Komunitas Baca Scalabrinian, Ruang Ekspresi Minat dan Bakat

0
747
Foto: Sejumlah anak anggota Komunitas Baca Scalabrinian (KBS) sedang asyik membaca buku di sela-sela mengikuti lomba antar KBS, Minggu (6/11) di Aula Biara Scalabrinian Maumere

NTTsatu.com – MAUMERE– Sebuah langkah edukatif yang brilian dilakukan Biara Scalabrinian Maumere. Dalam waktu hanya dua tahun, mereka telah mengaktifkan 13 Komunitas Baca Scalabrinian (KBS). Wadah ini menjadi salah satu ruang ekspresi minat dan bakat para anggota.

Pater Yance Guntur, pendiri KBS, mengisahkan KBS mulai aktif pada tahun 2015. Ide ini mengilhami pengalamannya sewaktu bertugas di Roma, Italia. Di negara Katolik itu, dia melihat anak-anak di sana menjadikan buku sebagai bagian yang penting dalam rutinitas keseharian. Hampir di segala tempat dan kesempatan, anak-anak selalu membaca buku.

Ketika bertugas di Maumere dalam wilayah Keuskupan Maumere, Pater Yance Guntur menemukan sebuah kondisi yang tidak terlalu jauh berbeda. Hanya saja kebiasaan membaca itu belum menular pada kebanyakan anak, dan terbatas pada tempat-tempat tertentu saja. Fakta inilah yang kemudian mendorong Pater Yance bersama sejumlah rekan rohaniwan dan frater, berinisiatif membentuk KBS.

Awalnya, para penginisiatif membawa beberapa buku bacaan, dan membentuk tiga KBS dengan jumlah anggota yang masih sangat terbatas sekali. Namun dalam perkembangan, ternyata makin banyak yang berminat, sehingga yang tadinya hanya berjumlah belasan kemudian berangsur makin bertambah banyak. Demikian pun jumlah KBS pun makin bertambah dan meluas ke beberapa wilayah.

“Sekarang sudah ada 13 KBS, masing-masing didampingi 2 orang frater dan relawan dari masyarakat setempat. Saya patut beri apresiasi kepada relawan, karena mereka berperan sangat penting, ada yang latar belakang guru, pelajar/nahasiswa, dan juga aktifis,” jelas Pater Yance Guntur.
Pater Yance Guntur mengatakan KBS diinisiatifi sebagai wadah untuk mengembangkan minat baca. Dalam perkembangan, wadah ini tidak saja hanya pada minat baca, tetapi juga mulai menyentuh minat, bakat dan potensi lainnya.

Para frater dan relawan yang mendampingi anggota KBS akan memberi sentuhan tersendiri untuk menjaga dinamika yang terjadi di dalam KBS.

Mengingat anggota komunitas sebagian besarnya adalah pelajar, maka kesempatan untuk berkumpul dan beraktifitas bersama hanya pada hari Minggu. Sehingga setiap hari Minggu ketika banyak anak sibuk dengan refreshing lainnya, justeru anak-anak KBS memanfaatkan momen itu untuk membaca bersama, dan beraktifitas lainnya secara bersama-sama dalam komunitas masing-masing.

Pater Yance Guntur biasanya mendistribusikan buku-buku bacaan khusus untuk anak-anak, baik itu pengetahuan umum sampai buku-buku cerita dan dongeng. Pater Yance Guntur mengaku buku-buku tersebut adalah swadaya sendiri dengan cara membeli, ada juga meruakan bantuan dari pihak lain. Dengan makin banyaknya jumlah KBS, dia mengaku mengalami sedikit kesulitan dalam hal pengadaan buku untuk komunitas baca.

Andreas Hugo Pareira, anggota Komisi I DPR RI memberikan apresiasi atas terbentuknya KBS. Secara pribadi dia memberikan dukungan agar KBS tetap terus eksis dan berkembang. Apa bentuk dukungannya, politisi PDI Perjuangan ini tidak mau membukanya.

“Yah kalau support saya, Pater Yance yang tahu. Saya sudah bicarakan. Nanti saya juga bantu komunikasikan dengan Kementerian Komunkasi dan Informatika. Di rumah saya juga banyak sekali buku bacaan anak-anak, nanti saya sumbang,” ujar politisi asal Kabupaten Sikka itu ketika berkesempatan menyaksikan lomba antara KBS di Aula Biara Scalabrinian, Minggu (5/11).

Inisiatif membentuk KBS ini mendapat apresiasi dari Romo Laurensius Noi, Pastor Paroki Thomas Morus Maumere. Dia memberikan pujian kepada otoritas Biara Scalabrinian Maumere yang begitu peduli akan perkembangan anak-anak di Kabupaten Sikka, terutama menyangkut peningkatan sumber daya manusia melalui aktifitas membaca. (vic)

Komentar ANDA?