Peduli Abrasi Pantai Utara, Flory Mekeng Datangi BNPB

0
444
Foto: Penjabat Bupati Sikka, Florianus Mekeng foto bersama Sekretaris Umum BNPB, Dody Ruswandi ketika bersilaturahmi di kantor itu, Kamis, 06 September 2018 lalu

NTTsatu.com – MAUMERE – Penjabat Bupati Sikka, Drs. Mekeng P. Florianus, melakukan silaturahmi kepada Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan  Bencana (BNPB) di Jakarta. Silaturahmi ini untuk memperjuangkan dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana (RRPB) sebesar Rp 60 Miliar dari BNPB. Dana tersebut diminta untuk membangun waterbreak (pemecah gelombang) di Pantai Utara Kabupaten Sikka, yakni di Kecamatan Kangae.

Kamis, 6 September 2018, bertempat di Graha BNPB Jl. Pramuka Kavling 38 Jakarta Timur, Mekeng diterima oleh Sekretaris Utama BNPB, Dody Ruswandi dan Direktur Penilaian Kerusakan Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Tetty Saragih.

“Kami datang untuk menyampaikan ucapan terima kasih, karena BNPB telah mengirimkan Tim Verifikasi pada awal Agustus 2018 lalu, guna memverifikasi proposal kami tentang pembangunan waterbreak di Desa Habi dan Desa Watumilok persisnya dari Pantai Paris Lokaria hingga Waipare. Kami sadar, bukan hanya Kabupaten Sikka yang menderita bencana dan membutuhkan dana RRPB, melainkan juga saudara-saudara kita lainnya di Indonesia ini. Tapi

kami perlu datang menyampaikan terima kasih kami, agar setidaknya map usulan kami berada paling atas dalam berkas pimpinan BNPB,” kata Flory Mekeng, sapaan karib Penjabat Bupati Sikka, yang juga Kepala BPBD Provinsi NTT itu.

Menanggapi itu, Direktur Penilaian Kerusakan Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Tetty

Saragih, mengatakan agar Flory Mekeng tenang saja.

“Bapak Penjabat Bupati tenang saja. Tim verifikasi telah melihat secara langsung serta melaporkan, dan kami menilainya layak. Namun saya perlu ingatkan, bahwa dana RRPB saat ini makin sedikit dan prosedurnya sudah beda. Tugas kami di BNPB selanjutnya adalah mengusulkannya ke Kementerian Keuangan. Jika disetujui, maka dana itu akan diberikan sebagai dana hibah dan ditandatangani oleh Dirjen Perimbangan Keuangan bersama Bupati. Dana itu nanti masuk dalam struktur APBD dan proyeknya dilaksanakan sesuai mekanisme pelelangan dan diawasi DPRD setempat,” jelas Tetty.

Sementara itu, Sekretaris Utama BNPB, yang ditemui kemudian oleh Flory Mekeng, menjelaskan bahwa pihaknya akan memperhatikan serius usulan Kabupaten Sikka.

“Pada minggu ketiga bulan September ini nanti, kami akan mengusulkan proposal Kabupaten Sikka itu ke Menteri Keuangan bersama dengan usulan rehabilitasi Bencana Lombok. Kami harap bisa direalisasikan dalam waktu dekat,” ungkap Dody Ruswandy singkat kepada Flory yang didampingi Kepala Pelaksana BPBD Sikka Muhamad Daeng Bakir dan Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Sikka, Even Edomeko.

Adapun proposal dari Kabupaten Sikka itu didasarkan atas Surat Pernyataan Bencana (SPB) oleh Bupati Sikka Drs. Yoseph Ansar Rera, pada 5 Februari 2018. Berdasarkan SPB itu, pada 21 Maret 2018, Plt. Bupati Sikka Drs. Paulus Nong Susar mengirimkan proposal permohonan bantuan dana RRPB kepada Kepala BNPB cq. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Menjawabi proposal itu, BNPB mengirimkan Tim Survey ke Maumere pada awal Agustus 2018.

Kepala Pelaksana BPBD Sikka, Drs. Muhamad Daeng Bakir, menjelaskan bahwa mengapresiasi kinerja BNPB itu, maka pada awal September, Penjabat Bupati Sikka menuliskan surat ucapan terima kasih pada BNPB, dan pada 6 September 2018, Penjabat bersilaturahmi langsung ke BNPB.

Tentang isi dan teknis pekerjaan dalam proposal yang diusulkan itu, Daeng menjelaskan bahwa: ada satu jenis pekerjaan dengan dua spot. “Yaitu pemecah gelombang di Desa Watumilok sebesar 30 Miliar lebih dan satu di desa Habi sebesar 30 miliar lebih,” urai Daeng.

Usai kunjungan, Penjabat Bupati berharap, semoga pada musim gelombang pasang berikut, masyarakat kita yang mendiami wilayah pesisir dari Pantai Paris hingga Waipare terbebas dari ancaman abrasi. (hms/gan)

Komentar ANDA?