Apakah Kamu Juga Tak Mau Pergi

0
301

Oleh: Rm. Ambros Ladjar, Pr

Hari Minggu Pekan XXI Masa Biasa, 25 Agustus 2024*. Bacaan. Yosua 24: 1-2, 15-18 & Ef 5: 21-32 dan Injil Yoh 6: 60 – 69

Kita tahu baik ungkapan klasik yang menarik disimak: *Habis manis sepah dibuang*. Sasaran orang sungguh amat jelas diarahkan kepada mereka yang tak tahu balas jasa. Pengeluhan ini terjadi lantaran ketika kesulitan, boleh jadi keluarga menjadi sandaran hidup ibarat ATM berjalan ke manapun. Setelah segala maksud hati tercapai semuanya mulai dilupakan dan pura pura berlaku sudah pikun. Sebab orang yang sudah buat baik dilupakan dan tak dipedulikan lagi.

Menjelang kematiannya, Yosua ingin tahu sikap umat Israel maka dikumpulkannya semua orangtua tua, para kepala, hakim dan pengatur pasukan di Sikhem. Rupanya dia sudah bosan kala melihat kelakuan mereka sehingga dia bertanya: apakah kalian mau tetap beribadah kepada para dewa nenek moyangmu yang disembah di seberang sungai Efrat dan dewa orang Amori atau tidak? Saya dan keluargaku tetap beribadah kepada Allah Esa. Mereka menjawab: Kami beribadah kepada Tuhan kita Allah yang Esa. Sebab DIAlah yang telah menuntun nenek moyang bangsa kita keluar dari tanah Mesir degan mengadakan mujizat besar depan mata.

Setelah makan Roti, Yesus memperkenalkan Diri-Nya sebagai Roti Hidup yang memiliki daging dan darah. Kata kata yang didengar para murid itu sungguh tak santun dan terasa keras sehingga mereka persoalkan. Yesus jelaskan bahwa Roh itulah yang telah memberi Hidup, tetapi daging sama sekali tak berguna. Maksudnya Tak lain bahwa kata kata Yesus sendiri adalah Roh dan Hidup namun orang tidak percaya. Ketika itu banyak dari mereka mulai mundur satu persatu. Yesus pun mulai meragukan motivasi para rasul-Nya. Tak heran jika sampai Yesus bertanya: apakah kamu juga tak mau pergi sekarang ini?

Pertanyaan retoris Yesus dijawab oleh Petrus sungguh meyakinkan: Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? “Sabda-Mu adalah Perkataan hidup yang kekal”. Kami telah percaya dan tahu bahwa Engkaulah yang kudus dari Allah. Yesus juga menuntut ketegasan sikap iman kita para pengikut-Nya saat kini untuk menyimak apa makna “makan Tubuh dan minum Darah”. Sebab itu kita perlu memiliki ketaatan penuh kepada-Nya dengan rendah hati, melebihi kesetian setiap pasangan suami istri.

Apa yang dikatakan Yesus adalah buah inspirasi yang menjadi dasar pijakan iman kita. Mungkin saja pernah kita mendapatkan lontaran kata kasar yang pedih dari pimpinan sampai mengusik rasa nyaman, perlu dilihat akumulasi dari semuanya. Sekiranya ada sesuatu hal yang salah maka sangat tepat apabila kita berlaku rendah hati dan sportif. Kita juga berlaku korektif dan selektif mengambil langkah baru. Apa yang dikerjakan Yesus sungguh sempurna dan tak ada yang kurang, tinggal menanti gilirannya tiba kitapun harus mampu untuk membuktikannya. Apakah setiap kata yang kita keluarkan dari mulut mampu kita jaga dengan baik?

*Salam Seroja, Sehat Rohani dan jasmani* di Hari Minggu buat semuanya. Jikalau ADA, Bersyukurlah. Jika TIDAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGI LAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹🌹✝️🪷🪷🤝🤝🎁🛍️💰🍇🍇🇮🇩🇮🇩

Pastor Paroki Katedral Kupang

Komentar ANDA?