MAUMERE. NTTsatu.com. Ketum Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono mengaku gangguan kecil yang terjadi ketika Musyawarah Daerah (Musda) partai Golkar di Bali, Selasa, 2 Juni 2015 kemarin, sebenarnya ada sekelompok orang yang tidak puas dengan langkah yang dilakukannya dengan menggelar Musda di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
“Benar ada sedikit kekisruan ketika hendak digelar Musda Parftai Golkar di Hotel Aston Bali. Ada beberapa orang yang mengganggu jalannya Musda itu. Demi Bali dan daerah pariwisata itu, kita tidak ingin ribut dan meladeni ulah sekelompok orang iut. Maka acara seremonial Musda terutama pembukaan kita batalkan dan kita langsung dengan rapat-rapat Musda,” kata Agung dalam pertemuan dengan para Ketua Plt. Pengurus DPD Partai Gilkar Kabupaten/Kota se-NTT di Maumere, Rabu 3 Juni 2015 malam.
Agung mengatakan, dia sempat tanya kepada penyelenggara Musda, berapa jumlah mereka dan kalau terjadi perlawanan, bagaimana jadinya. Panitia mengatakan mereka hanya beberapa orang saja.
“Saya bilang, jangan dilawan. Kita mengalah saja demi Bali, karena di hotel ini banyak sekali wisatawan, Kita tidak mau rebut,” kata Agung.
Dia juga mengatakan, bahwa acara Musda tidak dibubarkan tetapi tetap berlangsung hingga sore hari. Hanya saja tadi pagi ada sekelompok orang yang entah digerakkan oleh siapa mencoba untuk mengacaukan saat pembukaan acara. Karena itu acara sereminial pembukaan ditiadakan.
“Acara pembukaan Musda di Bali itu hedak dilakukan sekitar jam 09.00 WITA sampai 09.30 WITA, namun itu tidak dilaksanakan. Kami langsung menggelar sidang Musda hingga jam 15.00 WITA dan semuanya berjalan lancar-lancar saja. Kalau ada yang bilang kami tak dapat izin Polda Bali, justru kami mendapat pengawalan sampai acara selesai,” tegas Agung.
Berdasarikan pengalaman di Bali itu, Agung mengatakan, Musda yang akan digelar nanti itu tidak perlu yang luar biasa, “Buatlah yang sederhana tetapi menghasilkan hasil-hasil musda yang memenuhi aturan,” pesanya, (bop)