KENYATAAN POLITIK: Catatan Politik Menjelang Pilgub NTT

0
462
Foto: Dr. Thomas T. Pureklolong, M.Ph MM, M.Si

*) Dr. Thomas T. Pureklolong, M.Ph MM, M.Si

Politik di NTT bertensi tinggi sejak masing-masing calon mendapatkan jaminan kendaraan politik untuk maju bertarung merebut NTT Satu dan NTT Dua. Banyak yang kecewa karena di luar hitungan politik yang tidak terduga, dirinya yang berjuang dengan idealisme politiknya dan dengan segala dukungan yang signifikan, yang juga boleh disebut berdaya dongkrak cukup tinggi untuk partainya,  ternyata pada akhirnya tidak dicalonkan oleh partainya.

Ada yang menunggu dengan harap-harap cemas untuk tampil menjadi calon ternyata dalam penantian itu pun menemui jalan buntu karena tidak terpilih menjadi calon unggul untuk andalan partainya. Perjalanan politik menuju NTT Satu pun terhenti. Ada pula yang merasa yakin untuk menjadi calon dengan melihat segala fenomena politik yang melekat pada dirinya, tetapi pada akhirnya pun tidak dilirik oleh ketua umum partai yang disebut sebagai mesin utama penentu dan peggerak partai politinya.

Kekecewaan politik mulai didulang dalam sebuah kepanikan politik baru yang tidak menentu, dan tidak tau lagi apalagi yang mau dikatakan. inilah kerja politik.

Kekecewaan politik itu pun bisa terbaca dengan menyebrangnya beberapa tokoh andalan ke partai politik lainnya. Proses penyebarangan sikap politik ini pun sudah menjadi wacana politik dalam menghadapi sebuah pertarungan politik yang bergengsi ini.

Namanya juga baru menjadi wacana politik, kapan saja bisa berkembang dalam proses politik dan seterusnya bisa berubah dan kembali ke partai asalnya atau pun berjalan terus dengan dengan pilihan parsial politiknya seperti sekarang.

Huntintong seorang ilmuwan politik mengatakan: Pilihan politik setiap orang dalam berpolitik adalah haknya yang tak pernah dilarang oleh siapa pun.

Sumbangan Demokrasi.

Panasnya suhu politik NTT yang kian kencang ini sebagai sebuah sumbangan praktek demokrasi yang boleh dibilang kontribusi demokrasi buat Negara Kesatuan Republik In donesia (NKRI). Memadainya sebuah sumbangan sebagai kontribusi demokrasi di negeri ini, berkualitas atau kurang berkualitas adalah sangat ditentukan oleh rakyat NTT  sendiri terlebih para calon dan para pendukungnya.

Baik calon atau pendukung, sama-sama berupaya dalam sebuah proses politik yang memadai dalam arti tetap menjunjung tinggi etika politik, sebagai acuan penilaian tindakan politik. Sekali lagi ini sebuah praktek politik berdemokrasi yang sangat bermartabat di tengah keberagaman agama, sudut pandang yang berskala nasional dan penuh dengan segala kebijakan lokal  di Indonesia; NTT tampil seperti ini, memukau dan menohok perhatian negara secara nasional.

Peraktek politik menuju NTT Satu seperti inilah yang mau menunjukkan kepada pemangku kepentingan di NKRI ini bahwa: Siapa yang bilang ”NTT tertinggal dan bodoh”, yang mengatakan seperti itu, dia sendirilah berada di dalamnya (definisi in definitio) yang adalah sebuah kekeliruan yang perlu diperiksa dan diperbaiki secara elegant dalam logika politik yang sebenarnya. Bahwa berpolitik itu
bertujuam untuk kebaikan dan kepentingan bersama.

Apa pun yang disumbangkan dari NTT dalam proses berdemokrasi untuk NKRI, masing masing calon tentu mengemasnya secara elegan dan beretis sesuai kemasan politik ala partainya masing-masing. Boleh seperti itu tetapi semangat Nasionalisme sebagai supremasi perpolitikan negara ala NTT (baca:kebijakan lokal) tetap dan selalu diakui, dihargai dan terus dijunjung tinggi.

Terima kasih, Selamat Natal dan Selamat Berjuang menuju NTT Satu yang beradab.

*) Penulis adalah Dosen Pascasarjana Ilmu Politik UI dan Dosen Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan

Komentar ANDA?