Frans Lebu Raya: Seluruh Hidupku Untuk NTT

0
1350

 

SEMUA warga NTT tentu mengenal sosok yang sederhana, murah senyum dan tampil apa adanya ini. Lelaki kelahiran 18 Mei 1960 dari Watoone sebuah kampung di kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur itu adalah Frans Lebu Raya.

Mantan guru dan aktivis penduli kehidupan masyarakat kecil ini mulai mewujudkan keberpihakannya pada orang kecil melalui sebuah yayasan yang dibangunnya bernama YASMARA.

Ketika kekuasaan Soeharto rontok dan memasuki masa reformasi, Frans Lebu Raya mulai merengkuh dunia politik yang telah dipelajari dan diikutinya dalam  balutan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Masa Reformasi mulai berkibar, Frans tetap berada dalam naungan PDI yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan yang dipimpin Megawati Soekarnoeputri hingga saat ini. Pada pemilu pertama masa reformasi tahun 1999, lelaki Watoone itu terpilih menjadi angtota DPRD NTT dan kemudian menempati posisi wakil ketua DPRD NTT.

Kepiawaian alumnus Undana Kupang ini mulai muncul dalam dunia politik. Tahun 2003 ketika masih menjabat wakil Ketua DPRD NTT, dia dipinang Piet Alexander Tallo (alm) menjadi wakil Gubernur NTT yang saat itu masih dipilih oleh DPRD, Pasangan Piet Tallo- Frans Lebu Raya memenangkan pertarungan ini hanya terpaut satu suara dengan pasangan beratnya saat itu yakni Viktor Laiskodat dan Simon Hayon.Takhta Wakil Gubernur didudukinya hingga tahun 2008.

Frans mulai mengatur strategi untuk bertarung dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur secara langsung untuk pertama kalinya. Dia menggandeng Esthon Foenay dan memenangkan pertarungan itu setelah mengalahkan rival beratnya Ibrahim Agustinus Medah yang saat itu berpasangan dengan Paulus Moa. Frans akhirnya menjadi Gubernur periode 2008-2013  bersama wakilnya Esthon Foenay.

Tahun 2013 Putera Nusa Tadon itu maju lagi dan mengalahkan Esthon yang pecah kongsi dengannya untuk maju sendiri menjadi gubernur NTT. Lagi-lagi Frans bersama Benny Litelnony memenangkan pertarungan politik itu dan menjalaninya hingga akhir masa tugasnya Juni 2018 lalu.

“Seluruh hidupku akan kuabdikan untuk Nusa Tenggara Timur, karena itu saya harus maju lagi menyuarakan kepentingan rakyat melalui jalur legislatif. Saya tahu dan sangat mengenal baik daerah tercinta ini,” kata suami dari Lusia Adinda ini.

Frans akhirnya ditugaskan PDI Perjuangan untuk maju dalam pemilihan legislatif menjadi calon anggota DPR RI pada daerah pemilihan NTT 1 yang meliputi Flores, Lembata dan Alor dengan nomor urut 4.

“Lima belas tahun saya mengabdikan diri untuk NTT melalui jalur eksekutif. Kali ini saya berjuang untuk NTT melalui jalur legislatif. Semoga Tuhan dan leluhur lewotanah merestui perjuangan saya untuk daerah tercinta ini,” pungkasnya. (bonne pukan)

Komentar ANDA?