Aku senantiasa menyertai kamu sampai akhir zaman (Mt 28: 16-20)

0
1004

Oleh Rm. Ambros Ladjar, Pr

Minggu, 30 Mei 2021
Ulangan: 4: 32-34, 39-40.
Roma 8: 14 – 17.

Orang yang tak seiman dengan kita bisa jadi secara iseng mereka tanya, sekedar untuk tahu. Benarkah Allah orang katolik itu ada tiga? Soalnya ada Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus. *Tentu tidak*. Allah yang diimani orang katolik itu satu. Allah Esa, Allah monotheisme sesuai *Scema* orang Israel dalam Kitab Ulangan. *Dengarlah dan lakukanlah hai Yisrel*: Tuhan itu Allah kita. Tuhan yang esa (Ul 6,4). Tuhanlah Allah yang di langit, di atas dan di bawah bumi, tak ada yang lain (Ul 4,39).

Allah Tritunggal yang diajar- kan Konsili Nicea thn 325 adalah pengakuan iman katolik. Kita percaya kepada Allah Tritunggal Mahakudus. Allah yang satu, tapi memiliki tiga pribadi: *Bapa, Putera dan Roh Kudus*. Ketiganya sama hakikatnya. Allah Bapa selaku Pencipta. Allah Putera, Yesus Kristus menebus dan Allah Roh Kudus yang menjiwai sebagai satu kesatuan dalam Trinitas. Rahasia ini menjadi pusat iman dan kehidupan orang katolik yang selalu dikenang dalam ibadah. Utamanya ketika kita buat Tanda Salib, memadahkan Kemuliaan, dalam doxologi, pujian akhir DSA serta saat berkat perutusan.

Dalam Injil, Yesus memberi amanat: *Pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku*. Perlu kita pahami latar belakang awalnya. Injil Matius ditujukan untuk para pembaca bekas Yahudi. Lalu untuk semua bangsa manusia. Hal ini terkait dengan penugasan misioner gereja. Tidak berarti kita usahakan semua masyarakat jadi kristiani. Tapi agar semangat kesatuan mesra yang ada dalam kodrat Trinitas juga menjiwai semua orang. Tugas kita wartakan injil agar ada sukacita dan damai bagi semua orang.

Yesus tegaskan pula dalam amanat ini *dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus* terkandung harapan. Tujuan- nya menjadikan dunia lahan yang layak huni. Tak lain mengarahkan orang kepada jalan pertobatan dan pengampunan dosa. Bukan mengkristenkan dan menguasai dunia, tapi merobah cara dan perilaku orang. Orang yang percaya harus punya sikap meninggalkan struktur dunia jahat dan memisahkan diri dari kebejatannya. Tak perlu risau karena Tuhan Yesus akan terus mendampingi para murid setia-Nya dengan kehadiran Roh Kudus hingga kapan pun.

Hal praktis yang harus ingat di saat kita buat *tanda Salib*. Kita menyebut nama Bapa sambil *menyentuh Jidad*, kita akui peran Allah Bapa. DIA merencankan, menciptakan dan menyelenggarakan segala termasuk hidup kita sendiri.

Di saat kita sebut Putera sambil *menyentuh pusar*, kita sadar bahwa Yesus itu Penyelamat. Dia menjadi pengantara yang terhubung antara kita dengan Bapa di surga. Tali pusar berfungsi sebagai sambung nyawa antara ibu & anak.

Saat kita sebut Roh Kudus sambil *menyentuh bahu kiri dan kanan*, kita sadari peran Roh Kudus yang memberikan kita daya kekuatan. Kita libatkan pikiran dan hati yang tercurah dalam karya agung Allah untuk seluruh muka bumi. Marilah dengan sadar kita wujudkan aspek Trinitaris dalam hidup mulai dari keluarga, gereja dan masyarakat kita.

Salam sehat di Hari Raya Trinitas. *Tetap taat menjaga Prokes*. Tuhan memberkati segenap keluarga kita sekalian dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita hidup. Amin

Rm. Ambros Ladjar, Pr:  Pastor Paroki Katedral Kupang

Komentar ANDA?