Setelah Diperiksa, 10 Warga Bangladesh Dilepas Polres Flotim

0
431

KUPANG. NTTsatu – Sepuluh orang Warga Bangladesh yang sedang menjalankan Jamaah Tabliq di wilayah Lite, Kecamatan Adonara Tengah pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur “ditahan” karena diduga sebagai anggota dan jaringanISIS. Mereka diantar ke Polres Flotim untuk diperiksa.

Keterangan yang diperoleh NTTsatu.com dari Adonara menyebutkan, kesepuluh orang warga Bangladesh itu bertolak dari Waiwerang Kecamatan Adonara Timur menuju Waiwadan kecamatan Adonara Barat melalui Lite di Adonara Tengah. Dalam perjalanan melintasi sejumlah kampung antara lain Lite dan Knotan, mereka menghambur-hamburkan permen dan dipilih anak-anak di pinggir jalan.

Tindakan mereka tidak diterima orang tua di daerah itu dan mereka menahan kesepuluh warga Banglades itu dan digiring ke kantor Camat Adonara Tengah untuk dimintai keterangan.

Tokoh masyarakat Lite, Marius Payong Patty yang dihubungi melalui jaringan telepon selulernya dari Kupang ke Adonara, Senin, 16 Maret 2015 mengakui kebenaran informasi tersebut.

Dia menjelaskan, pada Jumat, 13 Maret lalu kesepuluh warga Banglades itu melintasi desa-desa di Adonara Tengah dari Waiwerang menuju Waiwadan. Di tenga jalan mereka menghamburkan permen dan anak-anak berebutan. Tindakan itu tidak diterima orang tua di daerah itu.

“Kalau mau berikan permen, berikan secara terhormat bukan menghamburkan permen dengan cara seperti ini. Itulah yang menyulut kemarahan orang tua disini,” kata Marius yang adalah mantan Ketua DPRD Flotim.

Setelah mereka dimintai keterangan di Kantor Camat, mereka kemudian diantar ke Polsek Waiwadan dalam pengawalan ketat aparat kepolisian dari Polsek Adonara Timur dan Danramil Adonara. Pengawalan itu dilakukan karena dikuatirkan masyarakat bisa bertindak brutal.

“Memang benar, masyarakat disini mulai mengait-ngaitkan dengan ISIS yang didga sudah menyebar ke berbagai belahan dunia, sehingga mereka takut jangan sampai jaringan itu masuk juga ke Adonara Tengah,” kata Marius.

Kapolres Flotim, AKBP Dewa Putu Gede Artha yang dihubungi melalui telepon selulernya dari Kupang ke Larantuka, Senin, 16 Maret 2015 siang mengakui, kalau sepuluh warga asal Banglades itu sudah dimintai keterangan di Mapolres Flotim pada hari itu juga, Jumat, 13 Maret 2015.

“Kita sudah periksa mereka. Hasil pemeriksaan, mereka adalah warga Bangladesh yang sedang menjalankan Jamaah Tabliq di daerah itu. Jadi mereka bukan jaringan ISIS atau anggota ISIS. Memang, masyarakat protes karena cara memberikan permen itu sangat keluru karena menghamburkannya di jalanan dan direbut anak-anak,” kata kapolres.

Kapolres lebih lanjut mengakui, dokumen keimigrasian mereka setelah diperiksa ternyata semuanya lengkap, karena itu mereka dilepaskan. “Kita sudah lepaskan mereka, namun tentu kita akan tetap menjalankan tugas untuk mengawasi mereka,” kata kapolres. (bop

Komentar ANDA?