Ada Ancaman Nyata, Presiden Jokowi Keluarkan Instruksi Tegas

0
2450
NTTSATU.COM — JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan negara Asia dan Eropa untuk tetap waspada terhadap pandemi Covid-19. 

Apalagi, saat ini ada kesenjangan akses terhadap vaksin yang masih lebar, meski lebih dari 7,6 miliar dosis vaksin telah disuntikkan

Jokowi pun mengajak para pemimpin negara Asia dan Eropa bersatu dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“(Sebanyak) 64,99 persen populasi negara kaya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sementara di negara miskin baru 6,48 persen,” ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya saat menghadiri Konferensi Tinggi Tinggi (KTT) Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-13 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/11/2021).
Dia juga menilai, target vaksinasi WHO sejatinya masih sulit tercapai, karena diperkirakan hampir 80 negara tidak mencapai target vaksinasi 40 persen populasi di akhir 2021.
Belum lagi ada lebih dari 100 juta dosis vaksin di negara G7 tidak terpakai dan kedaluarsa.

“Dalam pertemuan ini saya mengajak kita semua mengubah situasi ini. Target vaksinasi WHO harus dicapai semua negara. Untuk itu, dose-sharing harus digalakkan, produksi vaksin Covid-19 dinaikkan, dan kapasitas penyerapan negara penerima vaksin ditingkatkan,” jelas Presiden Jokowi.

Selain itu, para pemimpin ASEM untuk terus memperkuat tata kelola dan arsitektur kesehatan global dalam waktu yang panjang, lantaran itu akan menjadi salah satu agenda utama dalam Presidensi Indonesia di G-20.

“Dalam kaitan ini, WHO harus diperkuat. Traktat pandemi harus didukung oleh semua negara dan mekanisme pendanaan kesehatan untuk negara berkembang perlu dibangun,” tutur dia.

Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan ada dua hal utama yang memerlukan kerja sama erat para pemimpin ASEM guna pemulihan ekonomi akibat pandemi yakni transisi energi dan transisi digital.

Transisi menuju energi baru terbarukan, harus terus didorong, namun perlu diletakkan juga dalam konteks pencapaian SDGs.

“Investasi dan alih teknologi adalah kata kunci,” terang dia.

Inklusivitas turut dinilai sangat penting agar celah kesejahteraan tidak makin melebar dan tidak ada yang tertinggal.

“Digital ekonomi adalah masa depan ekonomi kita. Mari kita menjalin kerja sama agar kita dapat pulih bersama dan pulih lebih kuat,” tuturnya.(antara/jpnn)

Komentar ANDA?