KUPANG. NTTsatu – Koordinator Jaringan Relawan untuk Kemanusiaan (J-RUK) NTT, Romo Leo Mali mensinyalir, saat ini ada indikasi kuat dalam beberapa kasus tenaga kerja asal NTT di luar negeri. Ada pihak yang tidak bertanggung jawab menjual organ tubuh dari tenaga kerja saat yang bersangkutan sakit atau meninggal dunia dengan modus tertentu.
“Ada tenaga kerja yang kembali ke NTT dari luar negeri lalu mengeluh sakit. Setelah dicek ternyata salah satu ginjalnya hilang. Kita khawatir ini berkaitan dengan dugaan perdagangan atau jual beli organ tubuh manusia dengan memanfaatkan tenaga kerja kita yang bekerja di luar negeri,” kata Romo Leo yang dihubungi di Kupang, Minggu, 29 Maret 2015.
Romo Leo mengakui, pernyataan itu juga ditegaskan ketika berdiskusi dengan Wakil Kapolres (Wakapolres) Manggarai Barat, Kompol I Ketut Suwijana saat bertemu dengan 7 orang TKW di Labuan Bajo beberapa waktu lalu.
Dia berada di Labuan Bajo saat itu untuk melakukan pendampingan terhadap tujuh orang Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang digagalkan keberangkatannya oleh Kepolisian Resor (Polres) Manggarai Barat (Mabar).
Tujuh calon TKW itu berhasil diamankan anggota Polres Mabar dari dalam Kapal Sirimau, pada hari Selasa 24 Maret 2015 di Pelabuhan Labuan Bajo. Setelah dimintai keterangannya, ada beberapa orang yang ternyata masih berusia 16 dan 17 tahun tetapi memiliki KTP dengan cantuman usia menjadi 21 dan 22 tahun.
Kemudian keesokan harinya, Rabu (18/3/2015), polisi juga berhasil menggagalkan keberangkatan 7 orang TKW di Bandara Komodo yang hendak ke Denpasar untuk melanjutkan perjalanannya ke Jakarta tetapi tanpa memiliki dokumen yang lengkap. Dengan demikian, dalam satu minggu itu ada 14 orang TKW yang digagalkan kerangkatannya oleh polisi.
Rmo Leo mengatakan, sudah ada indikasi kuat kalau saat ini mulai terjadi fenomena baru dalam pengiriman Tenaga Kerja Ilegal (TKI) dari NTT ke luar. Bila sebelumnya jalur yang dilalui dari Pulau Timor ke Jawa atau Batam baru ke luar negeri, saat ini lewat jalur Flores bagian barat seperti melalui Labuan Bajo. Hal ini diduga karena pengawasan jalur tenaga kerja lewat Flores Barat masih relatif longgar.
Dia berharap semua pihak terutama aparat kepolisian selalu proaktif untuk mencegah pengiriman TKI illegal melalu jalur udara dan laut.
Dia juga mengatakan, pengiriman TKI melalui Bandara di Kupang sudah semakin sulit karena TNI AU di Bandara ini sudah memperketatnya, karena itu para calo TKI itu kini mulai melirik Flores dan Sumba.
Terhadap kondisi ini semua pihak harus berhati-hati. Tidak ada upaua untuk melarang mereka untuk merantau, tetapi mereka harus merantau melalui jalur resmi sehingga kehidupan mereka bisa dijamin dengan baik. (bop)