Pendukung Roma Pukul Ketua PPS Ghera

0
393
Foto: Pasangan bakal calon Fransiskus Roberto Diego dan Romanus Woga (Roma) mendatangi Kantor KPU Sikka beberapa waktu lalu untuk menyerahkan dokumen persyaratan dukungan jalur perseorangan

NTTsatu.com – MAUMERE – Proses verifikasi faktual terhadap pendukung pasangan bakal calon perseorangan di Kabupaten Sikka berdampak kekerasan fisik. Seorang pendukung balon Fransiskus Roberto Diego dan Romanus Woga (Roma) diduga telah memukul Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Ghera, Kecamatan Mego Nikolaus Nasa, Rabu (13/12).

Selain kekerasan fisik terhadap perangkat penyelenggara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sikka Tahun 2018, sejumlah PPS di berbagai wilayah yang tengah melakukan verifikasi faktual juga mengalami kekerasan verbal. Mereka dimarah, dibentak-benatak, bahkan ada pendukung yang menyita dokumen negara berupa format B1-KWK Perseorangan yang merupakan surat pernyataan dukungan dari pendukung.

Informasi tentang pemukulan terhadap Ketua PPS Ghera disampaikan jurubicara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sikka Fery Soge bersama anggota KPU Alfons Hilarius Ase, Kamis (14/12) di Kantor KPU Sikka di Jalan Eltari Dalam Kelurahan Kota Uneng. Media ini juga langsung bertemu dengan korban dan pelaku yang tengah menyelesaikan masalah tersebut di Kantor Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslih) Kabupaten Sikka.

“Kami dapat laporan dari Ketua PPS Ghera Nikolaus Nasa bahwa dia mengalami kekerasan fisik saat sedang melakukan verifikasi faktual. Ini kejadian yang  tidak bisa ditolerir. Setelah koordinasi dengan KPU Provinsi, diarahkan agar kasus ini terus dilanjutkan ke tingkat Panwaslih Sikka untuk proses hukum,” jelas Alfons Ase.

Kasus ini berawal dari proses verifikasi faktual di rumah Yansen Yosef Bata di Dusun Magekoba. Yansen Yosef Bata merupakan salah satu dari 21.201 pendukung Roma, yang mana dokumen dukungannya diserahkan Roma kepada KPU Sikka pada hari terakhir penyerahan persyaratan dukungan. Sesuai tugas dan perannya, PPS Ghera pun melakukan verifikasi faktual untuk mengonfirmasi Yansen Yosef Bata atas kebenarannya memberikan dukungan.

Ketika diinformasikan bahwa dia merupakan salah satu pendukung dengan menunjukkan fotocopy kartu tanda penduduk dan surat pernyataan dukungan, Yansen Yosef Bata langsung mengamok. Nikolaus Nasa menyampaikan bahwa dokumen dukungan tersebut diterima dari Roma. Yansen Yosef Bata pun meminta melihat dokumen tersebut. Dia mengaku kaget karena tidak pernah memberikan KTP dalam kaitan dengan dukungan kepada pasangan balon independen.

Nikolaus Nasa sudah berupaya memberikan penjelasan bahwa kalau tidak mendukung maka yang bersangkutan bisa menandatangani berita acara penolakan atau format B5-KWK Perseorangan. Namun penjelasan ini tidak diterima, karena Yansen Yosef Bata menilai terjadi manipulasi dukungan yang merugikan dia.

Saat Yansen Yosef Bata melihat dokumen dukungan, Nikolaus Nasa sempat meminta izin untuk mengambil foto yang bersangkutan sebagai bukti bahwa PPS Ghera sudah melakukan kunjungan kepada pendukung Roma. Namun persis saat itu tiba-tiba Yansen Yosef Bata spontan memukul punggung Nikolaus Nasa.

Selain berkoordinasi dengan PPK Mego dan KPU Sikka, Nikolaus Nasa sendiri sudah melaporkan kasus pemukulan ini ke Pospol Mego. Malam itu dia langsung meminta visum dari Puskemas Mego.

Pada Kamis (14/12) siang, Nikolaus Nasa bersama dua rekan PPS Ghera melaporkan persoalan ini ke Panwaslih Sikka. (vic)

Komentar ANDA?