KUPANG. NTTsatu.com – PT PLN Pusat setuju mengirimkan mesin dengan total daya sebesar 20 mega watt (MW) untuk mengatasi defisit daya di Sistem Kupang akibat musibah di PLTU Bolok pada Rabu (2/12) petang.
“Mesinnya akan direlokasi dari daerah lain ke Kupang. Kami belum tahu relokasi dari daerah mana, kami tinggal menunggu kapan mesin tersebut bisa segera dikirim ke Kupang. Kami juga meminta untuk percepatan agar mesin bisa dikirim terlebih dahulu sambil administrasi diselesaikan,” jelas General Manager PLN Wilayah NTT, Richard Safkaur.
Dalam siaran pers yang dikirim Humas PLN Wilayah NTT dan diterima redaksi NTTsatu.com, Jumat, 04 Desember 2015 pagi disebutkan, listrik di Kota Kupang dan sekitarnya padam sejak Rabu (2/12) jam 16.15. Hasil investigasi sementara menunjukkan listrik padam karena gangguan petir pada jaringan transmisi dari PLTU Bolok menuju Gardu Induk Maulafa, yang terjadi pada pukul 16.15 WITA.
Saat petir menyambar jaringan listrik, jelas Safkaur, PLTD Tenau merespon dengan keluar dari sistem. Selanjutnya beban beralih dipikul sendiri PLTU Bolok. Berhubung beban yang dipikul terlampau besar mengakibatkan kedua unit 1 dan unit 2 berhenti beroperasi.
“Mesin PLTU Bolok unit 1 membutuhkan waktu sekitar lima hari untuk pemulihan, sedangkan mesin unit 2 mengalami kerusakan sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk pemulihannya. PLN mohon maaf atas kejadian ini,” ungkap Safkaur.
Akibat kejadian itu, Sistem Kupang mengalami defisit daya cukup besar. Daya mampu Sistem Kupang sisa 34 MW, sehingga pada siang hari defisit sekitar 10 MW dari beban puncak sebesar 44 MW. Sedangkan pada malam hari defisit sebesar 18 MW, dari total beban puncak sebesar 52 MW.
“Kita sedikit tertolong oleh temperatur udara sudah berkurang panas, dan lebih sejuk sehingga tren pemakaian listrik agak menurun,” ungkap Safkaur.
Untuk mengatur pemadaman PLN Area Kupang menerapkan padam bergilir dengan durasi padam selama empat jam. Dengan durasi empat jam, setiap jalur atau penyulang bisa mengalami padam lebih dari sekali. (Humas PLN Wilayah NTT)