Cossway Dagemage Roboh, Pemerintah Dituding Tidak Peduli

0
314
Foto: Anggota BPD Kolisia B Matheus Beke memberikan keterangan kepada wartawan terkait robohnya crossway Dagemage di Nangarasong Desa Kolisia Kecamatan Magepanda, Kamis (11/1)

NTTsatu.com – MAUMERE – Crossway Dagemage di Nangarasong Desa Kolisia Kecamatan Magepanda roboh pada Rabu (10/1) malam. Jalur pantai utara (pantura) pun bakal terisolir. Pemerintah dituding tidak peduli dan masa bodoh sehingga akhirnya jembatan penyeberangan itu roboh.

Pernyataan keras ini disampaikan dua orang warga masyarakat yang ditemui terpisah di lokasi robohnya crossway tersebut, Kamis (11/1). Kedua orang itu yakni Matheus Beke, anggota BPD Kolisia B dan Abu seorang guru yang mengajar pada SMP Satu Atap Magepanda.

Matheus Beke beralasan kondisi crossway sudah sangat memprihatinkan sejak Februari 2017 lalu. Waktu itu terjadi banjir badang hebat yang mengakibatkan bagian bawah jembatan mulai keropos. Namun sejak saat itu tidak ada perhatian sedikit pun dari pemerintah atau instansi teknis yang mengurus jalan propinsi.

“Kondisi buruk jembatan ini sudah dari tahun lalu. Istilahnya hanya tinggal menunggu saja, suatu saat pasti roboh. Tapi pemerintah tidak peduli, dibiarkan saja. Dan benar saja, banjir badang tadi malam, dan jembatan ini roboh,” ujar Matheus Beke.

Dia mengaku kecewa dengan Pemerintah Kabupaten Sikka, Pemerintah Provinsi NTT, termasuk instansi terkait yang mengurus jembatan dan jalan propinsi. Hemat dia, andai saja pemerintah menanggapi kondisi jembatan ini sejak tahun lalu, tentu peristiwa yang sekarang ini tidak terjadi.

Hal senada disampaikan Abu yang setiap hari melintasi jembatan penyeberangan ini dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Abu yang tinggal di Maumere setiap hari pulang balik Maumere-Magepanda karena dia mengajar pada SMP Satu Atap Megepanda.

Dia mengaku selama ini sangat hati-hati jika melintasi jembatan penyeberangan ini. Biasanya dia mengambil jalur di bagian selatan yang dekat dengan dataran tanah. Dia tidak berani melintas di atas badan jembatan, karena dia mendengar cerita dari warga masyarakat sekitar bahwa bagian bawah jembatan sudah keropos.

“Masyarakat beri tahu kalau bagian bawah jembatan ini sudah keropos. Kondisinya sudah hampir satu tahun. Makanya kalau lewat di sini, pasti saya cari jalur yang nyaman, sebelah selatan. Ngeri juga, kalau pas lewat terus jembatan roboh,” kata Abu.

Dia mengisahkan pada Rabu (10/1), hujan lebat melanda wilayah Magepanda dan sekitarnya. Saat hendak kembali ke Maumere, dia menyaksikan banjir badang menerjang jembatan bahkan meluap sampai ke badan jembatan.

Pantauan media ini Kamis (11/1), jembatan penyeberangan Dagemage yang menghubungkan Jalan Trans Flores sudah roboh. Warga masyarakat sekitar berinisiatif membuka jalur alternatif guna melancarkan arus lalulintas. Pelintas yang melewati jalur alternatif ditagih sejumlah uang sebagai balas jasa inisiatif masyarakat.  (vic)

Komentar ANDA?