainnya menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Milenial Menipo.

“Kamis besok, 14 November 2019 BBKSDA NTT akan menggelar menggelar Festival Menipo di pelataran Lippo Plaza Kupang, pukul 09.00 Wita. Festival ini menjadi puncak dari seluruh rangkaian aksi nyata di Menipo sejak Januari 2019,” kata Kepala BBKSDA Kupang, Timbul Batubara di ruang kerjanya, Rabu (13/11/2019).

Batubara menjelaskan, TWA Menipo merupakan miniatur ekosistem yang ada di Pulau Timor, yang meliputi beberapa ekosistem, yaitu hutan mangrove, padang savana dengan pohon lontar, pantai pendaratan penyu, habitat buaya muara dan hutan tropika kering.

“Sebagian wilayah merupakan pulau kedil seluas 571 hektare, dengan panjang 7328 meter dan lebar 700 meter. Wilayah ini penting secara konservasi karena merupakan habitat satwa langka yang hidup di pulau kecil yang terisolir dari daratan utama Pulau Timor, dan merupakan habitat satwa dan burung-burung laut pada pasang surut,” terangnya.

Satwa langka yang hidup di wilayah daratan pulau ini adalah kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea parvula) dan rusa timor (rusa timorensis). Pada wilayah perairan di sekitarnya, Pulau Menipo hidup buaya muara (Crocodylus porosus), dan pada wilayah pantai merupakan nesting site dari penyu lekang (Lephidochelys olivacea), penyu sisik (Erecmohelys imbricata) dan penyu hijau (chelonia mydas).

Pada wilayah utara Pulau Menipo merupakan pulau utama, yaitu Pulau Timor, yang secara administratif merupakan bagian dari wilayah Desa Enoraen, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang.

Festival Menipo yang digelar itu merupakan rangkaian dari kegiatan Role Model Menipo, sebagai Role Model pengembangan ekowisata berbasis tiga pilar (adat, agama dan pemerintah).

Ia menambahkan, akhir Oktober lalu telah dibentuk keluarga ekologis, bertujuan sebagai wadah bagi kelompok agama di Menipo dalam berperan melestarikan TWA Menipo melalui berbagai aksi konservasi dalam rangkaian ibadah.

“Kami juga sudah adakan pertemuan SKPD terkait di Pulau Menipo untuk membahas peranan berbagai stakeholder dalam pengembangan ekowisata di Menipo.” tegasnya. (bp/tim)

Komentar ANDA?