Datangkan Investor, Pemerintah dan Masyarakat Harus Mengubah Pola Pikir

0
1556

KUPANG. NTTsatu.com – Hingga saat ini banyak sekali investor yang ingin berinvestasi di wilayah NTT, mereka sudah datang melakukan survey hingga penandatangan kesepakatan bersama, namun setelah mereka kembali, mereka tidak datang lagi. Ada banyak sekali pertimbangan termasuk pola pikir pemerintah dan masyarakat yang tidak mendukung investor tersebut .

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPD APINDO) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),Freddy Handinata Ongko Saputro yang dihubungi di Kantor Apindo NTT di Kupang, Rabu, 06 Mei 2015 membenarkan kenyataan itu. Dia mengatakan, ketika investor datang. Pemerintah mulai berpikir mereka dapat berapa dari kehadiran investor itu, bahkan sering meminta lebih.

Kenyataan itu diperparah dengan pola pikir masyarakat terutama masyarakat pemilik lahan yang dilirik investor dimana mereka menaikkan harga tanah sesuka hati hingga mencekik leher investor.

“Pola pikir pemerintah dan masyarakat itulah yang menjadi penyebab ketidak seriusan investor untuk datang. Potensi daerah kita memang sangat besar dan menjanjikan dan kita di daerah tidak memiliki modal cukup untuk mengeksploitasi sumber-sumber yang ada itu. Namun ketika ada investor berniat datang, mereka menghadapi persoalan-persoalan seperti itu, karena itu mereka membatalkan niatnya. Pemerintah dan masyarakat hendaknya tidak boleh meminta lebih dari investor tersebut,” kata Freddy Ongko.

Freddy mengaku, sudah berdiskusi dengan beberapa calon investor yang hendak menginvestasikan modalnya di daerah ini. Dari pengakuan mereka, banyak sekali kendala yang dihadapi di daerah ini, seperti ketika sebuah lahan hendak dibeli, pemilik lahan secara mendadak menaikkan harga tanah yang sangat besar padahal sebelumnya harga tanah masih jauh di bawah. Kemudian pemerintah juga mulai menghitung berapa besar yang harus diterima pemerintah untuk peningkatan PAD dan lain sebagainya.

“Ini kan hambatan terbesar, Karena itu bagi saya, pemerintah tentu akan mendapatkan pemasukan untuk daerah sesuai aturan yang berlaku sehingga tidak boleh meminta lebih. Kemudian masyarakat juga jangan naikkan harga tanah sesuka hati tetapi harus secara wajar. Ingat, investor tidak datang untuk menghambur-hamburkan uangnya di daerah. Mereka itu pebisnis yang sudah melakukan perhitungan untung rugi ketika hendak melakukan investasi di sebuah daerah,” kata pemilik Hotel Imma Kupang ini.

Selain masalah pola pikir pemerintah dan Masyarakat NTT itu, Freddy Ongko juga mengetengahkan tentang masalah lain seperti sumber daya listri yang belum bisa memenuhi kebutuhan industri-industri besar di daerah ini. Selain itu, masalah infrastruktur yang belum cukup mendukung.

Terkait daya listrik, Freddy Ongko mengatakan, PLN sekarang hanya untuk melayani kebutuhan listrik bagi pelanggan saja sudah ngos-ngosan apalagi melayani kehadiran industri di daerah ini. Di NTT baru satu industri yang cukup besar yakni PT Semen Kupang dan sering mengalami hambatan dalam berproduksi karena pasokan listrik yang sering tidak menentu itu.

“Jadi banyak sekali masalah yang mempengaruhi investor untuk tidak lagi merealisasikaj keinginannya untuk berinvestasi di daerah ini. Kondisi ini mesti menjadi perhatian semua pihak terutama pemerintah,” tegasnya.

Kemudian lanjutnya, kesulitan lainnya adalah hasil dari industri yang dihasilkan di Kupang misalnya, sulit dipasarkan ke dalam wilayah kepulauan ini, karena biayanya sangat mahal. Misalnya, produk Semen Kupang, masih sangat sulit dipasarkan ke pulau-pulau di NTT karena biaya angkutnya sangat mahal, sehingga pemasarannya masih berkutat di wilayah pulau Timir saja.

Karena itu lanjutnya, investasi yang paling cocok dikembangkan di NTT untuk mendapatkan hasil yang baik adalah investasi di bidang pertanian dan perkebunan. Mungkin hanya dua bidang ini yang bisa mendatangkan keuntungan bagi investor yang mau menanamkan modalnya di NTT. (iki)

.

Komentar ANDA?