Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok, Kupang
KUPANG. NTTsatu.com – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok sebanyak dua unit segera memasok kembali listrik, setelah sempat keluar dari Sistem Kelistrikan Kupang sejak Jumat, 13 November 2015. Penyebab PLTU keluar sistem karena adanya gangguan pada transmisi 70 kV di Gardu Induk Maulafa, sehingga Sistem Kupang kehilangan pasokan daya sebesar 20 mega watt (MW).
Defisit sebesar 20 MW menyebabkan PLN Rayon Kupang terpaksa melakukan pemadaman siang dan malam secara bergilir, sehingga daerah yang mengalami padam durasinya lebih lama dan berulang. Demikian siara pers PT PLN Wilayah NTT yang diterima redaksi NTTsatu.com, Senin, 16 November 2015 pagi.
Manajer PLN Sektor NTT, Dony Ocniza, mengatakan PLN berusaha memulihkan kembali PLTU setelah terjadi gangguan, tetapi tidak berhasil. PLTU akhirnya di-shut down dan proses pemulihan diputuskan dimulai dari awal secara natural. Untuk itu, mesin PLTU membutuhkan waktu pendinginan minimal empat hari, sebelum memulai proses pemulihan secara natural.
Dony Ocniza menjelaskan keputusan shut down melalui rapat dengan General Manager PLN Wilayah NTT, Manajer PLN Area Kupang, Manajer PLN Rayon Kupang, dan staf terkait.
“Mematikan PLTU adalah pilihan berat, karena Sistem Kupang akan kehilangan pasokan daya mencapai 20 mega watt (MW), sehingga wilayah padam cukup luas dan durasinya lama. Tetapi baik untuk menyelamatkan PLTU dalam jangka panjang,” jelas Dony Ocniza.
Dony menambahkan, untuk memulihkan PLTU membutuhkan waktu empat hari untuk mendinginkan mesin yang temperaturnya seribu derajat celcius. Setelah mesin dingin, barulah bisa dimulai proses pemanasan air lagi (proses firing) yang membutuhkan waktu sekitar delapan jam.
“Kami usahakan hari minggu sore (15/11/2015) sudah bisa firing satu unit lebih dahulu,” jelas Dony Ocniza. Hingga berita ini disiapkan pukul 21.00 Wita proses firing sedang berlangsung.
Sementara itu, Manajer PLN Area Kupang, Maria Gunawan, secara terpisah mengatakan, padam kali ini karena ada gangguan pada transmisi Maulafa-Bolok, sehingga berakibat dua unit mesin PLTU keluar dan Sistem Kupang kehilangan pasokan daya sebesar 20 mega watt (MW).
Akibat defisit daya itu, lanjut Maria Gunawan, PLN Rayon Kupang menghadapi tantangan berat karena harus melakukan pemadaman sebesar 20 MW. Itu artinya durasi padam lebih lama dari yang pernah terjadi selama ini, dan cakupan wilayah yang padam akan lebih luas. “Kejadian ini tidak kita harapkan, karena itu kami mohon maaf kepada pelanggan,” kata Maria Gunawan.
Maria Gunawan menjelaskan, daya mampu Sistem Kupang pada siang hari sebesar 33,750 kW, sedangkan beban puncak pada siang hari sebesar 53 MW, atau defisit sebesar 20,750 kW. Sedangkan malam hari daya mampu sedikit ada kenaikan sebesar 34,050 kW karena suhu udara sedikit turun, tetapi beban puncak malam hari naik menjadi 58 MW, sehingga jumlah yang padam makin besar menjadi 24 MW.
“Kami prihatin dan berempati dengan apa yang dialami pelanggan akibat padam yang besar dan luas, sekali lagi kami mohon maaf akibat ketidaknyamanan ini. Kami berharap PLTU segera kembali masuk Sistem, minimal satu unit dulu,” harap Maria Gunawan, yang tampak kurang tidur. (*/bp)