Empat Event Pariwisata di NTT Harus Diperhatikan Serius

0
838
Foto: Festival Tarian Lukurai, sebuah tarian khas masyarakat Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT)

NTTsatu.com – KUPANG – Ada empat event pariwisata yang digelar di NTT selama ini harus tetap diperhatikan serius agar bisa menjadi ajang merebut simpati wisatawan terutama mancanegara untuk bisa berdatangan ke NTT.

Untuk diketahui, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia telah mendata seratus event dalam negeri yang menjadi acara unggulan untuk menggaet wisatawan asing.

Selama tahun 2018 ini, hampir setiap bulan, masing-masing provinsi punya agenda menarik.

Agenda wisata itu meliputi pertunjukan budaya, karnaval seni, dan lain-lain. Salah satu yang punya sederet event menarik selama setahun ini adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di antaranya adalah empat evant unggulan, yakni pertama; Tour de Flores, Tour De Flores merupakan agenda tahunan, yang dalam tiga tahun terakhir, berhasil mengangkat nama pulau ini.

Tour de Flores terinspirasi dari kesuksesan perhelatan serupa, seperti Tour De France yang terlaksana sejak 1903, Tour De Singkarak sejak 2009, dan Tour De Banyuwangi “Ijen” sejak 2012.

Tour de Flores merupakan agenda olahraga sepeda yang punya andil besar dalam mengangkat pariwisata di pulau yang berjuluk Nusa Bunga ini. Tour de Flores mengundang semua penghobi gowes dan atlet untuk bersepeda dengan jarak 743 kilometer.

Jarak tersebut terbagi atas lima etape. Titik awalnya bermula dari Larantuka, lalu menjelajahi Flores bagian timur, dan finish di Labuan Bajo. Tour de Flores bakal digelar selama sepuluh hari, yakni 6-16 Mei 2018.

Kedua; Festival Likurai Timor, Festival ini merupakan agenda budaya yang memamerkan tari-tarian tradisional asal Belu, Nusa Tenggara Timur. Gerakannya mirip dengan kelompok orang berperang.

Umumnya tari Likurai dilakukan penari pria. Mereka membawa pedang. Ada pula perempuan yang terlibat. Para penari perempuan biasanya membawa tihar atau kendang kecil.

Tihar hanya dipakai sebagai atribut. Festival Likurai Timor akan digelar pada 27-28 Oktober 2018. Festival ini diharapkan bakal mengangkat potensi pariwisata Belu.

Ketiga; Festival Komodo, Taman Nasional Komodo yang berlokasi di Labuan Bajo tercatat sebagai destinasi wisata unggulan, bahkan di level dunia. Labuan Bajo beberapa waktu lalu menyabet juara runner up snorkeling site terbaik dunia setelah Raja Ampat.

Posisi ini membawa Labuan Bajo berada satu level di atas Kepulauan Galapagos, Amerika Serikat. Prestasi ini membuat wisatawan, baik asing maupun domestik, berbondong-bondong mengunjungi Labuan Bajo.

Untuk semakin mempopulerkan daerah wisata tersebut, Dinas Pariwisata setempat menggelar Festival Komodo. Tujuannya untuk mempercepat pengembangan dan pembangunan kawasan pariwisata Labuan Bajo.

Festival Komodo bakal diisi dengan serangkaian kegiatan. Salah satunya pentas seni budaya. Pentas seni dalam Festival Komodo akan menampilkan tarian tradisional Flores dan telah dimodifikasi.

Jenius tari yang dipertunjukkan pun beragam, hampir dari semua kecamatan di Manggarai Bara. Selain itu, dihelat kegiatan menanam pohon, lomba bola voli pantai, dan berbagai kegiatan lainnya. Festival Komodo digelar pada 5-10 Maret 2018.

Keempat; Parade Sandelwood dan tenun ikat Sumba, Menyusul Labuan Bajo, Sumba menjadi primadona baru bagi pariwisata Nusantara. Padang rumput eksotis, perbukitan lepas pandang, kuda-kuda etnik, kampung-kampung adat unik, dan pantai-pantai yang masih belum banyak terjamah menjadi daya tarik utama wisatawan.

Foto: Wisata kuda Sandel wood di Sumba yang menjadi salah satu event pariwisata menarik di pulau Sumba, NTT

Karena pemandangan alamnya yang bikin mata tak kedip, belakangan banyak turis mulai berbondong-bondong ke sana. Daerah yang tergolong masih “pelosok” ini diperkenalkan kepada publik melalui beberapa film dan dokumentasi yang mengangkat eksotisme wilayahnya, lalu menjadi viral.

Secara garis besar, Sumba memang punya potensi wisata yang sangat kaya. Mulai bentang alam, hingga produk budayanya. Untuk mempercepat strategi promosi wisata, Sumba menggelar Wonderful Sumba Island Festival (WSIF) 2018 pada 2-9 Agustus mendatang.

Daya tarik utamanya adalah wisata kuda Sandel (Sandalwood) dan tenun ikat yang mendunia. Puncak acara WSIF diselenggrakan di Tambolaka, Sumba Barat Daya. Dalam pergelaran ini dihelat beragam pentas budaya, pameran kerajinan, bazaar kuliner, dan lain-lain. (bp/RN)

Komentar ANDA?