Seminar Nasional “Merajut Nusantara”  Digelar di Kabupaten Sikka.

0
407

NTTsatu.com -MAUMERE – Komisi I DPR RI bersama Badan Aksesibilitas dan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI) menggelar kegiatan Seminar Nasional “Merajut Nusantara” pada hari Rabu tanggal 13 Februari 2019 kemarin.

Kegiatan Seminar Nasional ini merupakan bentuk kerja sama antara Komisi I DPR RI dengan Badan Aksesibilitas dan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Kegiatan yang dilaksanakan di Sikka Convention Centre Maumere juga dihadiri oleh Anang Latif, Direktur Utama BAKTI, sebagai Nara Sumber, Romanus Woga Wakil Bupati Kabupaten Sikka, Dr. Jonas Klemens Gobang dosen Universitas Nusa Nipa, Aba Maulaka Kadis Kominfo Provinsi NTT dan juga Emanuel Kolfidus Anggota DPRD Provinsi NTT.

Andreas Pareira dalam penyampaian materi pada Seminar Nasional ini, menekankan bahwa teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini merupakan suatu keniscayaan bagi kemajuan suatu daerah terutama di Flores ini. Oleh sebab itu, AHP lewat perjuangannya bersama BAKTI sudah membangun sedikitnya 22 titik Akses Internet di 22 kecamatan dan segera juga akan dibangun 17 BTS di 10 kecamatan di Kabupaten Sikka.

Andreas Pareira menjelaskan bahwa kedua puluh dua titik Akses Internet di Kabupaten Sikka ini berada di Puskesmas-puskesmas di Kecamatan Koting, Lekebai, Magepanda, Nanga, Nele, Nita, Paga, Waigete, Waipare, Watubaing, Wolofeo, Wolomarang, dan juga di Sekolah-sekolah seperti SMAN 1 Talibura, SMAN 4 Maumere, SMAN Satu Atap Kolisia, SMPN 2 Mego, SPK St. Elisabeth Lela, Sman 1 Bola, Sman 1 Waigete dan Sman 1 Magepanda.

Sementara itu untuk BTS yang dibangun berada di Kecamatan Talibura, Kewapante, Waiblama, Doreng, Mapitara, Nita, Palue, Lela, Tanawawo dan Alok Barat.

Andreas Pareira menyampaikan dalam pemaparannya, bahwa jaringan sinyal seluler dan akses internet merupakan elemen penting dalam berkomunikasi. Seperti mobil, sebagus apapun mobil tersebut, bila tidak ada bensin mobil tersebut hanya menjadi pajangan, begitu juga denga handphone tanpa jaringan sinyal ataupun akses internet. Hal inilah yang mendorong bahwa dalam penentuan lokasi-lokasi yang akan dibangun AI dan BTS lebih diutamakan pada instansi kesehatan seperti Puskesmas juga instansi Pendidikan seperti Sekolah, karena kedua instansi ini mempunyai kebutuhan mendesak untuk pemanfaatan pendidikan dan kesehatan masyarakat.

Anang Latif dalam penyampaiannya mengatakan bahwa BAKTI sebagai badan dibawah Kmenterian Kominfo bertugas untuk memberikan layanan kembali ke masyarakat dari dana yang dikembalikan oleh Provider Seluler untuk membangun BTS dan Akses Internet di daerah 3T (tertinggal,terluar, dan terdepan).

“Kami BAKTI memiliki tugas untuk menyelesaikan persoalan sinyal di lokasi daerah tertinggal dimana sinyal operator tidak hadir karena tidak layak secara bisnis. Untuk kemudahan penyediaan sinyal tersebut, kerjasama dengan Pemda setempat menjadi penting khususnya untuk proses perijinan dan penyediaan lahan.” katanya.

Anang Latif juga mengapresiasi perjuangan Andreas Pareira yang terus mengadvokasi dan mendata wilayah-wilayah mana saja di Kabupaten Sikka yang membutuhkan BTS dan Akses Internet tersebut, serta memperjuangkannya dalam rapat-rapat di Komisi I bersama Kementerian Kominfo.

Wakil Bupati Sikka Romanus Woga dalam sambutannya juga menekankan pentingnya kehadiran akses telekomunikasi dan internet terutama bagi generasi muda untuk mengakses informasi sekaligus memperkaya diri dengan ilmu-ilmu yang didapat tidak hanya dari membaca buku tetapi juga ilmu-ilmu atau informasi yang ada secara online.

Andreas Pareira berharap dengan seminar ini, sektor bidang usaha dapat membuka diri dan lebih mempercepat kemajuan usaha, menambah ilmu dan skill serta pengalaman baru dalam pemanfaatan teknologi ITE, serta juga memberikan hiburan yang dibutuhkan bagi masyarakat setempat. (*/bp)

Komentar ANDA?