NTTsatu.com – LARANTUKA– Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur dalam dua hari terakhir ini mulai ramai. Ribuan peziarah Semana Santa dari berbagai pelosok dunia mendatangi kota kecil di ujung timur pulau Flores ini. Sebagian besar mereka hendak mengikuti tradisi Prosesi Jumat Agung yang sudah berlangsung lebih dari 5 abad.
Peziarah datang secara bergelombang, baik melalui transportasi laut, darat, maupun udara. Ada yang datang melalui Kupang dengan menggunakan pesawat atau kapal laut, ada juga yang datang melalui Maumere dengan menggunakan transportasi darat.
Cukup banyak peziarah yang datang dalam bentuk kelompok atau grup dengan menggunakan jasa traveling atau agen perjalanan. Peziarah yang berkategori ini sebagian besar dari Pulau Jawa. Banyak di antara mereka yang pada Kamis (29/3) siang tadi dijamu makan di Rumah Jabatan Bupati Flotim.
Kabag Humas dan Protokol Setda Flotim Rin Riberu memperkirakan jumlah peziarah bisa mencapai 15.000 orang. Dia membandingkan dengan data peziarah tahun lalu yang berkisar antara 12.000 orang. Hemat dia setiap tahun terjadi peningkatan jumlah peziarah.
Sementara itu data yang dihimpun dari Panitia Pendaftaran Peziarah di Paroki Katedral Larantuka, hingga Kamis (29/3) sekitar pukul 150.00 Wita, menyebutkan sudah terdaftar 2.390 orang. Menurut petugas pendaftaran, data tersebut merupakan riil peziarah yang mendaftarkan diri ke panitia. Setiap tahun banyak sekali peziarah yang tidak mendaftar ke panitia.
“Kami sulit memperkirakan berapa banyak peziarah yang hadir. Yang daftar sedikit, tetapi jumlah riil begitu banyak saat Prosesi Jumat Agung,” ujar seorang petugas pendaftaran.
Di antara peziarah yang sudah mendaftar, tercatat seorang mahasiswa School of Arts and Science Department of Music University Pittsburgh USA yang bernama Emilie Rose Coaklg. Mahasiswa S3 ini sedang melakukan penelitian tentang musik liturgi inkulturasi di Larantuka. Dia berada di Larantuka sejak pertengahan Maret 2018 yang lalu.
Sekar Wiri, seorang peziarah dari Jakarta mengaku senang mengikuti Semana Santa di Larantuka. Tradisi Semana Santa ini dia ketahui dari cerita dan informasi orang yang pernah ke Larantuka. Dia dan kawan-kawan lalu berencana mengikuti Semana Santa.
Mereka sudah berada di Larantuka sejak Rabu (28/3), dan telah mengunjungi beberapa tempat sakral seperti Kapela Tuan Ma, Kapela Tuan Ana, dan Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka.
“Nuansa adat lokal sangat kuat sekali. Dan kami bisa belajar banyak. Selain menjalankan religi dan ibadah kami, ini juga momen buat kami untuk belajar budaya yang ada di sini,” terang Sekar Wiri.
Pantauan media ini, sejak pagi para peziarah mengikuti seluruh proses Semana Santa yang berlangsung pada Kamis (29/3), seperti tradisi membuka pintu Kapela Tuan Ma dan Kapela Tuan Ana, mencium Arca Tuan Ma dan Arca Tuan Ana, dan beberapa kegiatan lainnya. (vic)
