Ternyata Insomnia Ada 5 Jenis, Tergantung Kepribadian dan Suasana Hati

0
368
Ternyata Insomnia Ada 5 Jenis, Tergantung Kepribadian dan Suasana Hati
Insomnia (Foto: Thinkstock )
Kondisi sulit tidur atau insomnia kini diderita oleh setidaknya 10 persen penduduk dunia. Hasil sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Belanda menunjukkan ternyata ada lima jenis insomnia, tergantung pada kepribadian serta suasana hati penderitanya.
Studi yang hasilnya telah dipublikasikan di jurnal The Lancet ini dilakukan dengan melibatkan lebih dari 4.000 orang. Mereka diminta untuk mengisi survei secara online.
Dalam proyek studi yang bernama Netherlands Sleep Registry ini, para peserta studi diminta untuk menjawab survei mengenai kebiasaan tidur mereka.
Ilustrasi tidur nyenyak. (Foto: Thinkstock)
Berdasarkan hasil survei tersebut, setidaknya 2.000 peserta dikategorikan memiliki insomnia dan setelah melakukan pemeriksaan lanjut terkait kepribadian, mood atau suasana hati, emosi, dan kejadian yang membuat mereka merasa stres, akhirnya para peneliti dapat membagi insomnia menjadi lima jenis.
Tipe 1: Orang yang menderita insomnia semacam ini cenderung memiliki emosi negatif yang tinggi dan kebahagiaan yang rendah.
Tipe 2: Penderita insomnia memiliki emosi negatif yang sedang dan tingkat kebahagiaan serta kesenangannya juga normal.
Tipe 3: Penderita insomnia memiliki emosi negatif yang sedang, namun kebahagiaan dan kesenangannya cenderung rendah.
Tipe 4: Penderita memiliki emosi negatif yang rendah, namun ia mengalami insomnia karena ada hal-hal yang membuatnya stres.
Tipe 5: Penderita insomnia memiliki emosi negatif rendah dan ia juga tidak mengalami hal yang membuatnya stres.
Pembagian insomnia menjadi lima jenis ini diharapkan dapat membantu untuk memberikan pengobatan yang lebih personal dan sesuai dengan jenis insomnia yang diderita.
Selain itu, pembagian insomnia ini juga dapat digunakan untuk memantau risiko depresi akibat tidak bisa tidur nyenyak.
Orang-orang dengan insomnia tipe 2 dan 4, misalnya, bisa diobati dengan benzodiazepine, tapi penderita insomnia tipe 3 tidak mengalami pengaruh setelah menggunakan obat ini.
Anak yang alami insomnia (Foto: Thinkstock)
Live Science mengatakan, penderita insomnia tipe 2 juga bisa diobati dengan melakukan terapi yang disebut terapi perilaku kognitif. Akan tetapi, bagi penderita insomnia tipe 4, terapi ini mungkin tidak mempan untuk masalah mereka.
Dalam editorial pendamping paparan hasil studi yang ditulis oleh Tsuyoshi Kitajima dari Departemen Psikiatri di Fujita Health University of Medicine di Jepang, disebutkan bahwa pembagian tipe-tipe insomnia ini baru berdasarkan faktor-faktor yang tidak berkaitan langsung dengan insomnia.
Selain itu, menurut Kitajima, studi ini juga perlu dikonfirmasi dengan cara melakukan studi lain yang melibatkan orang-orang yang benar-benar telah didiagnosis memiliki insomnia. (*)

Komentar ANDA?