Festival Budaya Melanesia Digelar di Kupang Bulan Oktober

0
380

KUPANG. NTTsatu – Setelah penandatangan Deklarasi Melanesia di Papua, Jumat 1 Mei 2015 mendatang, direncanakan akan digelar Festifal Melanesia di Kupang pada bulan Oktober 2015 mendatang.

Kepala Dinas P dan K Provinsi NTT, Petrus Sinun Manuk didampingi Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Archeologi, Leonardus Nahak yang ditemui di Kupang, Senin, 27 April 2015 mengatakan, penandatangan deklarasi di Papua itu akan dihadiri oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya bersama Gubernur Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Mereka menjelaskan, Indonesia memang menjadi anggota negara-negara Melanesia yag berada di Pasifik Selatan. Tercatat sebanyak sebelas negara yang masuk dalam rumpun Melanesia diantaranya Fiji, Papua New Guinea, Kepulauan Salomon dan Vanuatu kemudian Indonesia baru masuk bergabung menjadi anggota Melanesia tahun 2014 setelah selama empat tahun sebelumnya hadir sebagai pengamat saja.

“Indonesia baru masuk secara resmi menjadi anggota Melanesia tahun 2014 lalu ketika digelar Festifal Melanesia di Papua. Dan untuk diketahui, kelompok Melanesia itu adalah kelompok masyarakat yang berkulit hitam dan berambut kriting, karena itu di Indonesia hanya lima provinsi saja yang menjadi kelompok Malenesia yakni NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat,” jelas Manuk.

Menurut Leo Nahak, saat festival Melanesia Papua tanggal 25 Juni sampai 2 Juli 2014, dia juga hadir sebagai sebagai pembicara dalan seminar di Papua saat itu. Peserta yang hadir itu memang rata-rata berkulit hitam dan berambut kriting. Dan inilah cirri khas masyarakat Melanesia.

“Saya hadir dalam festival itu dan tanpa kita sadari, justri panitia saat itu langsung menunjuk NTT menjadi tuan rumah Festival tahun ini,” katanya.

Festival Melanesia yang akan digelar sekitar tanggal 26 hingga 30 Oktober 2015 mendatang akan diisii dengan berbagai kegiatan antara lain temu budaya, pameran budaya masing-masing negara dan seminar dengan menghadirkan beberapa pembicara yang memahami betul Melanesia itu.

“Untuk pembicara dari NTT, sudah kita sepakati adalah Pater Gregor Neonbasu yang adalah salah satu pakar Budaya Melanesia dan juga akan didampingi Frans Sarong (wartawan Kopas di Kupang) dan Prof. Felix Sanga yang juga memahami betul budaya Melanesia,” kata Nahak.

Petrus Manuk mengatakan, terkait Budaya Melanesia tersebut, Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI akan segera menerbitkan sebuah buku yang menulis tentang Budaya Melanesia. Penulisnya antara lain, Pater Gregor Neobasu, SVD.

“Saya bersama Pater Gregor beberapa waktu lalu mengikuti pertemuan di Kementerian. Pater menjelaskan secara detail tentang Budaya Melanesia itu, dan orang-orang di Kementerian ternyata tidak tahu banyak soal itu. Kemudian disepakati untuk menerbitkan buku Budaya Melanesia tersebut. Dan Pater Gregor dipercayakan menulis dua bab untuk buku tersebut,” kata Manuk. (bop)

 

Komentar ANDA?