KUPANG. NTTsatu.com – Berdasarkan data yang dihimpun hingga Juni 2015, orang NTT yang terinveksi HIV- AIDS sebanyak 3. 700 orang yang terdiri dari HIV berjumlah 1. 743 orang dan AIDS sebanyak 1. 957 orang, serta 1. 062 orang diantaranya telah meninggal dunia.
Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTT, Gusti Brewon sampaikan ini kepada wartawan di Kupang, Senin (7/12/2015). Ia mengatakan, orang dengan HIV- AIDS (ODHA) yang masih hidup sebanyak 2. 638 orang.
Walau demikian, tidak semua mendapat pengobatan ARV. Dimana, dewasa sebanyak 1. 058 ODHA dan anak 28 ODHA. Hal ini sangat bergantung pada masing- masing orang, walaupun pihaknya telah melakukan sosialisasi agar mendatangi pusat- pusat kesehatan agar mendapatkan ARV.
“Hingga saat ini, pemerintah masih memberi secara gratis ARV kepada mereka yang terinveksi HIV- AIDS. Kita harapkan, mereka secara sukarela datang di tempat pelayanan kesehatan yang ditunjuk untuk mendapatkan ARV,” kata Gusti.
Ia menguraikan, berdasarkan data yang dihimpun, jumlah kasus terbanyak terdapat di Kota Kupang dengan 744 kasus, dimana HIV 542 orang, AIDS 202 orang, dan 64 orang dinyatakan telah meninggal. Kabupaten Belu menempati posisi kedua dengan 562 kasus, dimana HIV 282 kasus, AIDS 280 kasus, serta 236 meninggal.
Posisi ketiga ditempati Kabupaten Sikka dengan 464 kasus, dimana HIV 137 kasus, AIDS 327 kasus, dan 150 orang telah meninggal. Posisi keempat ditempati Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dengan 204 kasus, dimana HIV 53 kasus, AIDS 151 kasus, dan 109 meninggal. Posisi kelima ditempati Kabupaten Ende dengan 176 kasus, dimana HIV 39 kasus, AIDS 137 kasus dan 106 telah meninggal.
Sementara itu, lanjut Gusti, kasus terkecil terdapat di Kabupaten Sabu Raijua dengan lima kasus, dimana semuanya terinveksi AIDS dan belum ada yang meninggal. Kabupaten Sumba Tengah dengan 12 kasus, dimana HIV lima orang dan AIDS tujuh orang, serta meninggal dua orang.
Kabupaten Rote Ndao sebanyak 18 kasus, dimana HIV 14 orang, AIDS empat orang, dan meninggal dua orang. Kabupaten Manggarai Timur sebanyak 41 kasus, dimana HIV 22 kasus, AIDS 19 kasus, dan meninggal 16 kasus. Kabupaten Alor sebanyak 42 kasus, dimana HIV 14 kasus, AIDS 28 kasus, dan meninggal 21 kasus. Sedangkan kabupaten lainnya berkisar diantara 45 kasus di Sumba Barat hingga 166 kasus di Kabupaten Lembata.
Anggota Komisi V yang membidangi kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan DPRD NTT, Kristofora Bantang meminta pemerintah untuk memberi perhatian serius terhadap tingginya kasus HIV- AIDS di NTT, apalagi diidap juga anak- anak dan ibu rumah tangga.
Diduga, jumlah kasusnya lebih banyak lagi daripada data yang dihimpun KPA NTT atau Dinas Kesehatan. Karena itu, pemeriksaan massal untuk test HIV- AIDS harus dilakukan. Selain itu, semua pasien yang dirujuk atau mendapat pelayanan di pusat kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit, harus diambil darah untuk dites.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan asal daerah pemilihan Manggarai Raya ini menambahkan, langkah yang diambil seperti itu penting dijalankan agar bisa diketahui angka yang lebih pasti soal kasus HIV- AIDS. Dengan demikian, bisa diambil langkah lain terutama langkah pencegahan bila ada orang tua ditemukan kasus mematikan itu. (bp)