Ratusan Orang Hadiri Seminar Meditasi Bagi Orang Sibuk dan Kaum Milenial

0
890
Foto: Romo Siriakus Foto Bersama Kelompok MK BMF Kupang dan sejumlah peserta usai kegiatan Seminar di Aula Paroki St. Yoseph Naikoten Kupang, Selasa, 02 April 2019

“Meditasi Bagi Orang  Sibuk dan Kaum Milenial”

NTTsatu.com – KUPANG – Sekitar lebih  dari 300 orang menghadiri seminar yang digelar oleh kelompok Meditasi Kristiani Bunda Maria Fatima (MK BMF) Kupang di aula Paroki St Yoseph Naikoten Kupang, Selasa, 02 April 2019 petang. Seminar dengan Tema: “Meditasi Bagi Orang  Sibuk dan Kaum Milenial” ini menghadirkan pembicara  tunggal Romo Siriakus Maria Ndolu, O’Carm.

Foto: Ketua MK BMF Kupang, Densiana Martha Mado saat mengalungkan selendang untuk Romo Siriakus Maria  Ndolu, O’Carm sebelum Seminar bertema “Meditasi Bag Orang  Sibuk dan Kaum Milenial” di aula Paroki St Yoseph Naikoten Kupang, Selasa, 02 April 2019

Ketua MK BMF Kupang, Densiana Martha Mado mengakui, kegiatan seminar ini dilakukan untuk memperkenalkan meditasi ini kepada mereka yang ingin memulai sesuatu   yang baru dalam hal berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

“Kegiatan ini kami rancang hanya dalam waktu tiga minggu. Semula kami berpikir hanya sekitar puluhan orang yang hadir ternyata sungguh luar biasa, ternyata lebih dari 300 orang yang hadir. Karena itu kami berteima kasih kepada Pastor Paroki St. Yoseh Naikoten, Pater Dagobertus Sota Ringgi, SVD yang telah membantu kami menghadirkan umatnya juga anggota Legio Maria. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Romo Siriakus yang telah bersedia berbicara banyak hal soal meditasi ini,” katanya..

Foto: Romo Sirkiakus (kiri) didampingi moderatar Bonne Pukan saat menyampaikan materinya pada  kegiatan Seminar di Aula Paroki  St. Yoseph Naikoten Kupang,  Selasa, 02 April 2019

 

Mengenal Meditasi

Romo Siriakus mengakui, Meditasi pertama-tama dimulai oleh para pertapa dan kaum petani sederhana. Mereka semula membaca Kitab Suci dan mengambil ayat atau kalimat bahkan kata tertentu yang menyentuh bathin mereka lalu mulai merenungkan dan melafalkan dalam hati secara teratur.

Meditasi ini kemudian terus berkembang yang muncl dengan berbagai pengertian. Misalnya diartikan sebagai stare in medio yang berarti berdiri di tengah dan yang di tengah itu  adalah Tuhan. Orang bermeditasi adalah orang yang selalu mau berdiri di hadapan Tuhan.

Pengertian lainnya  adalah meditasi juga berarti mengulang-ulang yang dalam bahasa Yunani disebut Meletan dan sama artinya juga dengan  ruminatio yang berarti mengucah. Dan yang dikunyah adalah Sabda Tuhan.

Foto: Peserta kegiatan Seminar di Aula Paroki  St. Yoseph Naikoten Kupang,  Selasa, 02 April 2019 nampak serius mendengarkan penjelasan Romo Siriakus Maria Ndolu O’Carm

Romo Siriakus mengatakan, doa menggunakan kata-kata  pendek dan doa monologis  inilah yang disebut Meditasi Kristiani. Doa hening seperti yang dilakukan Yesus selama 40 hari berpuasa.

Doa kontemplatif atau meditasi itu adalah doa dengan hati atau bathin dengan mengabaikan otak dan mulut. Otak tidak dihadirkan untuk mengerti tentang kata pendek itu dan mulut juga tidak digunakan untuk mengucapkan kata pendek itu.

Kata yang dianjurkan oleh para peditator pendahulu  adalah MARANATHA yang berarti Datanglah Tuhan Yesus.

Sama sekali tidak dilarang untuk menggunakan kata-kata lain misalnya dalam bahasa daerah masing-masing asalkan otak tidak dilibatkan dalam memahami arti kata itu sehingga tidak memunculkan hal-hal lain saat mengaucapkan kata itu dalam hati.

Dijelaskannya, pengucapan kata pendek yang sering disebut oleh kaum meditator sebagai mantra itu dilakukan dalam hati sesuai tarikan dan hembusan napas. Mantra itu bisa dipenggal sesuai suku kata atau bisa juga dua suku kata sesuai tarikan dan hembusan napas.

Hal yang akan membuahkan hasil adalah doa itu dilakukan secara terus menerus. Kemudian Romo memberikan contoh bahwa seorang pasien kalau sakit dan ke dokter, dia akan mendapatkan pesan bahwa obat itu harus diminum secara teratur dan kontinyu hingga selesai agar bisa mencapaj kesembuhan.

Demikian juga meditasi ini tidak bisa terputus tetapi dilakulan terus menerus setiap hari. Dan sudah banyak kesaksian bahwa efek dari meditasi ini menurut Romo Siriakus adalah seseorang bisa menjadi sehat karena ada pikiran yang tenang kemudian pernapasan yang diatur dengan baik selama bermeditasi.

Pelaksanaan meditasi itu dianjurkan kata Rokmo Siriakus, minimal 20 menit dan dilakukan secara rutin. Metodenya: duduk di kursi dengan tegak lurus, telapak kaki betul menyentuh tanah secara sempurna. Tangan diletakkan di atas paha dengan telapak tangan  terbuka ke atas atau tertutup ke bawah di atas paha. Tenangkan hati dan mulai mengucapkan kata mantra itu dalam hati seirama dengam tarikan napas.

“Selama meditasi pasti pikiran akan ngelantur dan biarkan saja lalu kembalikan pikiiran itu dan lanjutkan meditasi. Di akhit meditasi pasti akan ada pengalaman yang dirasakan selama meditasi itu. Selamat mencoba, semoga bermanfaat,” pesan Romo asal Kabupaten Ende ini. (gan)

Komentar ANDA?