Oleh: Rm. Ambros Ladjar, Pr
*Hari Minggu I Masa Adven, 01 Desember 2024*.
Bacaan. Yeremia 33: 14-16 dan 1 Tes 3: 12 – 4: 2 dan Injil Lk 21: 15-28, 34-36.
Bukan rahasia umum lagi jika Mie instan termasuk makanan yang tak sehat. Banyak penelitian menyebut bahwa banyak konsumsi mie instan dapat memicu masalah kesehatan yang serius. Hal ini disebabkan mie instan kaya karbohidrat namun kandungan serat, protein, vitamin, dan mineral tergolong sangat sedikit. Selain itu juga dalam satu bungkus mie instan terdapat bumbu yang mengandung amat banyak monosodium glutamate (MSG) atau micin dan garam sodium. Setelah menghabiskan satu porsi mie instan berarti sekitar 1.700 mg sodium masuk ke tubuh.
Jumlah itu sudah mencukupi sekitar 85 persen kebutuhan Garam perhari dari batasan yang direkomendasi. Bila tubuh kelebihan garam maka akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan dalam waktu jangka panjang, seperti meningkatnya Berat badan, Hipertensi, Diabetes dan penyakit Jantung. Bukan hanya itu namun penelitian Dr.Hyun Joon Shin dari USA bahwa risiko kesehatan lebih besar bagi perempuan yang sering makan mie instan. Hasil studi yang dipublikasi di Journal of Nutrition bahwa orang yang konsumsi mie instan 2x atau lebih dalam se minggu berisiko tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan dengan orang yang tak pernah makan mie.
Keinginan makan minum yang enak dalam ajang pesta pora adalah kegembiraan yang bakal membuat orang menderita. Segala usaha yang terkumpul bertahun tahun lamanya itu secara ekonomis akan habis dalam sekejap waktu. Sesuai jiwa, semangat penantian akan kedatangan Tuhan maka kita diminta sikap berjaga jaga atau waspada. Sesuai lukisan Injil Lukas bahwa Yesus datang dalam awan secara tiba tiba dengan kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dari sebab itu orang seharusnya menjaga diri sehingga hati tak sarat dengan pesta pora dan kemabokan. Juga sarat dengan kepentingan duniawi lain. Dalam arti orang harus miliki rasa peduli dan solider satu sama lain.
Rasul Paulus mengharapkan agar orang giat berusaha terus menerus untuk saling mengasihi. Atas cara hidup ìtu Tuhan menguatkan hati sehingga tetap kudus dan tak bercela di hadapan-Nya. Bukan itu saja tetapi Yesus juga mau mengingatkan kita agar selalu waspada. Orang harus menjaga diri, pikiran, mulut tak boleh sarat dengan segala kepentingan yang tak perlu. Jika hendak bahagia maka perlu jelas prioritas. Sebab kebahagiaan abadi adalah dambaan hidup dan harapan bagi semua bangsa. Di dalam pengharapan itu orang beriman akan mampu bertahan menantikan waktu Tuhan. Biarpun hidup penuh persaingan dan tantangan tapi kita tetap setia berharap agar segera akan berakhir.
Yesus Kristus haruslah menjadi arah orientasi iman di masa depan. Justru karena itu kita harus memperbaiki jalan hidup sebagai suatu gerakan hati seturut tuntuhan Tuhan Yesus. Sesuai harapan Yesus itu maka kita tak boleh larut dalam pesta pora dan kemabukan. Kita konsentrasi pada perbaikan diri sambil menantikan hari kedatangan Tuhan. Kejernihan suara hati manusia dalam seluruh perjuangan haruslah menjadi prioritas. Sangat jelas makna pesan Yesus di awal tahun liturgi gereja ini agar sebagai umat, kita tetap ulet menanti dengan penuh pengharapan.
Kita memasuki keheningan sambil melihat perilaku hidup kita. Segala soal yang tak sesuai tuntutan masa depan harus dihadapi dengan Doa dan pengamalan hidup nyata. Tampaknya sepele dan sederhana namun menjadi senjata ampuh agar manusia luput dari segala kesulitan.
Daya kekuatannya itu dasyat sebagaimana contoh hidup nyata Yesus sendiri. Dalam seluruh peristiwa hidup-Nya Yesus selalu minta bantuan Bapa-Nya maka DIA mampu memikul salib, menanggung derita, berjalan di atas air, beri makan orang banyak, dll..
Masa Penantian menjadi titik awal kita mempersiapkan diri menyongsong kelahiran Almasih. Janji keselamatan Allah itu mulai terwujud nyata dan akan berpuncak pada peristiwa kebangkitan Yesus. Olehnya Lilin Adven yang terpasang di depan ini adalah benih Lilin Paska, lambang Terang Kristus. Itu berarti kita berusaha menjadi terang dalam kehidupan ini. Tentu tak bisa kita gunakan daya kekuatan melainkan mengandalkan Tuhan dalam Doa. Dengan demikian maka DIA dapat mengubah segala sutuasi keterpurukan hidup manusia. Sejauh mana kita membina keakraban hidup rohani kita dengan Allah sumber segala kebaikan?
*Salam Seroja, Sehat Rohani dan jasmani* di Hari Minggu buat semuanya. Jikalau ADA, Bersyukurlah. Jika TIDAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGI LAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹🌹✝️🪷🪷🤝🤝🎁🛍️💰🍇🍇🇮🇩🇮🇩
Pastor Paroki Katedral Kupang