ADVETORIAL: Pranata Humas Ujung Tombak Desiminasi Intformasi Publik

0
1011

JABATAN Fungsional Pranata Humas (JFPH) kini kian penting dan strategis. Bahkan ujung tombak desiminasi informasi publik. Ditangan Pranata Humas, kebijakan dan program pembangunan dapat disosialisasikan kepada masyarakat.

Agar berkiprah maksimal, Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia Penelitian (BBPSDMP) Komunikasi dan Informatika Makassar mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Bidang Kehumasan bagi Pejabat Pranata Humas dari Dinas Kominfo Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT, di Hotel Aston, Kupang,3-7 Desember 2019. Program Pelatihan ASN di Wilayah tertinggal,terdepan dan terluar Bidang Komunikasi Digital Talent Scholarship selama 60 jam pelajaran itu menghadirkan Pakar Komunikasi dari FISIP Undana Kupang, yakni : Dr. Yeremia Djefry Manafe,S.Sos,M.Si, Dr. Petrus Ana Andung, S.Sos, M.Si, I Gusti Ayu Rina Fietriani, S.Sos, M.I.Kom dan Abner P.R. Sanga.

Jabatan Fungsional Pranata Humas (JFPH), baik yang berada di level pusat dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) maupun yang berada didaerah pada Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan ujung tombak untuk desiminasi informasi tentang berbagai kebijakan dan program pemerintah kepada masyarakat. Jabatan Fungsional Pranata Hunas justru kini kian penting dan strategis ketika Presiden RI, Joko Widodo menggagas penyelederhanaan Birokrasi Pemerintahan dengan hanya dua eselon saja, yakni Eselon l dan ll. Sedangkan Eselon lll,lV dan V dipangkas.
Penegasan Presiden Joko Widodo itu disampaikan dalam Sidang Paripurna MPR RI usai dilantik 20 Oktober 2019 lalu, perlunya dilakukan penyederhanaan birokrasi pada Kemeterian/Lembaga dan ‘Pemerintah Daerah menjadi hanya dua level dan mengganti-mengalihkan jabatan tersebut kepada Jabatan Fungsional yang berbasis keahlian/ketrampilan dan kompetensi tertentu. Menteri Dalam Negeri bergerak cepat, mengeluarkan Surat tertanggal 13 Desember 2019 kepada para Bupati dan Walikota se-Indonesia agar segera melakukan identifikasi dan pemetaan Jabatan Fungsional kepada Mendagri melalui Gubernur paling lambat 30 Desember 2019.

Langkah antisipatif Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia Penelitian (BBPSDMP) Komunikasi dan Informatika Makassar untuk mengadakan Pelatihan Junior Public Relations/Public Relations Administrator/Public Relation Staff sangat tepat demi peningkatan kompetensi kualitas SDM Pejabat Fungsional Pranata Humas bagi ASN di Wilayah 3 T (tertinggal,terdepan dan terluar) Bidang Komunikasi Digital Talent Scho;aship selama 60 jam pelajaran, 3-7 Desember 2019 di Hotel Aston Kupang.

Pelatihan bagi Pejabat Pranata Humas sebanyak 75 peserta dari Kabupaten /Kota se-Provinsi NTT itu dibagi dalam dua kelas, Bidang Kehumasan dan Bidang Informatika. Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Kosmas D. Lana, SH,Msi membuka pelatihan yang dihadiri Kepala BBPSDMP Kominfo Makassar, Ruslan Harun, Kepala Dinas Kominfo Provinsi NTT, Drs. Aba Maulaka dan ketua Pantia Penyelenggara, Junanaidi.

“Pelatihan ini amat penting. Karena kualitas sumber daya manusia bagi Pranata Humas mutlak diperlukan di era pemerintahan berbasis elektronik saat ini. Sekaligus peningkatan kompetensi teknis untuk menguasai bidang kehumasan dan bidang informasi. Sebagian besar SDM di Bagian Timur Indonesia yang masuk kategori 3T (tertinggal,terluar dan terdepan) termasuk beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi NTT patut mendapat perhatian dalam pengembangan SDM dan peningkatan kompetensi teknis”, kata Kosmas D. Lana.

Provinsi NTT, demikian Kosmas Lana, sudah saatnya bangkit maju menyongsong era pemerintahan berbasis elektronik. Kita tidak boleh disebut 3 T lagi. Karena itu, dibutuhkan perhatian pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kominfo mengutamakan pengembangan kualitas SDM dan pembangunan sarana dan prasarama komunikasi dan informatika. Pembangunan Tower atau BTS di Provinsi NTT merupakan hal prioritas agar mendukung Indonesia merdeka sinyal. Apalagi saat ini, ujian akhir bagi siswa SMP dan SMTA berbasis computer yang jelas membutuhkan jaringan internet.

Para Pakar Komunikasi dari FISIP Universitas Nusa Cendana Kupang diundang sebagai narasumber/pembicara dalam forum pelatihan bergengsi di Hotel Aston kuspang. Para Dosen komunikasi dari FISIP Undana Kupang itu tampil dengan materinya masing-masing. Dr. Yeremia Djefry Manafe, M.Si tampil dengan materi, Kegiatan Seminar,Lokakarya, konferensi dan Rapat dan Pendokumentasian Kegiatan. Dr. Petrus Ana Andung, M.Si tampil dengan materi, Riset Public Relations dan Perencanaan Program Kehumasan. I Gusti Ayu Rina Fietriani, S.Sos.M.I.Kom tampil dengan materi, Hubungan dengan Media dan Master Of Ceremony.

Namun para instruktur selalu kompak bersama dalam pemaparan materi dan simulasi. Mengapa? Karena selepas materi secara teoritis, dilakukan simulasi atau praktek dengan melibatkan studi kelompok dalam satu kesatuan. Tidak ada jarak antara instruktur dan peserta karena menerapkan proses pembelajaran orang dewasa. Gelak tawa dan suasana humoris mewarnai proses belajar mengajar. Dan Bung Anthony Kolin, dari Dinas Kominfo Kabupaten Alor menjadi Komedian utama yang sungguh menghibur.

Dr. Djefry mengatakan, tugas Pranata Humas tak bias lepas dari kegiatan Seminar, konferensi, Lokakarya dan Rapat. Secara teori, seminar adalah sebuah pertemuan khusus yang memiliki teknis dan akademis yang tujuannya untuk melakukan studi menyeluruh tentang suatu topik tertentu dengan pemecahan suatu permasalahan yang melakukan interaksi diantara para peserta seminar yang dibantu oleh seorang guru besar ataupun cendekiawan. Konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat menganai suatu masalah yang dihadapi bersama. Misalnya, Urai Dr. Djefry, Konferensi Bisnis : pertemuan untuk membahas masalah bisnis. Konferensi Pers : suatu pengumuman untuk pers (cetak, radio, televise) dengan diikuti sesi tanya jawab tentang hal yang diumumkan.

Lokakarya adalah pertemuan antara para ahli (pakar) untuk membahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahliannya, sanggar kerja dst. Sedangkan rapat merupakan pertemuan dua orang atau lebih untuk memutuskan suatu tujuan.” Forum seminar, lokakarya, konferensi dan rapat merupakan kegiatan penting dimana harus disiapkan secara baik oleh Pranata Humas. Tujuannya agar Desiminasi Informasi Kebijakan dan Program Pemerintah dapat tercapai. Karena Deseminasi itu, suatu kegiatan penyebaran informasi yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, mengubah perilaku sasaran, dan akhirnya mereka mampu memanfaatkan informasi tersebut”, ujar Dr. Djefri Manafe.

Ada pun langkah-langkah mempersiapkan empat forum dimaksud. Antara lain, memahami tema dan topic yang akan dibahas, membentuk tim kerja (panitia), menyusun agenda, menyusun cek list kegiatan. Sedangkan materi penting lainnya, Pendokumentasian Kegiatan. Menurut Dr. Djefry, kegiatan apapun butuh dokumentasi. Karena itu, butuh langkah persiapan, misalnya, menyusun rencana pendokumentasian kegiatan, menata data/informasi, menetapkan peralatan dan/atau tenaga spesialis pihak ketiga jika diperlukan dan melaksanakan pendokumentasian kegiatan. Menetapkan obyek dokumentasi, dan menetapkan jenis media mana saja untuk dokumentasi serta menetapkan tim dokumentasi.

Dr. Petrus Ana Andung, S.Sos. M.si dalam materinya tentang Riset Public Relations (PR), mengatakan, secara teori riset berarti to search atau to find (mencari informasi tentang sesuatu atau sebuah usaha untuk menemukan sesuatu). Riset PR berarti sebuah upaya atau proses pencarian dan pengumpulan data yang dilakukan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan PR dan juga bias ditujukan untuk mengevaluasi berbagai kebijakan dan program kehumasan. Karena menurut Dr,. Petrus, Risep PR punya manfaat. Antara lain, membantu mengantisipasi munculnya masalah, mengevaluasi program kerja PR, melakukan tes awal tentang keefektifan alat-alat komunikasi yang digunakan, memperoleh profil public beserta sikap mereka, mengakumulasi informasi tentang keefektifan penggunaan media dan evaluasi seluruh program dan kampanye PR.

Riset PR, lanjut Dr. Petrus, punya cakupan yaitu studi tentang komunikator, studi pesan, studi media, studi khalayak dan studi efek. Sedangkan langkah Riset PR antara lain, menemukan masalah sebagai dasar untuk pertanyaan penelitian atau focus penelitian, menetapkan tujuan penelitian, menetapkan kerangka konseptual, mendesai metodologi penelitian, pengumpulan data, analisa data, menyusu laporan hasil riset dan publikasi. Dan masih banyak langkah teknis lainnya yang dilakukan agar menghasilkan sebuah Riset PR baik dan berkualitas (pendekatan kuantitatif dan kualitatif).

Menarik memang, tampil pula Dosen Muda dan Cantik komunikatif, I Gusti Ayu Rina Fietriani, S.Sos.M.I.Kom yang adalah satu-satunya instruktur wanita ditengah padatnya materi pelatihan yang juga membawa nuansa tersendiri dalam proses belajar mengajar. Ayu- Rina atau Fitriani, demikian dosen yang penuh ceria ini sering disapa, menyajikan materi teori dan praktek tentang, Master of Ceremony (MC) karena memang ia sering tampil sebagai Pembawa Acara (Pewara) di Kampus maupun ditempat lain.

Menurut Rina, menjadi MC tentu banyak syarat yang mesti dimiliki baik penguasaan secara teori mapun praksis agar bias tampil sebagai seorang MC yang sukses. Dimulai dengan pertanyaan, memandu kegiatan dalam suatu acara gampang atau susah ? Intinya, ada tiga hal : mau belajar, berlatih dan mencoba. Aalasan kenapa kita harus belajar jadi MC ? Tertaris menjadi MC ingin terkenal, hanya ingin sekedar tahu atau hanya ingin belajar dan MC bias jadi pekerjaan. Menjadi MC yang memiliki profesionalisme dan pengalaman, bukan jam terbang, tapi juga persiapan yang baik dan focus.

Menjadi MC yang sukses, lanjut Rina, ada tuntutan kemapuan ketrampilan olah vocal , renyah, jelas dan menarik. Speed, standar kecepatan suara harus menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi. Volume, dalam memandu sebuah acara suara yang dihasilkan harus bulat. Tone, tinggi rendah suara agar audience tidak merasa bosan selama acara berlangsung. Timbre, suara yang ekspresif akan sangat mudah mempengaruhi pendengar. Power, kekuatan suara yang dihasilkan harus tepat sesuai dengan pemakaian kata. Nafas, berbicara dengan nafas perut, karena suara yang dihasilkan lebih dalam, power lebih kuat dan lebih terasa nikmat untuk didengar.

Menjadi MC juga butuh persiapan. Menurut Rina, mental paling utama. Lalu buat Q-Cards, mempelajari jenis acara yang akan dipandu dan membuat susunan acaranya serta menulis kalimat-kalimat yang akan diucapkan nantinya. Saat pelaksanaannya, datanglah 30 menit sebelum acara dimulai, koordinasi dengan panitia, lakukan dengan enjoy, nikmati setiap momen jangan takut melakukan improvisasi dan sesekali berikan humor. Dan masih banyak hal teknis lainnya yang mesti diperhatikan agar tapil sebagai MC yang baik dan professional.

Sedangkan Dosen Muda yang satu ini tampil agak beda, ibarat seniman dan cenderung fotografer dengan rambut ikal panjang diikat rapih, Abner P.R. S.Sos. M.Si tampil dengan materi, Special Event (Peristiwa Khusus Kehumasan). Instruktur dengan gaya wartawan ini menjelaskan, secara teori, Yaverbaun mengemukakan special event adalah media publisitas yang efektif karena dapat membantu memasarkan perusahan dan produk jasa kepada publik, sangat bersifat promosi, serta mampu mendapatkan publisitas banyak dari pihak media massa. Bahkan, putra sulung dari Prof. Dr. Felix Sanga ini mencontohkan, special event seperti setiap tahun yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Lembata yakni,”Festival Tiga Gunung”, yang menyedot perhatian banyak pihak, wisatawan baik domestic maupun mancanegara.

Menurut Abner Sanga, banyak hal yang mesti dipersiapkan dalam membuat special event. Misalnya elemen special event, nama, jangkauan acara, budget dan elemen program, tujuan, jadwal waktu, lokasi, fasilitas, siapa yang akan terlibat. Langkah selanjutnya, menyusun perencanaan. Antara lain, membentuk tim kerja (panitia), memilih dan menetapkan jenis acar sesuai dengan tujuan komunikasi dan karakteristik khalayak sasaran. Menyusun proposal dan rencana kerja berdasarkan anggaran, menentukan jumlah media publikasi dan menetapkan sumber daya personil.

Abner meningingatkan, media yang akan dijadikan media publikasi adalah media-media yang memiliki target audiens yang sesuai dengan target dari kegiatan special event. Jumlah media disesuaikan dengan anggaran, menghubungi media dapat dilakukan baik secara personal (dengan jurnalis) atau dengan institusi media. Penting juga disediakan Media Kit seperti press release, company profile, brosur, laflet yang akan diberikan kepada media. Dokementasi kegiatan juga mesti dilakukan serta evaluasi nantinya, agar special event benar-benar sukses sesuai rencana.

Akhirnya, keempat pakar komunikasi dari FISIP Undana Kupang ini, Yeremia Djefry Manafe, Petrus Ana Andung, I Gusti Fitriani dan Abner P. Sanga, dengan sungguh tulus hati dan bertanggungjawab secara profesional mentransfer ilmu teoritis dan pengatahuan praksis bagi peserta, Pejabat Pranata Humas Dinas Kominfo se-Provinsi NTT. Hanya satu komitmen, menjadikan Pejabat Pranata Humas memiliki kompentensi dan berperan professional sebagai ujung tombak desiminasi informasi publik.***(Karolus Kia Burin/Sekretaris Dinas Kominfo Kabupaten Lembata/Adv).

Komentar ANDA?