Ansel Deri Luncurkan Buku “Jejak dari Rantau” pada Hardiknas

0
1208
NTTsatu.com — JAKARTA — Ansel Deri, staf Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur Nusa Tenggara Timur saat masih tercatat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2014-2018, menerbitkan buku “Jejak dari Rantau” bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei.

“Ada belasan sosok beragam latar belakang profesi ditulis dalam buku setebal 200 lebih halaman tersebut,” kata Ansel Deri.

Buku biografi mini sejumlah tokoh asal NTT di berbagai level dan bidang profesi tersebut diluncurkan dalam sebuah diskusi ringan Forum Pemuda Peduli Lembata Jakarta (FPPL), wadah komunikasi terbatas sejumlah warga asal Lembata di wilayah Jabodetabek yang berlangsung di Cikini, Menteng, Jakarta, Pusat, Minggu, 2 Mei 2021.

“Niat menulis itu sudah lama terpendam. Beberapa kali saya sempat dengar Pak Viktor Laiskodat dan Pak Jacki Uly kisah inspiratif banyak warga asal NTT mengabdi di berbagai bidang tugas saat beliau berdua masih aktif di DPR RI. Warga asal NTT ini tak hanya dalam negeri tapi di manca negara,” kata Ansel Deri.

Menurut Ansel, kisah para tokoh itu dapat memberi motivasi, pelajaran bagi generasi muda agar berjuang meraih sukses dengan memanfaatkan kemudahan teknologi informasi yang kian pesat. Meski banyak dari mereka sukses dan dipercaya mengemban tugas di bidangnya namun belum banyak dikenal luas terutama warga masyarakat yang tinggal di desa maupun kampung-kampung.

“Banyak kisah tokoh ini bisa saja masih gelap di kalangan warga masyarakat, terutama yang tinggal di desa bahkan kampung-kampung. Saya terdorong menelusuri lebih jauh jejak pengabdian mereka kemudian merampungkan dalam bentuk buku. Buku ini bisa menjadi sumber informasi para siswa dan mahasiswa mengenal lebih jauh jejak pengabdian para tokoh dengan lika liku yang menyertai perjuangan mereka hingga hingga meraih sukses,” ujar Ansel, pria kelahiran kampung Kluang, Desa Belabaja (Boto), Nagawutun, Lembata.

Menurut alumni Universitas Nusa Cendana Kupang ini, sejak tahun lalu pihaknya memulai melakukan riset mini dan membaca berbagai sumber tambahan, berdiskusi dengan sejumlah rekan jurnalis, dan memulai melihat peluang sejumlah sosok di bidang tugas dan pengabdian yang mudah dihubungi untuk menulis buku tersebut.

“Saya meminta waktu Pak Jacki Uly menyampaikan niat menulis biografi mini orang-orang asal NTT yang inspiratif dalam sebuah buku. Saya bertemu beliau di kantornya, di belakang Mapolda Metro Jakarta. Pak Jacki sagat mendukung. Ya, sekalian saya minta waktu wawancara. Dalam obrolan singkat, saya baru tahu beliau pernah menjabat Kapolda Perserikatan Bangsa-Bangsa di Takeo, Kamboja di bawah misi PBB. Pak Jacki adalah salah satu tokoh yang saya angkat dalam buku ini,” kata Ansel.

Provinsial Ordo Fratrum Minorum (OFM) Indonesia Pastor Mike Peruhe Unarajan OFM saat berlangsung diskusi mengemukakan, setiap orang punya kisah hidup sendiri, punya alur kehidupan yang unik. Banyak orang sukses yang terlahir dari sebuah perjuangan yang tekun dan panjang. Juga banyak yang lahir dari kesederhanaan yang memantik energi perjuangan menuju kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat bagi banyak orang.

“Buku ini merupakan kisah-kisah inspiratif dari sejumlah tokoh NTT. Gaya tutur yang enak dan ringan seakan membuat pembaca melewati cerita-cerita yang hidup dan menggerakkan. Satu hal pasti, para tokoh dalam buku ini adalah orang-orang sederhana yang meraih sukses dalam kucuran keringat perjuangan yang tak kenal lelah. Ini yang sungguh menggetarkan, mempesona dan menginspirasi orang lain,” ujar Pastor Mike yang juga moderator Forum Pemuda Peduli Lembata Jakarta.

Menurut imam asal Mulandoro, Lembata, buku ini sangat cocok untuk semua kalangan, khususnya kaum muda dan remaja yang bisa belajar banyak hal menarik dan inspiratif untuk kemajuan diri, meraih masa depan penuh berkat. Dalam konteks gencarnya kampanye pengembangan literasi di NTT, langkah yang dilakukan penulis buku adalah sesuatu yang positif.

“Buku hasil karyanya tentu menjadi sumbangan berharga untuk menambah khasana bacaan yang inspiratif. Selain itu langkah menulis buku ini adalah salah satu cara mendorong warga NTT untuk terus melahirkan tokoh-tokoh inspiratif dari tanah Flobamora untuk Indonesia dan dunia,” kata Mike Peruhe.

Direktur Papua Circle Institute Hironimus Hilapok, M.Si mengapresiasi terbitnya buku Jejak dari Rantau karya Ansel, koleganya yang ia percaya sebagai Sekretaris Papua Circle Institute. Pengalaman para tokoh dalam buku ini, ujar Hiron, memberi pelajaran berarti bagi banyak orang terutama generasi muda arti perjungan yang dilandasi kerja keras, jujur, dan sabar dalam meraih sukses. Ada pepatah mengatakan, pengalaman adalah guru terbaik.

“Beberapa tokoh yang diuraikan dalam buku ini namanya sudah familiar di tingkat nasional dan dunia. Mereka berkarya dan mengabdi di bidang tugasnya masing-masing tak hanya dalam negeri tapi juga luar negeri. Banyak dari mereka datang dari latar belakang keluarga kurang mampu, menempuh pendidikan dasar di kampung halaman dengan fasilitas serba minim. Berkat usaha pantang menyerah mengubah hidup mereka menjadi berguna bagi banyak orang,” ujar Hiron, putra asli tanah Papua kelahiran Wamena.

Hiron yang dipercaya sebagai Komisaris Independen PT Adhi Karya (Persero) Tbk berharap agar pengalaman pengabdian para tokoh dalam buku ini menjadi referensi dan sumber bacaan bagi generasi muda terutama di kampung-kampung dalam mengisi pembangunan hari ini dan akan datang. Keutamaan para tokoh seperti kerjas keras, ulet, sabar, jujur, dan berserah dalam doa adalah nilai-nilai yang dapat dipedomani dan dihayati oleh siapapun dalam perjuangan meraih sukses.

“Gerakan literasi harus didorong sejak dini untuk menjadi habitus baru sehingga ilmu dan pengetahuan akan selalu hidup sepanjang hayat. Buku ini salah satu rerefensi tak hanya bagi generasi muda kita di sekolah dasar hingga menengah namun juga mahasiswa dan masyarakat untuk meningkatkan kebiasaan membaca dan menulis di tengah kemajuan teknologi informasi yang kian pesat,” ujar Hiron, lulusan Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Sejumlah tokoh dalam buku ini antara lain Uskup Tanjung Selor Mgr Dr Paulinus Yan Olla, MSF; H. Saleh Husin, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Ma’ruf Amin; Irjen Pol (Purn) Drs Y. Jacki Uly, MH, anggota DPR dan mantan Kapolda PBB Provinsi Takeo, Kamboja; Pastor Dr Markus Solo Kewuta SVD, staf Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama di Takhta Suci Vatikan; dan Sr Neno Maria Yosefina, SSpS, fotografer di Generalat SSpS Roma, Italia.

Selain itu ada juga Marsekal Pertama (Marsma) TNI Drs. Embu Agapitus, M.Si (Han), Kepala Staf Komando Garnisun Tetap II/Bandung; Agustinus Dawarja, praktisi hukum pasar modal; Boni Hargens, Ph.D, back-office analyst Kantor Staf Khusus Kepresidenan, Jenderal Gories Mere; Dr Justin L Wejak, Ph.D, dosen Kajian Asia di The University of Melbourne, Victoria, Australia, dan lain-lain.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Pak Linus Lusi; Pastor Dr Polykarp Ulin Agan SVD, dosen Teologi Fundamental pada Kölner Hochschule für Katholische Theologie, Sankt Augustin, Jerman; sastrawan ibu Mezra Pellondou; dan sahabat Joaqium Rohi atas bantuannya menulis pengantar, catatan editor, prolog, dan epilog buku ini. Saya sungguh mendapat kehormatan meski sempat menyita waktu saudara sekalian,” ujar Ansel. (*/bp)

Komentar ANDA?