Jalan Salib Melawan Perdagangan Manusia

0
517

KUPANG. NTTsatu – Peringatan akan penderitaan Yesus Kristus dalam Jalan SalibNya menuju Golgotha biasa dilakukan melalui Jalan Salib di gereja-gereja Katolik. Di Seminari Tinggi St, Mikhael Penfui, Kupang, Jalan Salib pada Jumat, 03 April 2015, mengambil tema “Jalan Salib Melawan Perdagangan Manusia”.

Seperti disaksikan NTTsatu.com para Frater di lembaga pendidikan calon imam itu berbaur dengan umat mengikuti prosesi Jalan Salib Yesus Kristus di pelataran Gua St. Maria Seminari tersebut. Tidak ketinggalan para imam di lembaga itu juga ikut merenungkan peristiwa duka yang dialami Yesus Kristus.

Semua peserta Prosesi Jalan Salib itu merenungkan kisah-kisah perdagangan manusia yang terjadi selama ini di NTT. Wanita-wanita NTT yang menjadi korban kekerasan terutama perdagangan manusia

Buku Ibadat Jalan Salib yang disusun Romo Leo Mali seorang pastor pegiat Masalah Kemanusiaan di NTT dengan judul “Jalan Salib Melawan Perdagangan Manusia” menguraikan kisah penderitaan Yesus Kristus yang kemudian diparalelkan dengan kisah-kisah penderitaan yang dialami sejumlah anak-anak manusia NTT korban berdagangan manusia.

Romo Leo yang dosen di lembaga itu dan aktivis Jaringan Relawan Untuk Kemanusiaan (KRU-K) memaparkan sejumlah kisah hidup korban perdagangan manusia (human trafficking) mulai dari kisah Nirmalam Bonat, Wilfrida Soik hingga tragedi “Sarang Burung Walet Medan”.

Kisah jalan Salib Kristus yang dimulai dari perhentian pertama hingga perhentian ke empat belas menguraikan kisah penderitaan Yesus yang memanggul salib hingga disalibkan dan wafat kemudan dimakamkan selalu dikonkritkan dengan kisah penderitaan anak-anak manusia NTT korban perdagangan manusia.

Peserta Prosesi Jalan Salib Kristus itu diajak untuk bersama-sama mendoakan semua pihak yang terlibat dalam kejahatan perdagangan manusia untuk menyadari bahwa apa yang dilakukan selama ini telah mengorbankan sesamanya sendiri. (bop)

Komentar ANDA?