PPS Ghera Proses Hukum, Pendukung Roma Bantah Memukul

0
333
Foto: Ketua PPS Ghera Niklaus Nasa (tengah) didampingi dua anggota PPS Ghera Andreas Rangga dan Delfonsius Alfi saat melapor kasus dugaan tindak kekerasan ke Kantor Panwaslih Sikka, Kamis (14/12)

NTTsatu.com – MAUMERE – Nikolaus Nasa, Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Ghera Kecamatan Mego menempuh proses hukum atas dugaan pemukulan yang dialaminya. Namun pelaku Yansen Yosef Bata, pendukung pasangan balon bupati dan wakil bupati perseorangan Fransiskus Roberto Diogo dan Romanus Woga (Roma) membantah telah memukul yang bersangkutan.

Ketua Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Kabupaten Sikka Harus Alrasyid, Kamis (14/12) di Kantor Panwaslih Sikka, mengaku telah menerima laporan dari korban tentang dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh salah seorang pendukung Roma di Magekoba Desa Ghera. Pihaknya langsung menggelar musyawarah cepat dengan menghadirkan para pihak.

“Setelah terima laporan, kami langsung koordinasi untuk hadirkan para pihak. Kami sudah gelar musyawarah cepat untuk menyelesaikan masalah ini, namun tidak ada titik temu. Pelapor berencana menempuh proses hukum, dan kami akan serahkan kasus ini kepada Sentra Gakumdu,” jelas Harus Alrasyid.

Panwaslih Sikka telah menyerahkan format-format laporan dugaan tindak pelanggaran kepada Nikolaus Nasa. Nantinya format tersebut dilengkapi sebagai bahan laporan, dilampirkan dengan bukti identitas dan persyaratan lainnya.
Nikolaus Nasa yang dihubungi di Kantor Panwaslih Sikka mengaku telah mengalami tindakan kekerasan oleh Yansen Yosef Bata. Padahal dia sudah melakukan tugas secara prosedural saat verifikasi faktual di rumah terlapor.

Selain dipukul di punggung bagian belakang, handphone korban juga sempat terjatuh. Selain itu terlapor juga menyita dokumen negara berupa format B1-KWK Perseorangan. Dokumen negara ini diguling menyerupai rokok.

“Kami melakukan verifikasi faktual secara prosedural. Dia minta melihat bukti dukungan, kami serahkan. Saya minta izin foto untuk dokumentasi. Lalu dia mau rampas handphone saya, terus saya mengelak dan handphone jatuh. Saya pungut handphone, dan dia langsung pukul punggung saya,” jelas Nikolaus Nasa.

Pasca itu kondisinya mulai memanas. Untung saja ada Kepala Desa Ghera Vinsensius Osias Saka yang hari itu bertepatan sedang bertamu di rumah Yansen Yosef Bata. Kepala Desa bersama dua anggota PPS Ghera berupaya menenangkan suasana.

Saat hendak meninggalkan rumah Yansen Yosef Bata, PPS Ghera kembali mengalami kekerasan. Terlapor melempar gulingan dokumen negara ke arah PPS Ghera sambil menyebut kata-kata yang tidak etis. Usai melempar terlapor memungut kembali dokumen negara tersebut.

Yansen Yosef Bata yang ditemui terpisah membantah telah melakukan pemukulan terhadap Ketua PPS Ghera. Ditanya berkali-kali, dia menegaskan bahwa tidak melakukan pemukulan.

“Saya tidak pukul, ada saksinya, ada Kepala Desa waktu itu. Silakan kalau dia mau lanjutkan proses hukum. Saya siap memberikan keterangan,” ujar laki-laki yang sehari-hari bekerja sebagai petani.

Dia hanya mengaku telah menahan format B1-KWK Perseorangan yang diperlihatkan PPS Ghera kepadanya. Yansen Yosef Bata beralasan akan mengklarifikasi dokumen tersebut kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) karena manipulasi tandatangannya di dalam dokumen itu. (vic)

Komentar ANDA?