HAKIKAT BAHASA DALAM KOMUNIKASI

0
4923
Foto: Christina Purwanti , Dosen Bahasa Indonesia pada Universita Pelita Harapan , Jakarta

*) Oleh : Dra. Christina Purwanti, M.Pd

 

Bahasa dan komunikasi saling berkaitan dan bersama-sama memiliki kekuatan yakni kekuatan bahasa dan kekuatan komunikasi. Kedua kekuatan ini dapat dipadukan di dalam proses berbahasa dan proses berkomunikasi.  Bahasa tanpa komunikasi, bahasa akan kehilangan orientasi sebaliknya  komunikasi tanpa bahasa, komunikasi akan kehilangan makna.

Seorang penutur atau komunikator seharusnya memadukan orientasi dan makna  dalam menyampaikan pemikiran atau gagasan kepada seorang pendengar atau komunikan. Kata, kalimat, paragraf, dalam sebuah teks yang menginformasikan sebuah pemikiran beruntun selalu diungkapkan lewat dua sosok penting yakni bahasa dan komunikasi. Bahasa menghidangkan sebuah ujaran yang di dalamnya penuh proposisi-proposisi yang mesti dikaji secara mendalam atau seksama; Sedangkan  komunikasi menghidangkan ruang, waktu, dan kondisi yang tepat agar bahasa bisa ditampilkan sosoknya di dalam sebuah komunikasi. Dengan kata lain, komunikasi selalu mengandaikan interdisipliner yang mencakup  cabang ilmu pengetahuan  lain seperti linguistik atau bahasa dan logika terapan, sekali pun.

Bahasa adalah  milik setiap individu dan berfungsi sebagai alat dalam proses komunikasi dengan individu lain. Dalam hal ini fungsi bahasa itu dikenal sebagai fungsi komunikatif. Selain itu bahasa juga memiliki fungsi informasional (informational fungtion),  fungsi pengarahan (directive fungtion), fungsi ekspresif (expressive fungtion), fungsi estetis (esthetic fungction) dan fungsi fatis (phatic function). Dalam konteks inilah out put dari sebuah komunikasi akan segera menampakkan sosoknya yakni komunikasi non-diskursif.

Problem bahasa dan komunikasi adalah problem yang berada dalam ranah pragmatis yang sangat relevan dengan studi tentang teks dan berkaitan dengan interpretasi secara langsung dalam proses berkomunikasi. Selain itu, hal tersebut juga selalu melibatkan mekanisme teori kognitif, nilai rasa bahasa, dan  konteks yang sedang dihadapi dalam berkomunikasi. Itu sebabnya penjelasan makna kata, kalimat, ataupun ungkapan dalam komunikasi rentan terhadap distorsi bahasa.

Untuk menghindari terjadinya distorsi bahasa dalam komunikasi, penjelasan bentuk bahasa harus dihubungkan dengan makna agar dimengerti oleh komunikan melalui sebuah teks atau terlebih melalui ucapan dalam berkomunikasi. Hal inilah yang menjadi bagian atau varian yang penting dalam berkomunikasi. Bahasa dan komunikasi bersama-sama memiliki kekuatan.

Disadari atau tidak sebagian besar tindakan manusia, termasuk tindakan politik, sosial, hukum, pendidikan dan terutama komunikasi, sangat kental dipengaruhi oleh bahasa. Peran bahasa menjadi sangat dominan dalam berbagai aktivitas keseharian manusia. Tidak ada tindakan tanpa bahasa. Bahasa menciptakan makna dan nilai yang diyakini dan dijadikan pedoman hidup. Sejarah peradaban dunia, apabila diyakini adalah sejarah bahasa. Filosuf Yunani kuno sejak Aristoteles mulai menyadari fungsi bahasa sebagai alat untuk mencari dan mengungkap kebenaran. Para filosuf meyakini, bahasa dapat menyibak kebenaran-kebenaran dan membongkar ajaran-ajaran dewa yang tidak sesuai dengan semangat filsafat (Yudi Latif dan Idy Subandi Ibrahim,(ed), 1996: 15 ) . Seluruh tindakan manusia yang diungkapkan lewat bahasa dapat dipahami melalui komunikasi. Dengan demikian yang ditekankan di sini adalah penggunaan bahasa dalam proses komunikasi.

Bahasa tidak hanya memiliki arti konvensional sebagai alat komunikasi dan menjelaskan fenomena sosial dalam seluruh tindakan manusia. Namun bahasa telah menjadi representasi diri dan ruang bagi penggelaran (deployment) bagi bermacam-macam kepentingan dan kuasa. ( Benedict R. O’G ,Anderson,. 1990: 17-19 ). Oleh karena itu, bahasa telah menjadi simbol yang diperebutkan untuk menjadi identitas komunikator dalam proses berkomunikasi.

Dalam proses berkomunikasi yang sering ditemukan dalam praktik berbahasa, lazimnya dibutuhkan seorang komunikan yang lebih cepat melihat hasilnya secara parsial dalam berkomunikasi, ketimbang berlama-lama menelaah problem bahasa secara detail untuk melihat masa depan sebuah keputusan. Komunikan di lapangan selalu cepat melihat hasilnya. Baik seorang ilmuwan komunikasi yang cenderung berada di dalam kelas dan lapangan penelitian, maupun komunikan yang selalu hadir dalam setiap problem sosial dalam praktik lapangan, keduanya berhutang pada bahasa dalam membedakan setiap proses berkomunikasi. Bahasa selalu tunduk pada penggunanya. Di sinilah aspek bahasa memainkan peran yang sangat penting di dalam berkomunikasi.

 

Kekuatan Bahasa dalam Berkomunikasi

Dalam hidup sehari-hari kita diformat dan dididik dalam bahasa. Artinya, tanpa kita rencanakan, bahasa adalah formasio keseharian sedari kecil hingga dewasa. Ketika seseorang terbiasa mendengar kalimat bahasa: “kamu cerdas,” dia akan tampil cerdas. Seorang  istri mengucapkan  I love you, I pray for you kepada sang suami yang barusan selesai operasi dari sakit yang dianggap sangat berbahaya; secara amat meyakinkan ucapan itu secara perlahan-lahan bisa mengefektifkan proses penyembuhannya dalam makna yang sangat terkesan dan sangat luas yakni memiliki kekuatan mengubah; mengubah kepentingan dari si sakit yang adalah suaminya sendiri dalam berkomunikasi. Dalam komunikasi, bahasa memiliki kekuatan mengubah, menghancurkan, dan membangun. Sebuah komunikasi bisa berjalan dengan baik atau buruk dapat diukur bagaimana para komunikan memformulasikan bahasa pada setiap penuturan  dalam proses penyampaian pesan agar pesan dapat tercapai pada tujuannya.

Hakikat Komunikasi

Komunikasi dan bahasa, “tergantung pada kata”. Bahasa yang menstruktur pengalaman dan pengalaman dapat membentuk bahasa. Pada akhirnya, bahasa itu akan membuat makna tersendiri dan menciptakan realitas sosial dalam komunikasi antar manusia (Yudi Latif dan Idy Subandi Ibrahim (Ed),1996: 6 ). Inilah yang menjadi hakekat komunikasi, ungkapan kebenaran hidup manusia sebagai manusia yang punya kepentingan dalam kehidupan sosial; Yang di dalamnya adalah makhluk yang berkata, makhluk yang berbahasa, makhluk yang mempunyai kepentingan dalam berkomunikasi.

Kehandalan dalam sebuah komunikasi karena ada bahasa. Bahasa diyakini dapat memberikan atau menyampaikan kebijaksanaan, penghargaan, dan untuk meyakinkan orang atau masyarakat pada maksut dan tujuan tertentu. Bahasa yang diyakini dapat memberikan makna (konstruksi) atas realitas sosial kehidupan manusia. Dalam komunikasi, bahasa dapat menciptakan nilai, norma, bahkan ideologi yang dipegang secara utuh oleh penganutnya.

=====

*) Penulis adalah Dosen Bahasa Indonesia pada Universita Pelita Harapan , Jakarta

 

Komentar ANDA?