Lahirkan Bayi Hidrosefalus, Sang Ibu Lari dari Rumah Sakit

0
720
Foto: Bayi laki-laki yang kini berumur 10 hari, dilahirkan dengan kelainan di kepala atau hidrosefulus, ibu bayi ini melarikan diri dari BLUD TC Hillers Maumere setelah dua hari melahirkan

NTTsatu.com – MAUMERE – Entah kalimat apa yang pantas dialamatkan kepada Martha Hado. Perempuan 33 tahun ini melarikan diri dari BLUD TC Hillers Maumere, Minggu (26/11). Dua hari sebelumnya dia melahirkan seorang bayi laki-laki dengan kelainan pada kepala atau hidrosefalus dan asfiksia berat.

Informasi yang dihimpun media ini, perempuan tersebut masuk rumah sakit pada Jumat (24/11) pukul 06.00 Wita dengan mendapat rujukan dari Puskesmas Wolomarang di Kecamatan Alok Barat. Dia diantar seorang bidan, tanpa ada pendamping dari pihak keluarga. Siapa suami dari Martha Hedo, sampai sekarang tidak jelas.

Pada pukul 08.15 Wita, ibu ini melahirkan seorang bayi laki-laki melalui operasi cesar. Berat bayi 4.300 gram dan panjang 47 centimeter. Martha Hedo dan bayi hidrosefalus ini kemudian mendapat perawatan medis di Ruang Anggrek.

Rencananya dokter mau memberikan KIE (komunikasi informasi edukasi) terkait kondisi bayi tetapi tidak ada keluarga. Ibu ini hanya mengenal seorang keluarga terdekat bernama Abdul, yang berdomisili di Bebeng, Kelurahan Wolomarang.

Belum sempat memberikan KIE, petugas medis di Ruang Anggrek dikejutkan dengan menghilangnya Martha Hedo pada Minggu (26/11) sekitar pukul 19.00 Wita.

Diduga pasien melarikan diri dalam kondisi luka bekas operasi yang perlu mendapat perawatan lebih lanjut. Bayi malan tersebut kemudian langsung dirawat di Ruang NICU (neotanal intensive care unit).

Terhadap kondisi ini, dua hari sesudahnya Pelaksana Tugas BLUD TC Hillers Maumere Clara Francis langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka dan Polsek Alok. Koordinasi dimaksudkan untuk memfasilitasi pencarian pasien atas nama Martha Hedo. Sampai dengan Senin (4/12), Martha Hedo belum ditemukan juga.

Dokter Mario Nara yang menangani bayi ini menjelaskan dari pemeriksaan USG sudah dapat dideteksi bayi ini mengalami kelainan pada kepala. Karena itu kelahiran bayi ini pun harus melalui operasi cesar.

Ke depan, katanya, bayi hidrosefulus ini perlu mendapat penanganan medis untuk mengatasi kelainan. BLUD TC Hillers Maumere tidak bisa menangani, sehingga bayi ini harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki dokter ahli bedah saraf sepeti di Kupang, Denpasar, Surabaya atau Makasar.

Foto: Inilah wajah dari Martha Hedo, seorang ibu yang tega meninggalkan bayinya di Ruang Anggrek BLUD TC Hillers Maumere, setelah dua hari melahirkan di rumah sakit tersebut

Dia mengatakan pihak rumah sakit bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan aparat keamanan sudah berusaha mencari ibu dari bayi ini. Namun hingga sekarang belum diketemukan. BLUD TC Hillers terus merawat bayi malang ini, sambil menunggu koordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Sikka, sebagai instansi teknis yang menangani masalah kemanusiaan.

Kepala Ruang NICU Maria Frilianti yang ditemui di ruang kerjanya, Senin (4/12), mengaku prihatin atas kondisi yang dialami bayi hidrosefulus. Dia bersama sejumlah petugas medis di Ruang NICU terus melakukan perawatan. Selama 10 hari ini, bayi malang tersebut tidak mendapat air susu ibu, sehingga Maria Frilianti menggantikannya dengan susu formula.

“Kasihan sekali, sedih melihat bayi ini. Kami semua yang bertugas di ruangan ini selalu menganggap sebagai orangtua bayi. Kami betul-betul prihatin. Terlalu sekali perempuan yang sudah melahirkan bayi ini, begitu tega dia meninggalkan anaknya sendiri,” ungkap Maria Frilianti dengan air mata berderai.

Seperti disaksikan media ini di Ruang NICU, Senin (4/12), bayi yang belum ada nama ini dibaringkan pada sebuah boks. Kepalanya membesar akibat penumpukan cairan pada rongga otak. Matanya terus menatap sejumlah petugas medis yang sedang bercandaria dengannya. (vic)

Komentar ANDA?