Nenas Lembata Mulai Rambah Pasar di Timor

0
724
Foto: Produksi nenas desa Labanabol yang sudah meramba pasaran di pulau Timor terutama di Kota Kupang

NTTsatu.com – LEWOLEBA – Produksi nenas di Lembata terutama dari Desa Labanobol, Kecamatan Nubatukan mengalami peningkatan. Selain produksinya yang meningkat, nenas produk Desa Labanobol yang tak menggunakan pupuk kimia semakin diminati. Untuk mendukung produktivitas nenas petani yang terus meningkat, tahun ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata membantu memasarkan nenas petani ke sejumlah pasar di Kota Kupang.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata Kanisius Tuaq yang dihubungi Minggu, 17 Desember 2017 menjelaskan, Desa Labanobol di Kecamatan Nubatukan merupakan desa penghasil nenas.

Nenas Labanobol dikenal sejak dahulu dan sangat diminati karena sedikit serat dan berat rata-rata per buah berkisar antara 1,5 kilogram (kg) sampai 2,3 kg. Buahnya berkulit tebal dengan mata tipis, warna kulit hijau kekuningan, bersisik dengan daging buah berwarna kuning keemasan.

Tuaq menjelaskan, selama ini pihaknya melakukan survei dan memotivasi petani nenas di Desa Labanobol untuk terus mengembangkan tanaman itu. Pemerintah tak saja mendukung peningkatan produksi tetapi untuk memotivasi para petani, melalui dinas membantu para petani dengan cara membeli nenas milik petani dan mencari pasaran di Pulau Timor.

“Keunggulan nenas Labanobol adalah bebas pestisida. Karena memiliki keunggulan, Dinas Pertanian melakukan survei harga pasaran di beberapa pasar tradisional di Kota Kupang dan Timor Tengah Selatan untuk memasok nenas Labanobol,” kata Tuaq.

Foto: Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq

Membantu memasarkan nenas petani tersebut, lanjutnya, merupakan upaya pemerintah membangkitkan semangat petani, meningkatkan pendapatan petani, menemukan sistem pemasaran dengan mencari pasaran agar semangat berproduksi para petani tetap dipertahankan.

“Tahun ini Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan mengirim sebanyak seribu buah nenas Labanobol ke Pasar Oeba, Pasar Inpres Naikoten, Pasar Penfui, dan beberapa pasar di Kabupaten TTS,” terangnya.

Kualitas nenas yang ada sempat menarik perhatian investor untuk mengembangkan investasi pengembangan pertanian nenas di Lembata. Sayangnya, niat itu terkendala produksi yang terbatas dan tidak kontinyu.

Untuk mengatasi persoalan itu, katanya, dinas melakukan hormonisasi setiap bulan untuk menjaga produktivitas dan menjaga produksi yang kontinyu. (rin/bp)

Komentar ANDA?