Ratusan Orang Tua Siswa Datangi Dinas Pendidikan NTT

0
813
Foto: Orang tua calon siswa saat mendatangi kantor Dinas Pendidikan NTT untuk mendapatkan kepastian terkait nasib anak-anak mereka.

NTTsatu.com – KUPANG – Ratusan orang tua siswa yang anak-anaknya tidak diterima di SMA Negeri dalam Kota Kupag, Senin, 17 Juli 2017 menggelar aksi demo di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Mereka ingin mempertanyakan, mengapa anak-anak mereka tidak diterima di sekolah terdekat sesuai aturan dimana sekolah harus menerima siswa dalam radius 1 Kilo meter dari sekolah sebesar 40 persen dari jumlah siswa yang diterima pada sekolah tersebut.

Mariana, seorang ibu di teras depan  kantor Dinas Pendidikan Provinsi NTT mengatakan, rumahnya tidak jauh dari SMA Negeri 3 Kupang, namun anaknya tidak diterima disekolah itu. Pihak sekolah menolak anaknya saat mendaftar pekan lalu.

“Kami hanya mau tanyak, kenala anak kami tidak diterima di sekolah itu. Kalau mau ke sekolah lain kami tidak mampu karena jaraknya jauh, apalagi sekolah di sekolah swasta yang biayanya sangat besar,” kata Mariana.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT, Johanna Lisapaly tidak bisa dihubungi karena masih sangat sibuk. Sekretaris pribadinya yang dihubungi mengatakan, Kadis masih sibuk nanti hubungi lagi.

Ratusan orang tua siswa itu masih terus bertahan di kantor ini untuk mendapatkan penjelasan langsung dari Kadi Pendidikan terkait masalah ini.

Foto: Orang tua calon siswa saat mendatangi kantor Dinas Pendidikan NTT untuk mendapatkan kepastian terkait nasib anak-anak mereka.

Sebelumnya, pada Jumat, 14 Juli 2017, Kabid SMA pada Dinas Pendidikan NTT, Ayub Mooy menjelaskan, sesuai aturan yang diturunkan dari kementerian, setiap sekolah Negeri menerima siswa dengan pembagian, 40 persen untuk siswa yang berada di sekitar sekolah dengan radius 1 km, sedangkan sisanya 60 persen diterima berdasarkan nilai.

Ayub juga menjelaskan, jumlah rombongan belajar juga terbatas, karena itu dia menyarankan agar orang tua siswa bisa mencari sekoilah lain terdekat yang masih memungkinkan untuk menerima siswa baru, atau di sekilah swasta yang ada.

“Kita tidak bisa berbuata apa-apa karena sistem penerimaan siswa itu sesuai aturan dari kementerian. Namun kita masih mencari cara terbaik untuk bisa mengakomodir keluhan orang tua siswa tersebut. (bp)

Komentar ANDA?