Petisi Penolakan Pembangunan di Awalolon Terus Dilanjutkan

0
620
Foto: Pertemuan dengan tokoh adat desa Baulangu, Kecamatan Nubatukan, Selasa, 26 Pebruari 2019

NTTsatu.com – LEMBATA – Tekad sejumlah warga Lembata untuk menolak pembangunan dalam bentuk apapun di pulau Awalolon terus berlanjut. Sudah banyak tokoh masyarakat yang menandatangani petisi penolakan tersebut,

Yohanes Kia Nunang selaku koordinator aksi ini yang menghubungi redaksi media ini, Selasa, 26 Pebruari 2019 malam  menjelaskan, dia bersama Astin Making sempat menemui sejulah tokoh adat Lembata dan mendapatkan berbagai cerita tentang kisah Awalolon.

Domi Wejak pemilik Urumitem di Desa Baolango, Lewokukung yang ditemui dengan sangat tegas menolak keras pembangunan apapun yang akan dilakukan di Awololon.

Foto: Bapak Domi Wejak pemilik Urumitem di Desa Baolango, Lewokukung ketika menandatangani petisi tolak pembangunan apapun di Awololon

Hal yang sama juga ditegaskan Paulus Balaor, tokoh adat yang tinggal di Namaweka. Keduanya menyatakan kekesalan merka terhadap niat pemerintah kabupaten Lembata yang sama sekali tidak menghargai dan menghormati kisa tentang Awalolon yang merupakan tempat tinggal leluhur pada lalu. Dan di tempat itu banyak sekali kuburan leluhur yang menjadi korban ketika bencana ratusan tahun lalu.

Kia Nunang juga menjelaskan, mereka sudah bertemu sejumlah tokoh adat di desa Baolango Kecamatan Nubatukan untuk membahas soal pembangunan jeti apung dan kolam renang di Awololon. Para tetua adat ini dengan tegas menolak pembangunan itu.

Foto: Bapak Paulus Balaor ketika menandatangani petisi tolak pembangunan apapun di Awololon,

“Siapapun yg membuat ceremoni di Awololon, resiko tanggung sendiri. Dia akan berurusan dengan leluhur Awololon,” kata Philipus Muli Uak, sesepuh Baolango.

Muli Uak lebih lanjut menyatakan, Awololon itu bukan satu dua suku saja tetapi banyak suku dan dalam satu rumpun suku Lamaholot. Karena itu yang sudah membuat ceremoni itu merupakan langkah yang salah karena bukan hanya satu atau dua suku yang berasal dari Awololon.

Yoseph Itong Wuwur tokoh adat lainnya menyatakan, biar besok mereka demo pro pembangunan di Awololon dan itu hanya satu dua orang yang dukung dan mereka bukan bagian dari kami. “Untuk itu, kita yang tolak ini harus tetap satu hati. Kita serahkan saja pada leluhur Awololon Lewotanah untuk bisa melihat semua ini. Jangan kita halangi dengab kekerasan karena kita masih punya adat,” kata Itong Wuwur.

Hadir dalam pertemuan Selasa, 26 Pebruari 2019 di rumahnya Bapak Muli Uak itu antara lain Philipus Muli Uak, Rufus B. Uak, Aloysius Tou’or, Konstantinus Tou’or, Yoseph Itong Wuwur dan Martinus R. Uak. (bp)

Komentar ANDA?