Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Rayakan HUT ke-26

0
1201
Foto: Romo Valens Boy (baju putih berselendang) seorang pembina dan dosen di Lembaga ini sedang bergembira bersama para frater dalam acara bebas

NTTsatu.com – KUPANG – Keluarga Besar Seminari Tinggi Santo Mikhael, Penfui, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin, 02 Oktober 2017 merayakan Hari Ulang Tahun (HUT)  yang ke – 26. Lembaga Pendidikan Calon Iman Projo ini telah menghasilkan ratusan imam yang tersebar di tiga keuskupan yakni Keuskupan Agung Kupang, Atambua dan Weetebula, Sumba.

HUT ke -26 ini dirayakan melalui misya syukur di Kapela Seminari tersebut pada petang harinya,  kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama para imam, para frater dan keluarga para frater yang berdomisili di Kota Kupang dan keluarga serta umat sekitar seminari.

Perayaan misa syukur itu dipimpin Praeses Seminari Tinggi, Romo Herman Punda Panda bersama belasan iman yang mengabdi di lembaga ini. Tema Hut tahun ini “Domus Mea Domus Orationis Est (rumah-Ku adalah rumah doa)”.

Romo Herman mengajak para frater untuk menghayati teman HUT ke-26 ini dengan baik sehingga terpeliharalan dengan baik pangilan imamat yang sedang dikejar.

Romo Herman mengatakan, lembaga ini telah berhasil mendidik dan membina ratusan orang hingga menjadi imam. Dan saat ini sekitar 300-an frater yang sedang menjalani pendidikan dan pembinaan di lembaga ini. Saat ini yang ada di Seminari Mikhael adalah tingkat I – 6. Sementara puluhan frater yang sedang menjalani masa Tahun Orientasi Pastoral baik tahun pertama maupun tahun kedua belum terhitung mereka yang baru masuk dan sedang menjalani Tahun Orientasi Rohani  (TOR) di Nela, Atambua, Kabupaten Belu.

Usai perayaan misa syukur, umat yang hadir bersama para imam dan para frater, suster yang hadir diarahkan untuk makan malam bersama di kamar makan para frater yang terletak di sebelah timur kapela Santo Mikhael.

Foto: Para Frater begitu gembira menumpahkan kebahagiaan dalam pesta syukur HUT lembaga ini dengan menari bersama

Usai makan bersama, semua yang hadir terutama para frater menumpahkan kegembiraan dengan menari bersama mulai dari tebe, ja’i dan berbagai ragam tarian yang memaksan semua frater dan para pastor serta tetamu yang hadir “turun melantai”.

Komentar ANDA?