Surga; Bukan Milikmu, Juga Bukan Milikku

0
538

Tuan Kopong MSF hari ini mengimkan sebuah tulisan hasil refleksi atas Surga tempat akhir kita setelah meninggalkan dunia ini. Ikutilah tulisan berikut ini 

Kita hanya pewarta dan pelaksana “surga” di dunia dan bukan mengklaim sebagai empunya surga. Kita hanya ditugaskan untuk menghadirkan surga dalam setiap kebaikan dan kebenaran bertutur kata dan bertindak dan tidak pernah ditugaskan untuk menjadi “pengklaim” surga bagi kelompokku, kelompok kita atau kelompokmu.

Semua ajaran yang tertulis di dalam kitabku dan kitabmu hanyalah penuntun bagiku dan bagimu untuk menjadi orang baik dan benar. Bukan untuk menjadi sebuah klaim bahwa surgalah milik kami.

Pintu surga itu kecil bro. Jalan menuju ke sanapun penuh tantangan dan rintangan. Bukan karena ajaranmu atau ajaranku yang dianggap paling benar untuk bisa masuk ke pintu yang kecil menuju surga itu, tapi karena tutur kata dan tingkah laku yang baik dan benar.

Jika merasa diri masuk surga, namun klaim itu disertai dengan hinaan dan kebencian pada yang lain maka sebenarnya saat itu neraka sudah menjadi hunian. Jika neraka sudah menjadi hunian namun masih membela diri seperti Adam dan Hawa, maka saat itu hanya setan yang menjadi sekutu.

Seyakin-yakinnya engkau ataupun aku akan iman dan ajaran agama kita masing-masing bahwa kamu atau saya pasti masuk surga, hanya menjadi sebuah “pelecehan” ketika dia yang baik dan benar, yang mengajarkan yang baik dan benar dinodai oleh sikap memuja keburukan dan mendewakan kejelekan yang terpancar dari sikap sombong dan tidak rendah hati.

Bukan hal mudah untuk masuk surga. Bukan karena soal ajaran agamamu atau ajaran agamaku yang dibanggakan memastikan engkau dan aku masuk surga. Tapi karena kebaikan dan kebenaran dalam setiap tutur kata dan tindak tanduk. Karena kerendahan hati untuk mengakui salah. Karena jika tidak, berapa banyak engkau mengajar, berapa banyak aku berdoa, ketika di pintu surga; Tuhan akan bertanya; “engkau, aku dari mana? Aku tidak mengenal kalian” (Lc 13:22-30).

Surga adalah ketika tutur katamu dan budi bahasaku mampu membuat orang lain merasa damai. Surga adalah saat di mana engkau dan aku memiliki kejernihan hati untuk memandang orang lain, pun juga alam pikir menggerakan bibir untuk mengatakan; “aku, engkau, ia, mereka, kita adalah saudara tak perlu saling menghujat dan mengutak atik dia, aku, engkau, mereka meski sebuah alasan itu ajaranku, itu di depan jemaatku.

=======

Manila: Agosto-25-2019

Pater Tuan Kopong MSF

Komentar ANDA?