Harapan ODHA di Lembata Pada Peringatan Hari Aids Sedunia

0
426

NTTsatu.com –LEMBATA – Memperingati Hari  Aids Sedunia, Pemerintah Desa Kolontobo Kecamatan Ileape, Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Puskesmas Waipukang dan sejumlah aktivis peduli Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), menggelar sosialisasi dan Kampanye tentang pentingnya perilaku sehat untuk mencegah terjadinya penularan HIV AIDS. Aksi ini dipusatkan di jalan trans Ileape di depan Kantor Desa Kolontobo, Sabtu (1/12/2018) pagi.

Salah seorang ODHA dalam testimoninya menegaskan Meskipun selalu diperingati tiap tahun seperti Hari Aids Sedunia 2018 dan sebelum-sebelumnya, namun pe ngidap HIV/AIDS kerap masih alami diskriminasi.

Namun bagi Ibu Yustina hal itu sama sekali tak dihindarinya apalagi minder terhadap lingkungan, hal itulah yang dirasakan oleh Orang Dengan HIV AIDS (ODHA), bernama Yustina.

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2018 menjadi hari penting bagi Yustina untuk membantu menyosialisaiskan bahaya HIV/AIDS. Sebagai seseorang yang dinyatakan pihak medis menderita HIV, perempuan itu merasa harus tetap semangat dalam menjalani hidupnya.

Foto: Para pengendara kendaraan bermotor di Lewoleba Lembata diberikan sosialisasi tetang HIV/Aids pada peringatan hari Aids sedunia, Sabtu, 01 Desember 2018 (foto:vivanews.com)

Bahkan kini ia mendedikasikan diri untuk peduli kepada sesama ODHA serta remaja dan orang-orang yang masih sehat, agar jangan sampai terkena virus yang sama.

“Memang HIV/AIDS akan membawa kematian ketika tidak mau berobat. Sejumlah cara dilakukan Ibu Yustina dan keluarga untuk diterima di lingkungan. Ia pun sering melakukan sosialisasi dan berharap masyarakat bisa mengerti.

Bahkan, dikatakan Yustina hari ini ia berjualan kue keliling kota Lewoleba, melalui itu pula, ia mengatakan sekaligus menjelaskan kepada masyarakat mengenai ODHA. Harapan Ibu Yustina masih sama, yakni dengan cara itu, ia ingin penolakan terhadap ODHA tidak ada.

“Saya meminta, jangan hina kaum ODHA dan LGBT yang ada. Sebenarnya mereka mau hidup seperti layaknya. Tapi apa daya nasib dan jalan memberikan lain,” ucap Yustina seperti dirilis Vivanews.com.

Untuk diketahui Selain sosialisasi, dan Doa bersama mereka juga membagikan selebaran dan menyematkan pita merah kepada warga yang lewat. Pita merah ini digunakan secara internasional untuk melambangkan perang terhadap AIDS sekaligus sebagai simbol kepedulian terhadap penyebaran penyakit mematikan tersebut. (*/bp)

Komentar ANDA?