Aulesa, Desa Pertama di Lembata yang Bangun Perpustakaan Desa

0
2226

NTTsatu.com -LEMBATA – Masyarakat Desa Aulesa, Kecamatan Ile Ape Timur sudah berhasil membangun perpustakaan desa sebagai media mencerdaskan masyarakat. Desa ini merupakan desa pertama di kabupaten Lembata yang sudah berhasil membangun perpustakaan desa.

Perpuskaan Desa tersebut menelan biaya sebesar Rp.96.642.830,- yang bersumber dari Alokasi Dana Desa. Ini prestasi luar biasa, karena dari 144 Desa dan 7 Kelurahan pada 9 Kecamatan belum punya Perpuskakaan desa permanen. Diharapkan desa lain juga bisa membangun perpustakaan desa yang menjadi sarana untuk mencerdaskan masyarakat.

Kegembiraan masyarakat Desa Aulesa tak terbendung lagi saat rombongan Bupati Lembata tiba di Gerbang desa Aulesa. Seluruh Warga masyarakat, para Kepala Desa dan Ketua BPD Se-Kecamatan Ile Ape Timur menyambut gembira kehadiran Bupati Sunur meski diguyur hujan lebat. namun tidak mengurangi niat warga untuk berjumpa dengan orang nomor satu Lembata yang untuk kedua kalinya Kunker di Desa Ebak Tekalesa, Tanah Uaken Tepelesu.

Foto: Inilah gedung perpustakaan Desa Aulesa, Kecamatan Ile Ape Timur Kabupaten Lembata ( foto: Vq )

Penerimaan diawali dengan lantunan Oreng /litani dalam bahasa daerah dan suguhan adat. Disemarakan dengan tarian adat.

“Hari ini hari penuh berkat bagi seluruh masyarakat Desa Aulesa. Kami merasa sangat berbahagia dengan kehadiran Bupati Lembata, Bapak Eliazer Yantji Sunur bersama semua pimpinan OPD ke desa ini. Kunjungan Kerja (Kunker) ini amat penting dan strategis. Karena meresmikan Taman Bacaan dan Perpustakaan Desa yang kami bangun dengan dana ADD tahun 2018,” ungkap Kepala Kepala Desa Aulesa, Silvester Sili.

Menurut Sili, pembangunan infrastruktur ini menelan biaya sekitar Rp.96.642.830. Dengan rinciaan: pembangunan fisik Rp. 75.880.200.96, Pengadaan buku-buku sebanyak 85 judul buku menelan biaya Rp: 11.230.280,-Sedangkan peralatan dan perlengkapan perpustakaan lainnya sebesar Rp. 9.532.339.31 sen. Dengan demikian total ADD secara keseluruhan mencapai Rp. 96.642.830.27 sen.

Kades sili juga menyampaikan ada tantangan yang dihadapinya karena kunjungan/minat baca masyarakat dan anak-anak sekolah di Desa Aulesa dan desa-desa tetangga sangat tinggi mengingat Kecamatan Ile Timur hanya satu-satunya desa Aulesa yang memiliki perpustakaan Desa.

“untuk itu kami mohon kepada pemerintah melalui Bupati Lembata agar kami dapat difasilitasi berupa buku-buku untuk menambah leteratur di perpustakaan yang baru dibangun ini. Karena buku-buku yangh ada merupakan pemberian dari donatur perorangan dan LSM Menza,” pinta Kades Sili.

Bupati Sunur usai meresmikan perpustakaan desa itu mengkritisi kehadiran prrpustakaan yang perlu menjadi catatan penting kepala desa dan pengelolanya.

“Saya coba melihat lokasi ini dan penempatan bangunan. Alam yang berada disekitar gedung perpustakaan bagitu indah. Namun saya bertanya dalam hati. Gedungnya sudah ada. Apakah masyarakat hanya meminjam buku dan baca dirumah atau baca dibawa pohon? Lokasi ini perlu adanya daya tarik, pasar kita mana ? Anak-anak dari PAUD karena membaca ini milik kita semua. Karena orang tua kita ini kadang tidak membaca lagi. Mereka lebih banyak baca hati, baca pakai perasaan. Marah juga termasuk literasi. Dan literasi yang benar yang bagaimana? Marah dengan sopan santun, marah bukan dengan tangan. Marah dengan tutur kata, tidak perlu marah pakai ceritera dan ceritera itu penuh di dalam Perpustakaan atau dalam gedung ini, “ ungkap Bupati Sunur.

Foto:  Bupati Lembata Eliazer Yantji Sunur Saat bersalaman dengan Direktur LSM Menza Valentinus Ola. ( foto ; VQ )

Lebih jauh Sunur mengatakan, jangan makan jagung, bukan melarang makan jagung tetapi belajar anak mengambil jagung sendiri tapi baca dalam buku ini bagaimana cara menanam jagung, disiniah gudang ilmunya. Inilah salah satu titik peradaban karena membaca adalah membuka jendela dunia. Tempat ini bisa menjadi sentra pertemuan dan posyandu. Bisa untuk duduk berembuk warga desa baik skala besar maupun skala kecil. Jadi tempat ini perlu dimaanfaatkan sesuai peruntukannya .

“Pemerintah sebenarnya tahun kemarin mengalokasikan anggaran untuk Perpustakaan Desa. Tapi ada larangan tidak boleh hibah kepada perpustakaan Desa sehingga buku-buku kita tetap tersimpan di kabupaten. Pemerintah juga akan berusaha untuk membantu para kepala desa yang mempunyai inovasi dan keberanian mencerdaskan masyarakat melalui alokasi pembangunan ini. Kabupaten Lembata sejak tahun 2017 telah mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Literasi. Karena itu, para kepala desa yang lain ayo berlomba berinovasi dan inprovisasi dalam literasi membangun desa, “ajak Sunur. (VQ/ Kominfo Lembata).

========

Foto: Bupati Lembata, Yentji Sunur bersama Ibu didampingi Camat Ile Ape Timur dan ibu bersamsa Rombongan Saat diterima secara adat dan disambut warga Desa Aulesa ( foto : VQ ).

Komentar ANDA?