Karya Goris Batafor asal Lembata Dipajang di Galeri Nasional Jakarta

0
1985

JAKARTA. NTTsatu.com –Gregorius Terong Batafor, guru pada SMA Negeri 2 Nubatuka, Lewoleba, Lembata  berbangga karena karya seni rupa yang dikirimnya ke Jakarta dinyatakan lulus seleksi oleh tim kurator Galeri Nasional Indonesia (GNI). Karyanya kini dipajang di Galeri Nasional Jakarta.

Goris, demikian dia biasa dipanggil adalah putra kelahiran Lamalera, 24 April 1980 ini mengaku, tidak pernah terlintas dalam benaknya jika karya seni rupa yang dikirimnya ke Jakarta dinyatakan lulus seleksi oleh tim kurator Galeri Nasional Indonesia (GNI).

Dia mengikutsertakan empat karyanya dalam kegiatan Pameran Seni Rupa Karya Guru Seni Budaya 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut. Keempat karya seni yang diusung dengan tema “mata” tersebut yakni Mata Penyelamat, Kidung Kemenangan, Perahu Pecah, dan Mata Memandang.

Kreasinya ini merupakan karya grafis murni pada media mix dengan teknik cukil. Adapun material yang digunakan diantaranya adalah kertas, cat, tripleks, dan karet lino.

“Saya kirim empat karya. Ada dua yang lolos seleksi, yaitu Mata Memandang dan  Kidung Kemenangan,” ujar Goris ketika ditemui di area gedung GNI, Jakarta, Kamis (28/4/2016).

Mata mengandung makna filosofi yang sangat dalam. Pengajar Seni Budaya (Seni Rupa) dan Prakarya (Muatan Lokal) di SMA Negeri 2 Nubatukan, Lewoleba ini menjelaskan, mata dalam pandangan orang Lamalera adalah sprit dan harapan. Spirit akan perjuangan mencapai tujuan hidup dan harapan yang besar akan kemurahan Sang Pencipta pada masyarakat Lamalera.

“Harapan itu mereka gantungkan pada belas kasih Allah yang dilukiskan sebagai mata Allah Yang Masa Besar yang kemudian akan memenuhi harapan mereka. Dan di mata orang Lamalera ikan paus dihayati sebagai sebuah kiriman hadiah (knato) dari Allah,” terang Goris.

Selain itu, mata dalam karya Goris ini juga disimbolkan sebagai penyelamat. Ini dapat ditemukan dalam setiap ritual dan upacara keagamaan menjelang prosesi penangkapan ikan paus yang rutin diadakan pada 1-2 mei, setiap tahun. Maksud dari upacara dan ritual ini adalah memohon berkat Tuhan yang adalah penyelamat.

“Termasuk juga memohon dukungan kepada para leluhur, baik yang meninggal di laut karena korban berburu ikan paus atau juga yang meninggal di darat,” jelas alumnus Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini.

Pameran yang berlangsung sejak 25 April hingga 6 Mei 2016 mendatang ini merupakan penyelenggaraan yang kedua, setelah sebelumnya bertajuk “Guru Seni Berlari”, tahun 2014 lalu. Pameran tahun ini mengusung tema “Alur” yang bermakna jalur atau jalan profesi yang dibangun dengan terstruktur, sadar, dan perlu diperjuangkan untuk meraih keberhasilan. Kali ini, ada sebanyak 333 karya para guru yang berasal dari 213 sekolah di 25 provinsi yang masuk ke tim kurator, namun hanya sebanyak 65 karya yang dinyatakan lolos seleksi. Karya terpilih merupakan hasil olah cipta 65 peserta dari 60 sekolah di 17 provinsi di Indonesia. Dan dua diantaranya adalah karya seni milik Goris.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan saat membuka acara tersebut pada Senin, 25 April lalu pun mengapresiasi antusias para guru melalui karya mereka tersebut. Dia berharap para guru dapat menularkan kreatifitas dan inovasinya kepada peserta didik di sekolah masing-masing.

“Guru seni itu melatih kreatifitas, inovasi, serta mengajak siswa untuk menjadi pemikir bukan hanya jadi penghafal. Saya harapkan nanti para guru bisa menyemangati siswa untuk dapat berkarya lebih hebat dari gurunya,” kata Anies.

Secara pribadi kepada Goris, Anies menitipkan pesan agar tetap menjadi guru yang bersemangat dengan motivasi tinggi untuk dapat menghasilkan karya yang lebih baik.

“Di sekolah jangan hanya teori tetapi juga menunjukkan laku kesenian melalui kreasi. Para siswa juga jangan sampai hanya bisa berimitasi, atau malah hanya bisa menggambar gunung dan matahari saja,” ucap Anies saat menghampiri karya Goris.

Goris yang juga mantan pengurus Keluarga Besar Mahasiswa & Pemuda Lembata Jakarta (Kemadabaja) ini mengucapkan rasa bangganya atas pencapaian tersebut. “Saya senang sekali, akhirnya bisa dipamerkan juga. Semoga ini menjadi motivasi bagi saya dan sekolah supaya bisa membuat karya yang lebih baik,” tutupnya.  (Pius Klobor)

=====

Keterangan Foto: Mendikbud RI, Anies Baswedan berbincang dengan Goris Batafor usai membuka acara pameran, Senin (25/4/2016).

Komentar ANDA?