Apakah yang Harus Kami Perbuat?

0
309

Oleh: Rm. Ambros  Ladjar, Pr

Hari Minggu Pekan III Masa Adven, 15 Desember 2024*. Bacaan. Zefanya 4: 14-18a dan Filipi 4: 4-7 dan Injil Luk 3:10-18

Orang yang benar benar tulus biasanya menunjukan kebaikan hati, komitmen serta selalu konsisten melalui tindakan dan sikap bukan hanya lewat kata kata rayuan belaka. Yohanes adalah figur yang tenar di depan publik. Sebab dengan suara lantang dia bersaksi tentang datangnya Sang Mesias biar pun dia sendiri belum ketemu dengan sosok pribadi itu. Secara jujur dia katakan: “sesudah aku, akan datang Mesias yang lebih berkuasa, membuka tali sandalnya sajapun aku tidak layak”.

Sejatinya dalam narasi injil Minggu III masa adven hari ini merupakan sebuah pertanyaan reflektif praktis yang bagus dalam kehidupan masyarakat sekitar. Sebab dari diri kita dituntut sikap yang jujur dan berani untuk melakukan. Jika demikian kita dinilai konsekuen; apa yang diucapkan itulah yang dilakukan. Yohanes saat itu sedang gencar kampanye mempersiapakan kedatangan Mesias. Dia menggaungkan seruan pertobatan serta melakukan pembaptisan massal. Oleh sebab itu ketika kelompok elit Yahudi datang, merekapun ikut merasa tergerak hati dan bertanya: Apa yang harus diperbuat?

Kepada khalayak ramai Yohanes menegaskan: Kalau memiliki kelebihan pakaian, bagikanlah kepada mereka yang telanjang. Mereka yang berpakaian compang camping. Kalau makananmu kelebihan, bagilah juga kepada yang lapar. “Jangan berlaku ego atau ingat diri karena titik fokusnya pada diri sendiri”. Selain itu ada juga banyak orang dengan status sosial berbeda yang datang dan tanya kepada Yohanes. Mereka adalah para pegawai pajak, para ASN, para penjaga keamanan dan kelompok masyarakat biasa.

Kepada para pemungut cukai, retribusi dan pajak Yohanes berkata: Jangan menagih lebih dari pada apa yang sudah ditetapkan. Setiap pungutan itu sudah jelas karena ada regulasinya. “Jangan berlaku curang”. Tak boleh bermenal korup, Juga tak boleh melakukan pungutan liar dari manapun. Kepada petugas Keamanan, Polisi, para prajurit dan security, Yohanes tekankan agar “Jangan merampas dan jangan memeras orang”. Tak boleh lakukan teror atau mengintimidasi orang.

Memang wajar sebab segala atribut dan fasilitas penunjang yang digunakan adalah hasil keringat rakyat kecil. Dari sebab itu maka orang harus berusaha untuk mencukupkan dirinya sendiri dengan upahnya serta tak boleh orang berlaku curang. Dari semangat penegasan Yohanes, sejatinya kita mau membangun rasa peduli terhadap sesama sehingga kasih sayang itu tumbuh. Selain itu lemah lembut dan rendah hati seperti pribadi Yohanes Pembaptis.

Yohanes itu merasa diri hanya sebagai sarana untuk kedatangan Sang Penebus. Dari sebab itu membuka tali kasutnyapun dia tak pantas. Rasul Paulus mengharapkan agar segala kebaikan kita diketahui oleh semua orang. Jika demikian maka kita akan bebas dari segala derita sebagimana penegasan nabi Zefanya dalam pesan Tuhan: “Aku akan mengangkat mala petaka dari padamu sehingga engkau tak lagi menanggung cela”. Pertanyaan yang sama juga dapat kita pergunakan untuk mengoreksi diri kita. Perbuatan baik manakah yang harus kita lakukan di dalam masa adven ini ?

*Salam Seroja, Sehat Rohani dan jasmani* di Hari Minggu buat semuanya. Jikalau ADA, Bersyukurlah. Jika TIDAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGI LAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹🌹✝️🪷🪷🤝🤝🎁🛍️💰🍇🍇🇮🇩🇮🇩

Pastor Paroki Katedral Kupang

Komentar ANDA?