Menurutnya, tekanan itu datang setelah sejumlah masalah menyeret kader partai berlambang beringin tersebut, termasuk mantan petinggi partai.
“Saya akui memang akhir-akhir ini dari segi opini terhadap publik, kondisinya tidak kondusif untuk mendukung kenaikan suara Partai Golkar. Saya juga akui dengan adanya beberapa peristiwa yang melibatkan kader partai. Ada beberapa peristiwa politik termasuk peristiwa tingkat nasional, yang melibatkan tokoh (Golkar), baik langsung maupun tidak langsung,” ungkapnya seperti dirilis Rakyatku.com.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar periode 1998-2004 tersebut tak menampik, jika hal ini bisa saja berdampak pada perolehan suara Partai Golkar di Pemilu 2019 nanti.
“Itu bisa saja dapat mengeliminasi perolehan suara kita. Bukan tidak mungkin Partai Golkar akan mengalami penurunan suara pada Pemilu 2019. Intinya mereka yang disebut-sebut (bermasalah), kita serahkan pada proses hukum. Kalau memang mereka terbukti bersalah, kita juga harus mengikhlaskan untuk diambil tindakan hukum,” tambahnya.
Meskipun demikian, menurut Akbar, Partai Golkar bukanlah partai sembarangan. Dengan mengusung motto perjuangan Golkar bersih, Golkar bangkit, Golkar jaya dan Golkar menang, dirinya tetap yakin kejayaan akan selalu menaungi partainya.
“Motto itu kita gunakan karena kita punya alasan kuat. Di tengah tekanan yang bertubi-tubi, terutama tahun 1998-1999 bahkan sampai pada tahun 2004 kala itu. Tapi pada waktu itu, Alhamdulillah justru partai kita bisa meraih kemenangan di Pemilu 2004 lalu. Di Pemilu 2019, kita masih bisa bangkit dan bahkan kita bisa jadi pemenang,” tutupnya. (*/gan)
======
Foto: Akbar Tanjung saat berbicara di Seminar Politik Kebangsaan Partai Golkar di Kantor Golkar Makassar, Senin (19/11/2018).