NTTsatu.com – MAUMERE – Pasca penembakan di SMP Muhammadiyah Waipare Kecamatan Kangae, polisi pun langsung membentang police line di Ruang III yang menjadi lokasi penembakan. Praktis Ruang III yang digunakan sebagai salah satu ruang ujian nasional (UN) pun harus ditutup. Pihak sekolah memindahkan dua ruang UN ke tempat yang lebih aman.
Pantauan media ini di SMP Muhammadiyah, Selasa (24/4), police line dibentang pada bagian depan dan belakang Ruang III. Sejumlah aparat kepolisian dan personil TNI-AD berjaga-jaga dengan senjata lengkap. Beberapa orang berada di bagian depan, dan ada juga yang berjaga-jaga di bagian belakang.
Bagian utara Ruang III terdapat tanah kosong kurang lebih 15 meter. Tanah sekolah dibatasi tembok setinggi kurang lebih 2 meter. Di atas tembok tampak pecahan-pecahan botol yang ditanam ke dalam cor tembok. Tembok sekolah langsung berbatasan dengan jalan kampung dan pemukiman penduduk.
Informasi dari Kepala SMP Muhammadiyah Muhammad Lautana, sebanyak 94 siswa yang mengikuti UN tahun ini. Mereka disebarkan pada 5 ruang kelas. Ruang I, II, III, dan IV berada pada bagian utara. Sementara Ruang V di sebelah timur.
Menyusul terjadinya penembakan dan kemudian bentangan police line di Ruang III, pihak sekolah lalu mengambil kebijakan memindahkan Ruang III dan Ruang IV ke ruang kelas di bagian timur. Dua ruang ini terpaksa dipindahkan untuk memudahkan penyelidikan yang sedang dilakukan aparat kepolisian.
Sebagaimana pantauan media ini, Selasa (24/4), pihak sekolah mengumpulkan sema siswa peserta UN. Muhammad Lautana lalu memberikan pengumuman dengan beberapa poin antara lain pemindahan dua ruang ujian.
“Saya berharap adik-adik tetap tenang dan konsentrasi menjaga ketenangan dan kenyamanan dalam menghadapi ujian. Ruang III dan Ruang IV dipindahkan ke bagian timur,” jelas Muhammad Lautana.
Para siswa mengikuti UN Matematika pada hari kedua sejak pukul 10.30 Wita hingga 12.30 Wita. Kondisi UN di hari kedua berlangsung aman dan kondusif. (vic)
