NTTSATU.COM — ENDE — Masa jabatan Bupati Ende Drs Djafar H Achmad MM Ridwan dan Erikos Emanue Rede akan berakhir 31 Desember 2023 atau tinggal 78 hari .
Kepemimpinan Bupati Djafar sejak hari Minggu tanggal 8 September 2019 sebagai Bupati Ende periode 2019-2024 menggantikan Bupati Ende Terpilih Marselinus Y W Petu yang meninggal akibat serangan jantung ketika sedang menjalani tugas di Kupang pada 26 mei 2019.
Dalam kepemimpinannya , angka kemiskinan di Ende sering menjadi momok bagi para Bupati sebelumnya karena sulit sekali untuk diturunkan bahkan meningkat setiap tahun sampai ada pejabat yang sulit mempercayai hasil data kemiskinan yang di hasilkan Badan Pusat statistik (BPS) Kabupaten Ende sebagai Instansi pemerintahyang mengeluarakan data tersebut.
Namun hal itu buat Bupati Djafar yang punya prinsip kerja dan kerja untuk kota Rahimnya Pancasila ini berhasil menekan angka kemiskinan adalah tugas dan tanggungjawabnya sebagai Bupati oleh karena itu dalam melaksanakan tugas Djafar selalu berusaha untuk setiap tahun angka kemiskinan dapat di tekan bahkan setiap tahunnya berangsur angsur menurun mulai tahun 2019 jumlah penduduk miskin sebesar 63.450 orang turun pada Tahun 2021 jumlah pendudukk miskin sebanyak 66.380 orang atau 700 orang keluar dari orang miskin pada tahun 2022 ada peningkatan sedikit sekitar 2000 orang menjadi 63.400 hal ini terjadi kenaikan kemiskinan yang disebabkan pandemi Covid-19.
Dan pada tahun 2023 kembali turun menjadi 63.100 berarti adas sekitar 1300 orang yang pada tahun 2022 masuk miskin sekarang yang keluar dari kemiskinan menjadi orang mampu .
Hal itu disampaikan Djafar pada rabu 10 /10 /2023 di ruangan kerja. Lebih lanjut Bupati Djafar cukup puas dengan hasil yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Ende mengatakan, angka kemiskinan pada tahun 2023-pun turun.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Ende Martinus Tulit Beni SST MSi ketika di konfirmasi tentang angka tersebut membenarkan bahwa angka tersebut sudah di laporkan ke Bupati Ende bahwa persentase penduduk miskin di Kabupaten Ende mengalami penurunan pada Maret tahun 2023 sebesar 22,86 persen atau 63100 orang.atau turu 0,14 persen atau 1300 orang yang tahun 2022 mauk kategori miskin sekarang keluar menjadi tidak miskin atau mampu.
Martinus pun menjelaskan Potret Kemiskinan dan Ketimpangan Kabupaten Ende tahun 2023 yang dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kabupaten Ende adalah data kemiskinan kita hitung Bulan Maret 2023 lalu. Dengan sumber data dari Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional-red), yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Ende pada bulan maret 2023.
Selain persentase kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)Tahun 2023 juga turun 3,59 mengalami penurunan sebesar 1,21 poin dibanding dengan Tahun 2022 ,Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada tahun 2023 yang turun 0,96. Mengalami penurunan sebesar 0,61 poin dibanding tahun 2022.
Menurut Martinus , penurunan persentase itu lebih dipengaruhi oleh suksesnya program bantuan pengentasan kemiskinan pemerintah Kabupaten Ende.
Sementara makna dan arti dari kedua indeka tersebut martinus menjelakan “Indeks Kedalaman Kemiskinan adalah kesenjangan masing-masing pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, jika bisa melewati artinya banyak yang sudah mampu.
Kalau indeks keparahan adalah ukuran rata rata kesenjangan pengeluaran masing masing penduduk miksin terhadapa garis kemiskinan.
Sementara Garis kemiskinan menurut Marinus ada peningkatan dari Rp pada tahun 2019 meningkat menjadi Rp 324775 padatahun 2020 dan pada tahun 2021 meningkat lagi menjadi 428328 .pada tahun 2022 meningkat menjadi 473403 sementara pada tahun 2023 kembali meningkat menjadi 518939 hal ini menunjukan bahwa masyarakat abupaten Ende tingkat kehidupannya mulai meningkat walaupun harga barangnya melonjak tinggi.
Jika dibandingan kabupaten Teatangga misanya Sikka Garis kemiskinan Sikka 428352 dan Nagekeo 472041 sehingga disimpulkan kalau orang Ende tingkat pengeluaran berkisar diantara RP428352 sampai dengan 518938 untuk dimaumere masuk tidak miskin sedangan ende miskin ujar Martinus hal sma juga untuk Nagekeo dimana pengeluaran berkisa 472402 sampai dengan 518938 8ntukdi nagekeo tidak masuk orang miskin tegas Nya
Penurunan nilai kedua indeks ini menurut Martinus mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin pada tahun 2023 cenderung makin mendekat pada garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.
Meskipun kondisi Tahun 2023 bisa dikatakan lebih baik dibanding tahun sebelumnya, namun perlu diwaspadai dampak alam (elnino) dan dinamika global yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga beras dan bahan pokok lainnya, yang pada akhirnya dapat berdampak pula pada kemiskinan di Kabupaten Ende . (ino)