Oleh : Rm. Ambros Ladjar, Pr
Hari Minggu Pekan IV Prapaska, 10 Maret 2024*. Bacaan. 2Taw 36: 14-16, 19-23 dan Ef 2: 4-10 dan Injil Yoh 3: 14-21.
Pada umumnya di semua kota besar penerangannya sangat memadai. Kasus kejahatan pun relatif rendah karena semua lampu yang terpasang di segala tempat itu cukup baik. Lain halnya kalau listriknya bermasalah tampak seperti sebuah kota mati. Karena tak banyak orang beraktivitas. Biarpun gelap dan panas membuat orang enggan ke mana mana, karena takut. Takut penjahat, juga takut maling yang akan menjarah isi rumah, dsb. Walaupun ada rasa takut tapi kepada umat di Efesus, rasul Paulus katakan: Keselamatan itu bukan melulu hasil usaha kita tapi berkat karunia Allah.
Dampak perbuatan salah dan dosa sangat fatal. Sejarah Israel telah membuktikannya lantaran ketidak setiaan mereka kepada Allah. Mereka berontak terhadap Tuhan dan tak mengindahkan ajaran dan hukum-Nya. Walaupun Allah mengutus para nabi supaya mengingatkan mereka agar bertobat tapi mereka malah tetap berlaku brutal terhadap para utusan Allah. Karena mereka keras kepala maka Allah murka terhadap sikap arogan mereka. Raja Kasdim dalam bacaan pertama tadi diutus Allah untuk menjajah Israel bangsa yan tak setia. Ketika itu banyak orang Israel yang mati terbunuh dan Bait Allah yang dibanggakan dihancurkan.
Dosa kesombongan bangsa Israel telah merasuki jauh sendi kehidupan mereka secara menyeluruh. Akibat kesombongan raja Zedekia dan rakyat pada masanya maka lingkungan hidup yang dibanggakan hilang. Akibat dari akumulasi dosa itu, mereka mendapat hukuman dari Allah. Padahal sudah lebih dulu disampaikan lewat para Nabi, namun mereka tak mengindahkan. Tak pernah mereka berlaku rendah hati. Mereka merusakkan dan menajiskan Bait Allah. Sebab itu mereka dijajah bangsa Kasdim (kini Irak) dan semua penduduknya dibawa menjadi tawanan. Di kemudian hari barulah mereka dipulihkan kembali pada zaman Koresh raja negeri Persia (kini Iran).
Nikodemus seorang Yahudi merasa simpati akan ajaran Yesus. Agar dia bisa merasa yakin maka Yesus membuat perbandingan konkrit yang mudah dipahami. Sebagai pengajar Taurat, ia pasti tahu kisah nenek moyang mereka saat di padang gurun. Ketika berontak maka Yahwe suruh Musa tinggikan ular tembaga di sekitar perkemahan orang Israel. Ketika memandang ular tembaga saat dipagut maka orang akan sembuh. Yesus jelaskan kematian-Nya secara sederhana di atas Salib ibarat orang Yahudi melihat ular tembaga yang ditinggikan Musa. Mereka yang percaya jadi sembuh dan beroleh hidup yang kekal. Sebaliknya mereka yang tolak DIA akan mendapat hukuman karena orang lebih cendrung melakukan kejahatan.
Kristus adalah Terang yang menyertai hidup kita. DIAlah yang diutus Allah ke dalam dunia guna menerangi kita dari kegelapan dosa namun seringkali kitapun tak peduli dan masa bodoh. Supaya selamat maka DIA menuntut sikap keikhlasan hati kita. Secara jiwa besar kita datang kepada-Nya dan bertobat. Yesus mengajak kita hari ini, agar membangun suatu cara hidup yang baru yang tidak lain adalah ikuti cara Pikir, Kata dan Tindakan Yesus sendiri. Ketika kita buat baik dan melakukan hal-hal yang benar, kita berjalan dalam terang. Konsekuensinya kita harus menjauhkan segala pemahaman serta perilaku salah yang menyesatkan. Sadarkah kita bahwa Allah selalu mengasihi kita orang berdosa?
*Salam Seroja, Sehat Rohani dan Jasmani* di Hari Minggu buat semuanya. Jikalau ADA, Bersyukurlah. Jika TIDAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGI LAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹🌹✝️🪷🪷🤝🤝🎁🛍️💰🍇🍇🇮🇩🇮🇩
Pastor Paroki Katedral Kupang