Perempuan Lebih Rentan Terhadap Stroke

0
364

NTTsatu.com – Setiap orang memang berpotensi terserang stroke. Namun, kasus terbanyak terjadi pada perempuan. Hal itu disampaikan dokter dari Malaysia dr Wong Wee Yeen di acara bincang sehat beberapa waktu lalu.

Menurut dia, diabetes dan hipertensi adalah dua penyebab umum stroke. Ada pula faktor lain seperti mengonsumsi junk food, kurang berolahraga, tekanan kerja yang berlebihan, dan tidak ada kontrol diet.

“Dengan kondisi yang sama, perempuan lebih rentan menderita stroke. Biasanya perempuan yang sangat sibuk dengan urusan rumah tangga mengabaikan kesehatan,” katanya.

Dia menambahkan, segudang kesibukan juga menjadi salah satu pemicu stroke. Sebab, tidak adanya waktu istirahat bisa mengakibatkan seseorang terkena hipertensi.

Stroke merupakan kerusakan sebagian fungsi otak karena ada penyumbatan pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otak.

Menurut Wong, ada banyak faktor seseorang terkena stroke. Antara lain, hipertensi atau tekanan darah lebih dari 140/90 mmHG, merokok, obesitas, kolesterol, diabetes, aterosklerosisatau radang pada pembuluh darah, fibrilasi atrium, minuman beralkohol, dan narkoba. “Supaya tidak stroke, faktor penyebab dicegah,” ujarnya.

Wong mengungkapkan, sampai saat ini stroke masih menjadi momok bagi masyarakat. Sebanyak 75 persen penderita stroke sulit beraktivitas, 10 persen mengalami kejang, dan 30–50 persen merasa risau, takut, stres, dan sulit tidur. Sisanya mengalami demensia atau ingatan menurun. “Hampir semua orang yang menderita stroke tidak bisa pulih,” jelas Wong.

Di Indonesia, stroke juga menyerang usia remaja, bahkan balita. Hal itu diungkapkan Dr dr Muhammad Arifin Parenrengi SpBS. Meski belum memiliki data detailnya, dr Arifin mengungkapkan bahwa kasus stroke pada anak sering dijumpai di RSUD dr Soetomo.

Lain dengan dewasa, sebagian besar kasus stroke pada anak disebabkan kelainan. Biasanya aneurisma dan arteori arteriovenous malformation (AVM). Selain itu, ada stroke yang disebabkan kadar trombosit turun.

“Jadi, bisa juga stroke karena demam berdarah,” kata Arifin. Namun, lanjut dia, sebagian kasus juga disebabkan trauma kepala yang bisa terjadi karena benturan atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Mengingat pusat stroke ada di otak, seseorang yang mengalaminya bisa kehilangan sebagian fungsi organ. Jika stroke terjadi pada otak kiri, dampaknya adalah kelumpuhan tangan kanan, kaki kanan, dan kesulitan berbicara. Jika terjadi pada otak kanan, akan terjadi kelumpuhan pada kaki kiri dan tangan kiri.

“Stroke yang terjadi di otak depan akan berpengaruh pada kontrol perilaku. Kalau belakang, penglihatannya yang berkurang,” jelas dokter yang juga anggota Surabaya Neuroscience Institute itu.

Selain penyebabnya yang berbeda, stroke pada bayi lebih mudah disembuhkan. Sebab, otak bayi memiliki jaringan yang bisa memperbaiki diri. “Otak pada bayi juga belum tumbuh maksimal sehingga masih bisa diperbaiki jika ada kerusakan,” jelas Arifin. ***

Komentar ANDA?