Jokowi Sebut NTT Dalam Debat Capres Ke-2

0
449

NTTsatu.com – KUPANG – Presiden Joko Widodo akhirnya menyebut juga perhatiannya terhadap pembangunan di NTT yang dilakukannya selama ini untuk memenuhi sebagian kebutuhan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Perhatian itu antara lain membangun tujuh buah waduk di daerah ini

Saat debat kedua malam ini, (Minggu,17/02/2019) soal ketersediaan pangan, presiden Jokowi menyatakan selama 4 tahun lebih memimpin negara ini kebutuhan pangan menjadi perhatiannya dan dia membangun berbagai fasilitas dan sarana pendukung untuk mendukung upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Jikowi mencontohkan di NTT dibangun tujuh waduk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat NTT akan air yang menjadi persoalan besar di daerah itu.

Masyarakat NTT kurang air dan pemerintah bangun tujuh waduk agar bisa mengairi areal pesawanan yang pada akhirnya bisa menghasilkan beras untuk pemenuhan kebutuhan pangan rakyat NTT.

Foto: Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu yang merupakan satu dari tujuh bendungan yang dihangun di NTT

Untuk diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sepanjang tahun 2015-2019 telah membangun tujuh bendungan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki curah hujan rendah. Secara keseluruhan pembangunan ketujuh bendungan itu akan menampung 188 juta m3 volume air yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi, sumber air baku, pembangkit listrik dan pariwisata.

Ketujuh bendungan yang dibangun itu merupakan bagian dari 49 bendungan baru yang diprogramkan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla.

Biaya pembangunan tujuh bendungan di NTT tersebut menelan dana sebesar Rp 5,9 triliun.

Dari tujuh bendungan itu, lima  bendungan nantinya akan berada di Pulau Timor yakni Bendungan Raknamo, Rotiklot, Manikin, Temef dan Kolhua. Sedangkan dua  lainnya berada di Pulau Flores yakni Bendungan Napun Gete, dan Mbay.

Dari tujuh bendungan, sudah dua telah selesai yaitu Raknamo dan Rotiklot. Sedangkan, 2 bendungan dalam tahap konstruksi, Napun Gete dan Temef, dan 3 bendungan lainnya dalam tahap perencanaan dan persiapan yaitu Mbay, Manikin dan Kolhua yang rencananya akan dipindahkan ke Belu karena masih terganjal persoalan.

Selain bendungan, Kementerian PUPR juga membangun embung di NTT. Dalam kurun waktu 2015-2017 telah dibangun embung di 288 lokasi dengan biaya Rp665,2 miliar. Tahun 2015 dibangun di 136 lokasi dengan biaya Rp245,6 miliar. Tahun 2016 sebanyak 101 lokasi dengan biaya Rp257,8, 2017 di 27 lokasi dengan biaya Rp129,5 miliar.

Tahun 2018 dibangun embung di 24 lokasi dengan biaya Rp32,04 miliar. Kementerian PUPR juga merealisasikan program penyediaan dan pengelolaan air tanah dan air baku melalui pembangunan 278 sumur bor dengan biaya Rp256,08 miliar.

Tahun 2015 dibangun 52 sumur bor dengan biaya Rp34,1 miliar. Tahun 2016 sebanyak 81 sumur bor dengan biaya Rp45,3 miliar. Tahun 2017 dibangun 75 sumur bor dengan biaya Rp97,6 miliar. Tahun 2018 diprogramkan 70 sumur bor, biaya Rp78,6 miliar. (*/bp)

Komentar ANDA?