Sebanyak 600 Orang Sakit Jiwa di Manggarai

0
476
Foto: Dokter Ronald Susilo dan Bruder Ferdy sedang bercanda ria bersama pasien sakit jiwa di panti Renceng Mose

NTTsatu.com – RUTENG – Sebanyak 600 0rang sakit jiwa berada di Kabupaten Manggarai. Dari jumlah itu 40 orang diantaranya dalam keadaan terpasung karena gangguan sakit jiwa pada tingkatan ganas yang dapat membahayakan kehidupan orang lain.

“Karena Kapasitas gedung belum cukup menampung pasien . Kami melihat masih ada orang sakit jiwa berkeliaran di Kota Ruteng ,” kata dr Ronald Susilo satu-satunya dokter yang merawat pasien sakit jiwa di panti rehabilitas Renceng Mose di Kelurahan Bangka Leda kecamatan Langke Rembong kabupaten Manggarai.

Ditemui di Ruteng, Rabu 7 Febuari 2018, dokter Ronald menjelaskan, sejak berdiri pada tahun 2014 , Panti Rehabilitas Renceng Mose milik biara bruder Caritas berpusat di Roma-Italia  tersebut sudah menangani  banyak pasien dari berbagai wilayah di kabupaten sedaratan Flores, namun karena keterbatasan kapasitas  ruangan dan tenaga medis pasien sakit jiwa di Panti Renceng hanya dapat menampung 30 pasien  nginap di 10 ruang yang tersedia.

“Idealnya satu ruang terdiri atas  dua pasien sakit jiwa, karena banyak pasien yang datang di Panti Renceng Mose, terpaksa melebihi kapasitas. Kami  menerima pasien sebanyak 30 orang  dimana satu ruang terdiri atas tiga pasien,” jelas dr Ronald.

Dia mengakui, dirinnya merasa kasihan melihat jumlah orang sakit jiwa di kabupaten Manggarai yang begitu banyak,  karena keterbatasan ruang di Panti Renceng Mose pasien  ditolak untuk sementara sambil mereka mendapatkan kontrol dan perawatan dari tim medis dan psikolog Panti Renceng Mose.

Dikatakanya, ada dua kabupaten yang punya partisipasi tinggi menghantarkan  pasien sakit jiwa menuju panti Renceng Mose  yaitu kabupaten Mangggarai Timur ( Matim) dan Ende,

“Bahkan kabupaten Ende terlebih dahulu melakukan ikatan kontrak dengan kami sehingga pasien  selalu penuh,” jelasnya.

Dokter Ronald yang mempunyai rasa prihatin dengan pasien sakit jiwa menginginkan  mereka  dirawat sama seperti pasien penyakit lainya karena selain perawatan fisik dan bimbingan psikis  pihak Panti Renceng sudah menyediakan obat bagi pasien.

“Banyak orang menganggap Sakit Jiwa merupakan hal mistis, sebenarnya sama dengan penyakit diabetes, hipertensi dan penyakit biasa lain  yang mempunyai obat juga untuk menyembuhkanya,” pungkasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun NTTsatu.com, dari penghasilanya sebagai seorang dokter di kabupaten Manggarai dia berniat meningkatkan pelayanan pasien sakit jiwa. Selain sebagai dokter yang merawat pasien  sakit jiwa , dia juga sebagai donatur utama menyumbangkan pembangunan ruang klinik dan  dua ruang isolasi bagi pasien sakit jiwa yang dipasung.

Melihat jumlah pasien sakit jiwa yang sangat banyak ini, dia berharap dukungan Pemda Manggarai dan pihak lain dalam peningkatan fasilitas ruang dan tenaga medis di Panti Renceng Mose.

Foto: dr Ronald Susilo yang merawat pasien sakit jiwa di panti rehabilitas Renceng Mose di Kelurahan Bangka Leda kecamatan Langke Rembong kabupaten Manggarai.

Sementara Bruder Ferdy,FC pimpinan panti Renceng mose mengatakan sejak berdiri Agustus 2014 panti Renceng Mose sudah merawat ratusan pasien sakit jiwa dengan masa perawatan selama tiga bulan. “Minimal pasien ketika kembali ke rumah sudah bisa merawat diri mereka sendiri ,” tandasnya.

Terkait jumlah tenaga medis, sampai saat  ini Panti  Renceng Mose mempunyai 10 orang  tenaga medis , 3 bruder ahli pasikologi , 1 orang dokter yakni dr Ronal Susilo sendiri , 2 karyawan dan  4  tenaga perawat.

Dia berharap dukungan berbagai pihak dalam menyokong  peningkatan pelayanan pasien sakit jiwa di panti Renceng Mose. (mus)

Komentar ANDA?